Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model Pembelajaran Probing Prompting

Model pembelajaran probing prompting merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan asal katanya, probing artinya penyelidikan, pemeriksaan sedangkan prompting artinya mendorong atau menuntun. Model pembelajaran Probing Prompting berhubungan dengan pertanyaan yang dikenal dengan Probing question dan Prompting question.
Model Pembelajaran Probing Prompting
Pembelajaran Probing Prompting
Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut dari siswa yang bermaksud mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta lebih beralasan. Sedangkan Prompting question adalah pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikirnya (Mayasari dkk, 2014:57).

Berikut ini definisi dan pengertian probing prompting dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Suyatno (2009:63), pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga menjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. 
  • Menurut Hamdani (2011:23), pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.

Langkah-langkah Pembelajaran Probing Prompting 

Fase pembelajaran dengan menggunakan teknik probing prompting umumnya terdiri dari tiga fase kegiatan, yaitu:
  1. Kegiatan awal, guru menggali pengetahuan prasyarat yang sudah dimiliki siswa dengan menggunakan teknik probing. Hal ini berfungsi untuk introduksi, revisi, dan motivasi. Apabila prasyarat telah dikuasai siswa, langkah yang keenam dari tahapan teknik probing tidak perlu dilaksanakan. Untuk memotivasi siswa, pola probing cukup tiga langkah, yaitu langkah 1,2, dan 3. 
  2. Kegiatan inti, pengembangan materi maupun penerapan materi dilakukan dengan menggunakan teknik probing. 
  3. Kegiatan akhir, teknik probing digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajarnya setelah siswa selesei melakukan kegiatan inti yang telah ditetapkan sebelumnya. Pola meliputi ketujuh langkah itu dan diterapkan terutama untuk ketercapaian indikator.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran probing promting adalah sebagai berikut (Mayasari dkk,2014:57):
  1. Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sebelumnya telah dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai. 
  2. Guru memberikan waktu untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut kira-kira 1-15 detik sehingga siswa dapat merumuskan apa yang ditangkapnya dari pertanyaan tersebut. 
  3. Setelah itu secara acak, guru memilih seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut, sehingga semua siswa berkesempatan sama untuk dipilih. 
  4. Jika jawaban yang diberikan siswa benar, maka pertanyaan yang sama juga dilontarkan kepada siswa lain untuk meyakinkan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran namun, jika jawaban yang diberikan salah, maka diajukan pertanyaan susulan yang menuntut siswa berpikir ke arah pertanyaan yang awal tadi sehingga siswa bisa menjawab pertanyaan tadi dengan benar. Pertanyaan ini biasanya menuntut siswa untuk berpikir lebih tinggi, sifatnya menggali dan menuntun siswa sehingga semua informasi yang ada pada siswa akan membantunya menjawab pertanyaan awal. 
  5. Meminta siswa lain untuk memberi contoh atau jawaban lain yang mendukung jawaban sebelumnya sehingga jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi kompleks. 
  6. Guru memberikan penguatan atau tambahan jawaban guna memastikan kepada siswa bahwa kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran tersebut sudah tercapai dan mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Probing Prompting 

Kelebihan model pembelajaran probing prompting antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Mendorong siswa berfikir aktif. 
  2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas sehingga guru dapat menjelaskan kembali. 
  3. Perbedaan pendapat antara siswa dapat dikompromikan atau diarahkan pada suatu diskusi. 
  4. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang ngantuknya. 
  5. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran probing prompting adalah sebagai berikut:
  1. Siswa merasa takut, apalagi guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang melainkan akrab.
  2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan mudah dipahami siswa. 
  3. Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua, atau tiga orang. 
  4. Jumlah siswa yang banyak tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

Daftar Pustaka

  • Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 
  • Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Rineka Cipta.
  • Mayasari dkk. 2014. Penerapan Teknik Probing Promting dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII MTSN Lubuk Padang. Jurnal Pendidikan Matematika Vol.3 No. 1.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model Pembelajaran Probing Prompting. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2017/11/model-pembelajaran-probing-prompting.html