Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Diplomasi Publik dan National Branding

Diplomasi merupakan suatu cara untuk mencapai kepentingan suatu aktor dengan cara damai sehingga perang dianggap sebagai cara terakhir untuk mengatasi suatu konflik. Diplomasi pada masa perang dunia merupakan dialog antar negara secara formal untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman dan globalisasi yang semakin membuat negara-negara di dunia terhubung dan ketergantungan satu sama lain, diplomasi pun juga mengalami perkembangan.

Diplomasi publik dan national branding
Ilustrasi Diplomasi
Pada masa pasca perang dingin diplomasi kemudian tidak hanya dilakukan oleh negara saja, tetapi juga aktor-aktor non-negara, seperti Organisasi Internasional, MNC, dan individu. Media komunikasi kemudian menjadi sangat penting dalam menghubungkan setiap aktor dalam hal diplomasi, sehingga menyebabkan muncul konsep diplomasi publik. Kedua elemen tersebut memiliki peran yang penting bagi pemerintah untuk menjalankan diplomasi publik mereka.

Pengertian dan Tujuan Diplomasi Publik

Diplomasi publik dalam buku public diplomacy karya Mark Leonard mengatakan bahwa diplomasi publik merupakan sebuah cara untuk membangun hubungan dengan cara memahami kebutuhan, budaya, dan masyarakat; mengomunikasikan pandangan; membenarkan mispersepsi yang ada dalam masyarakat internasional; mencari area dimana pemerintah dapat menemukan kesamaan pandangan (Leonard, 2002:8).

Hubungan yang terjalin melalui diplomasi publik kemudian diharapkan dapat membuat suatu lingkungan yang baik bagi masyarakat antar negara untuk saling bekerja sama dan meningkatkan pertumbuhan transaksi di antara mereka.

Mark menilai bahwa terdapat tiga tujuan yang dapat dicapai dengan adanya diplomasi publik, yakni (Leonard, 2002:9):
  1. Meningkatkan rasa kekeluargaan dengan negara lain, dengan cara membuat mereka memikirkan negara lain, memiliki citra yang baik terhadap satu negara)
  2. Meningkatkan penghargaan masyarakat ke pada negara tertentu, seperti mempunyai persepsi yang positif
  3. Mengeratkan hubungan dengan masyarakat di satu negara, contohnya dengan cara pendidikan ke dalam kerja sama ilmiah, meyakinkan masyarakat di satu negara untuk mendatangi tempat – tempat wisata, menjadi konsumen produk buatan lokal, pemberi pengetahuan mengenai nilai – nilai yang dijunjung oleh aktor
  4. Memengaruhi masyarakat di negara lain untuk berinvestasi, dan menjadi partner dalam hubungan politik.
Melihat tujuan yang dikemukakan Mark, maka kita dapat melihat bahwa diplomasi publik memerlukan komunikasi dua arah untuk menciptakan komunikasi yang baik agar nilai dan pesan yang diberikan dapat diterima tanpa adanya kesalahpahaman. Hal ini juga menunjukkan bahwa diplomasi publik berbeda dengan propaganda. Propaganda sering dianggap mempunyai pengertian yang sama dengan diplomasi publik karena propaganda juga berfungsi untuk memengaruhi pihak lain agar mempunyai pikiran yang sama dengan yang kita inginkan.  dalam diplomasi publik ditekankan bahwa dalam prosesnya, kita juga harus mendengarkan pendapat orang lain dan tidak bersifat memaksa.

Nation Branding

Konsep lain yang berhubungan dengan diplomasi publik adalah nation-branding. Konsep tersebut mempunyai pengertian yang saling tumpang tindih dengan diplomasi publik, sehingga nation-branding dianggap mempunyai hubungan yang erat dengan publik. Meskipun begitu, tetap saja terdapat perbedaan di dalam kedua konsep tersebut. Yang pertama, kekuatan diplomasi publik berada pada pengakuan dan penerimaan dari batas-batas yang ada dan kebanyak kampanye diplomasi publik dilakukan berdasarkan asumsi kebanyakan orang luar yang akan memengaruhi pemikiran dari orang lain, sedangkan nation-branding menggunakan pendekatan holistic dimana hal ini sangat berpengaruh untuk membangun citra suatu negara, terutama kepada negara yang lemah (Melissen, 2005:20).

Perbedaan konsep yang kedua adalah nation-branding mencerminkan identitas nasional dan memperlihatkan aspirasi dari negara mereka, tetapi hal tersebut tidak dapat bergerak melewati realita sosial yang ada. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan dan berbeda dengan diplomasi publik dimana diplomasi publik tidak selalu mengenai pencitraan suatu negara. Persaman dari kedua hal tersebut adalah keduanya memerlukan waktu yang lama untuk mencapai tujuannya.

Daftar Pustaka

  • Melissen, Jan. 2005. The new public Diplomacy. Palgrave Macmillan. New York.
  • Leonard, Mark. 2002. Public Diplomacy. The Foreign Policy Centre. London
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Diplomasi Publik dan National Branding. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2015/02/diplomasi-publik-dan-national-branding.html