Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tanda, Pemeriksaan dan Pencegahan Penyakit Asam Urat

Asam Urat (uric acid) merupakan suatu senyawa alkaloida hasil akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal dari pemecahan nukleotida purin. Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein makanan yang mengandung purin (daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang-kacangan dan buncis) atau dari penguraian purin (sel tubuh yang rusak), yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat.
Asam Urat
Asam Urat
Asam urat (uric acid) adalah suatu senyawa alkaloida turunan purin (xanthine) yang ditemukan pertama kali oleh Scheele pada tahun 1776. Asam urat berbentuk kristal putih, tidak berbau dan berasa, mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida (HCN), sangat sukar larut dalam air, larut dalam gliserin dan alkali. Purin awalnya diurai menjadi hipoxanthin. Reaksi tersebut kemudian dikatalisis oleh enzim xanthine oxidase. Hipoxanthin kemudian diubah menjadi xanthine. Xanthine ini yang kemudian diubah menjadi asam urat. Proses oksidasi tersebut melibatkan oksidasi oksigen sebagai akseptor (penerima) elektronnya. Selain terbentuk xanthine dan asam urat, akibat oksidase itu juga terbentuk superoksida radikal dan hydrogen peroksida (Kristanti, 2003).

Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai antioksidan dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan sel, kita membutuhkan asam urat. Jika tubuh kekurangan asam urat sebagai antioksidan maka akan banyak oksidasi atau radikal bebas yang bisa membunuh sel-sel kita. Metabolisme tubuh secara alami menghasilkan asam urat. Makanan yang dikonsumsi juga menghasilkan asam urat.

Penyakit Asam Urat 

Lokasi Sendi Sakit Asam Urat
Lokasi Sendi Sakit Asam Urat
Asam urat menjadi masalah ketika kadar di dalam tubuh melewati batas normal. Timbunan asam urat dalam tubuh menyebabkan terjadinya kelebihan kadar asam urat dalam darah. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu kelebihan produksi asam urat dalam tubuh dan penurunan ekskresi asam urat melalui urin. Kurang lebih 75% penderita kelebihan asam urat terjadi akibat peningkatan asam urat dengan pengeluaran yang tidak sempurna. proses pengeluaran yang tidak sempurna disebabkan adanya gangguan ginjal, pengaruh beberapa jenis penyakit dan obat seperti hipertensi dan gangguan kardiovaskuler.

Penyakit asam urat atau Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah atau hiperurisemia. Gout dapat besifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan akibat penurunan ekskresi asam urat. Sedangkan gout sekunder disebabkan pembentukan asam urat berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau obat-obatan tertentu.

Penyakit asam urat yang terjadi dalam tubuh penderita memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
  1. Nyeri pada satu atau beberapa sendi pada malam hari, makin lama makin memburuk, Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan, kencang licin dan hangat.
  2. Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita terjadi peningkatan denyut jantung, Bila benjolan kristal di sendi pecah, akan keluar massa seperti kapur, kadar asam urat dalam darah tinggi.

Tahapan Penyakit Asam Urat 

Tahapan penyakit asam urat (gout) adalah sebagai berikut (Sustrani, 2004):
  1. Asymptomatic (tanpa gejala). Pada tahap ini penderita tidak menunjukkan gejala selaian dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20% pasien hiperurisemia asimptomatik yang berlanjut menjadi serangan gout akut. 
  2. Akut. Pembengkakan yang terjadi mendadak dan nyeri yang luar biasa, biasanya terjadi pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Terdapat demam akibat peningkatan jumlah leukosit. Rasa sakit dapat berkurang dalam beberapa hari tapi dapat muncul kembali pada interval yang tidak tentu. 
  3. Interkritikal. Penderita asam urat tidak mengalami gejala yang dapat berlangsung dari beberapa bulan atau tahun. Tetapi kadang-kadang serangan muncul dalam waktu yang tidak tertentu. 
  4. Kronis. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan perasaan nyeri, sakit dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. pada tahap ini tophi menumpuk diberbagai jaringan lunak tubuh penderita seperti bursa olekranon, tendod achiles, permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar dan heliks telinga.

Pemeriksaan Penyakit Asam Urat 

Terdapat dua macam pemeriksaan kadar asam urat, yaitu:

a. Pemeriksaan Holistik 

Pemeriksaan holistik adalah pemeriksaan yang menyeluruh dimana pemeriksaan dilakukan dari kapan terjadinya nyeri, bagaimana dapat terjadinya nyeri. Setelah itu dilihat riwayat kesehatan, baru di tegakkan diagnosis.

b. Pemeriksaan Enzimatis

Pemeriksaan enzimatis adalah pemeriksaan asam urat dengan prinsip uric-acid yang bereaksi dengan urease membentuk reaksi H2O2 di bawah katalisis peroksiadase dengan 3,5 didorohydroksi bensensulforic acid dan 4 aminophenazone memberikan reaksi warna violet dengan indikator Quinollmine.

Pencegahan Penyakit Asam Urat 

Selain pengobatan, penyakit asam urat dapat dicegah dengan hal-hal sebagai berikut (Vitahealth, 2005):
  1. Jumlah kalori yang berasal dari makanan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh berdasarkan indeks masa dengan aktivitas fisik. 
  2. Mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana (zat gula). 
  3. Menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, seperti: jeroan (hati, limpa, babat, usus, paru otak, jantung), sari laut (udang, kerang, remis, kepiting), makanan kaleng (ikan sarden, cornet beef), ekstrak daging (kaldu), unggas (bebek, angsa, burung dara, ayam), buah-buahan (durian, alpokat, nanas, air kelapa, melinjo, dan emping melinjo). 
  4. Menghindari alkohol (bir, wiski, anggur, tape, brem, tuak, dan minuman hasil fermentasi). 
  5. Membatasi konsumsi protein hingga 15% dari total kalori.
  6. Membatasi konsumsi lemak jenuh dan tidak jenuh (santan, daging berlemak, mentega dan makanan menggunakan minyak) hanya 15% dari total kalori.
  7. Cukup kebutuhan air minum.

Daftar Pustaka

  • Kristanti, N. 2003. Phaleria papuana, Alternatif Bagi Asam Urat. Online.
  • Sustrani, Lanny. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Vitahealth. 2005. Asam Urat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Tanda, Pemeriksaan dan Pencegahan Penyakit Asam Urat. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2017/10/tanda-pemeriksaan-pencegahan-penyakit-asam-urat.html