Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Strategi Membaca DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

Strategi membaca DRTA (Directed Reading Thinking Activity) adalah strategi membaca dan berpikir secara langsung, sehingga siswa dapat fokus terhadap teks serta memprediksi isi dari cerita dengan membuktikannya saat membaca.

Strategi Membaca DRTA (Directed Reading Thinking Activity)
Strategi Membaca DRTA
Strategi membaca DRTA dikembangkan oleh Russel G. Stauffer pada tahun 1969. Menurut Stauffer, strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika membaca. Dengan strategi DRTA guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara (Rahim, 2011:47).

Strategi membaca DRTA bertujuan agar siswa mampu membaca secara jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman. Asumsinya, pemahaman bisa ditingkatkan dengan membangun latar belakang pengetahuan, menyusun tujuan khusus membaca, mendiskusikan, dan mengembangkan pemahaman sesudah membaca.

Berikut ini beberapa pengertian dan penjelasan mengenai strategi membaca DRTA dari beberapa sumber referensi:
  • Menurut Walker (2012:196), strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) merupakan instruksi dalam pembelajaran membaca dengan memprediksi apa yang penulis pikirkan, mengkonfirmasi atau merevisi prediksi dan mengkolaborasi pendapat. 
  • Menurut Khomariah (2013:5), strategi pembelajaran DRTA atau Directed Reading Thinking Activity merupakan strategi untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif. Strategi DRTA adalah strategi pembelajaran membaca yang dilakukan dalam pembelajaran membaca khususnya membaca intensif dengan melatih siswa untuk berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. 
  • Menurut Wiesendanger (2001), Directed Reading Thinking Activity (DRTA) adalah strategi prabaca, baca dan pascabaca. Dalam kegiatan ini siswa diikutsertakan dalam menebak (mengira-ngira) akan seperti apa ceritanya (tentang apa). Strategi Directed Reading - Thinking Activity (DRTA) juga melibatkan pembaca untuk menggunakan pengalamannya untuk membangun ide pengarang. Kegiatan ini dapat digunakan dalam setiap tingkat pembaca baik dalam grup atau individu, baik dengan teks cerita atau penjelasan.

Tujuan Strategi Membaca DRTA 

Tujuan penggunaan strategi membaca DRTA adalah untuk memudahkan siswa dalam memahami isi cerita sehingga mendapatkan pengetahuan yang lebih luas lagi, mengembangkan potensi dan daya pikir dalam memahami isi cerita serta memiliki gambaran yang lebih luas terhadap materi yang akan dipelajari.

Tujuan membaca DRTA antara lain adalah sebagai berikut (Abidin, 2012:7):
  1. Memberi guru format dasar dalam memperkenalkan pembelajaran yang sistematis.
  2. Meningkatkan pemahaman siswa.
  3. Memandu siswa melaksanakan baca pilih. 
  4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca teks.

Langkah-langkah Strategi Membaca DRTA 

Langkah-langkah penggunaan strategi membaca DRTA dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Rahim, 2009:48):
  1. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. Pada tahap ini guru menuliskan judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa di papan tulis. Setelah itu guru menyuruh siswa memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca berdasarkan judul tersebut.
  2. Membuat prediksi dari petunjuk gambar. Langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah memajang gambar dari teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Setelah itu suruhlah siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya nanti.
  3. Membaca bahan bacaan atau teks. Menyuruh siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa tersebut.
  4. Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi. Setelah membaca teks tersebut guru melakukan penilaian terhadap hasil prediksi siswa, dengan cara mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang prediksinya tadi sama dengan teks bacaan yang baru saja dibaca. 
  5. Ulangi kembali semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup. 
  6. Membuat ringkasan sesuai dengan versinya masing-masing.
Sedangkan menurut Abidin (2012:81), tahapan dalam penggunaan strategi membaca DRTA adalah sebagai berikut:

a. Tahap Prabaca

  1. Guru memperkenalkan bacaan, dengan jalan menyampaikan beberapa informasi tentang isi bacaan. 
  2. Siswa membuat prediksi atas bacaan yang akan dibacanya. Jika siswa belum mampu, guru harus memancing siswa untuk membuat prediksi. Diusahakan dihasilkan banyak prediksi sehingga akan timbul kelompok yang setuju dan kelompok yang tidak setuju. Beberapa pancingan untuk membuat prdiksi antara lain: 1) Menurut pendapatmu, apa isi cerita yang berjudul X ini? 2) Bagaimana nasib tokoh cerita dalam cerpen ini? 3) Prediksi mana yang menurutmu paling benar?

b. Tahap Membaca

  1. Siswa membaca dalam hati cerita untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya. Pada tahap ini guru harus mampu membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan, memperhatikan perilaku baca siswa, dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata dengan cara memberikan ilustrasi kata, bukan langsung menyebutkan makna kata tersebut. 
  2. Menguji, prediksi, pada tahap ini siswa diharuskan mengecek prediksi yang telah dibuatnya. Jika prediksi yang dibuat siswa salah, siswa harus mampu menunjukkan letak kesalahan tersebut dan mampu membuat gambaran baru tentang isi wacana yang sebenarnya.

c. Tahap Pascabaca 

Pelatihan keterampilan fundamental. Tahapan ini dilakukan siswa untuk mengaktifkan kemampuan berpikirnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali cerita, menceritakan kembali cerita, membuat gambar, diagram, ataupun peta konsep bacaan, dan membuat peta perjalanan tokoh (perjalanan yang menggambarkan keberadaan tokoh pada beberapa peristiwa yang dialaminya).

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Membaca DRTA 

Kelebihan strategi membaca DRTA antara lain adalah sebagai berikut:
  1. DRTA merupakan aktivitas pemahaman yang memprediksi cerita sehingga membantu siswa dalam memperoleh gambaran keseluruhan dari materi yang sudah dibacanya. 
  2. DRTA dapat menarik minat siswa dalam belajar terutama membaca cerita.
  3. DRTA menunjukkan pada siswa bahwa belajar bukan hanya belajar saja akan tetapi untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya.
  4. DRTA dapat digunakan pada beberapa mata pelajaran baik isi maupun prosedur dalam mengajar.
Adapun kelemahan dalam penggunaan strategi membaca DRTA adalah sebagai berikut:
  1. Strategi DRTA seringkali menyita banyak waktu jika pengelolaan kelas tidak efisien.
  2. Strategi DRTA mengharuskan penyediaan buku bacaan dan seringkali di luar kemampuan sekolah dan siswa.
  3. Melalui pemahaman membaca langsung, informasi tidak dapat diperoleh dengan cepat, berbeda halnya jika memperoleh abstraksi melalui penyajian secara lisan oleh guru.

Daftar Pustaka

  • Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
  • Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Walker, Barbara J. 2012. Diagnostic Teaching of Reading. Boston: PearsonEducation.
  • Khomariah, Nur. 2013. Skripsi: Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinkingactivity (DRTA) Pada Siswa Kelas V SDN Karanganyar 01 Kota Semarang. Semarang: UNS.
  • Wiesendanger, Katherine D. 2001. Strategies for Literacy Education. Columbus: Upper Saddle River.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Strategi Membaca DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2017/10/strategi-membaca-drta-directed-reading-thinking-activity.html