Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Membangun Personal Branding

Personal branding adalah sebuah proses dalam membentuk, menarik dan memelihara persepsi masyarakat berkaitan dengan aspek-aspek yang dimiliki seseorang seperti keahlian, prestasi, kepribadian atau nilai-nilai yang dibangun secara sengaja maupun tidak sengaja dengan tujuan menampilkan citra positif sehingga dapat berlanjut kepada kepercayaan dan loyalitas yang dapat digunakan sebagai alat pemasaran.

Membangun Personal Branding

Personal branding akan membuat semua orang memandang seseorang tersebut secara berbeda dan unik. Personal branding menjelaskan 3W terhadap seseorang, yaitu tentang siapa diri anda yang sebenarnya (who are you), apa yang telah anda lakukan sebelumnya (what have you done), dan apa visi misi anda ke depan (what will you do).

Berikut definisi dan pengertian personal branding dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Haroen (2014), personal branding adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang, seperti kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai dan bagaimana semua itu menciptakan persepsi positif dari masyarakat yang dapat digunakan sebagai alat pemasaran. 
  • Menurut Montoya (2006), personal branding adalah sebuah seni dalam menarik dan memelihara lebih banyak klien dengan cara membentuk persepsi publik secara aktif. 
  • Menurut Wasesa (2011), personal branding adalah proses ketika orang menggunakan dirinya atau karirnya sebagai merek (brand). Personal branding merupakan seni untuk menarik dan menjaga persepsi publik secara aktif yang mana membangunnya bisa dari orang, nama, tanda, simbol atau desain yang dapat dijadikan pembeda dari kompetitornya. 
  • Menurut McNally dan Speak (2004), personal brand merupakan persepsi yang tertanam dan terpelihara di benak orang lain, yang memiliki tujuan akhir agar publik punya pandangan positif terhadapnya sehingga dapat berlanjut kepada kepercayaan dan loyalitas. 
  • Menurut Parengkuan dan Becky (2014), personal brand adalah suatu kesan yang berkaitan dengan keahlian, perilaku maupun prestasi yang dibangun oleh seseorang baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan tujuan untuk menampilkan citra dirinya. Personal brand dapat dijadikan suatu identitas yang digunakan orang lain dalan mengingat seseorang.

Elemen Dasar Personal Branding 

Menurut Montoya dan Vandehey (2008), dalam membentuk personal branding diperlukan elemen-elemen yang harus saling terintegrasi dan dibangun bersamaan, yaitu:
  1. You, atau dengan kata lain, seseorang itu sendiri. Seseorang dapat membentuk sebuah personal branding melalui sebuah polesan dan metode komunikasi yang disusun dengan baik. Dirancang untuk menyampaikan dua hal penting kepada target market, yaitu: siapakah seseorang tersebut sebagai suatu pribadi? dan spesialisasi apa yang seseorang itu lakukan?
  2. Promise. Personal Brand adalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab untuk memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari personal brand itu sendiri. 
  3. Relationship. Sebuah personal branding yang baik akan mampu menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien, semakin banyak atribut-atribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tingginya tingkat kekuasaan seseorang, menunjukkan semakin baiknya tingkat relasi yang ada pada personal branding tersebut.

Karakteristik Personal Branding 

Menurut McNally dan Speak (2004), terdapat tiga hal mendasar yang menjadi karakteristik dan harus diperhatikan dalam merancang personal brand yang kuat, yaitu:
  1. Memiliki ciri khas (Authenticity). Personal brand yang kuat menjelaskan sesuatu yang sangat spesifik yang merupakan cerminan dari ide-ide dan nilai-nilai dalam diri Anda yang membedakan dari orang lain. Kekhasan ini dapat dipresentasikan dalam bentuk kualitas pribadi, tampilan fisik, atau keahlian. 
  2. Relevan. Merupakan personal brand yang berkaitan dengan karakter orang tersebut yang menjelaskan sesuatu yang dianggap penting atau dibutuhkan oleh masyarakat. Jika relevansi (keterikatan) tidak ada maka akan sulit terjadi penguatan mind masyarakat. 
  3. Konsisten. Yaitu upaya menjalankan personal brand secara terus menerus (konsisten) sehingga orang lain dapat mengidentifikasi personal brand tersebut dengan mudah dan jelas, sehingga terbentuk brand equity (keunggulan merek).
Sedangkan menurut Rampersad (2008), selain tiga karakteristik utama di atas, terdapat beberapa kriteria penting penting untuk membangun personal brand yang efektif, yaitu:
  1. Spesialisasi (Specialization). Menjadi generalis tanpa satu pun keterampilan, kemampuan, atau bakat khusus akan membuat brand tidak unik, spesial, dan berbeda. Konsentrasi pada satu bakat inti atau keterampilan yang unik. 
  2. Wibawa (Authority). Dipandang sebagai seorang yang ahli dan seorang pemimpin yang efektif.
  3. Keberbedaan (Differentiation). Personal brand perlu diekspresikan dengan unik dan berbeda dari pesaing. Personal brand harus didefinisikan dengan jelas sehingga publik dapat cepat menangkap pesan brand. 
  4. Relevan (Relevan). Pesan brand harus terkait dengan sesuatu yang dianggap penting bagi publik.
  5. Visibilitas (Visibility). Visibilitas adalah pengulangan terus-menerus dan pemaparan jangka pandang. 
  6. Kegigihan (Persistence). Satu merek yang dibangun memerlukan waktu untuk tumbuh. Harus bersabar, konsisten, jangan menyerah dan percaya terhadap diri sendiri. 
  7. Kebaikan (Goodwill). Personal brand akan menghasilkan hasil yang bertahan lama dan baik jika itu positif. Personal brand yang dibuat harus berkaitan dengan hal yang positif dan bermanfaat.
  8. Kinerja (Performance). Elemen personal brand paling penting adalah personal brand itu dikenal. Untuk dikenal maka membutuhkan kinerja dan perbaikan terus menerus bila tidak brand hanya akan menjadi merek yang memalukan.

Konsep Personal Branding 

Menurut Montoya (Mufid, 2012), terdapat delapan konsep yang menjadi dasar hukum dalam membentuk personal branding, yaitu sebagai berikut:
  1. Spesialisasi (The law of specialization). Ciri khas dari sebuah personal branding yang hebat adalah ketepatan pada sebuah spesialisasi, terkonsentrasi hanya pada sebuah kekuatan, keahlian atau pencapaian tertentu. Spesialisasi dapat dilakukan melalui beberapa cara yakni: ability,behavior, lifesyle, mission, product, profession, dan service. 
  2. Kepemimpinan (The law of leadership). Sebuah personal branding yang dilengkapi dengan kekuasaan dan kredibilitas sehingga mampu memposisikan seseorang sebagai pemimpin yang terbentuk dari kesempurnaan seseorang. 
  3. Kepribadian (The law of of personality). Sebuah personal branding yang hebat harus didasarkan pada sosok kepribadian yang apa adanya, dan hadir apa adanya dan hadir dengan segala ketidaksempurnaannya. Konsep ini menghapuskan beberapa tekanan yang ada pada konsep kepemimpinan (The law of leadership), seseorang harus memiliki kepribadian yang baik namun tidak harus menjadi sempurna. 
  4. Perbedaan (The law of distinctiveness). Personal branding yang baik dan efektif perlu ditampilkan dengan cara yang berbeda.
  5. Terlihat (The law of visibility). Personal branding harus dapat dilihat secara konsisten terus menerus, sampai personal brand seseorang terlihat. Untuk menjadi visible, seseorang seseorang perlu mempromosikan dirinya, memasarkan dirinya dalam setiap kesempatan. 
  6. Kesatuan (The law of unity). Kehidupan pribadi seseorang di balik personal branding harus sejalan dengan etika moral dan sikap yang telah ditentukan dari merek tersebut.
  7. Keteguhan (The law of persistence). Setiap personal branding membutuhkan waktu untuk tumbuh, dan selama proses tersebut berjalan, adalah penting untuk selalu memperhatikan setiap tahapannya.
  8. Nama baik (The law of goodwill). Jika ingin personal branding memberikan hasil yang lebih baik dan bertahan lebih lama maka seseorang tersebut harus diasosiasikan dengan sebuah nilai atau ide yang diakui secara umum positif dan bermanfaat.

Manfaat Personal Branding 

Menurut Haroen (2014), membangun personal branding memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:
  1. Membangun diferensiasi. Menciptakan diferensiasi adalah hal penting untuk keberhasilan personal brand. 
  2. Membangun positioning. Dalam persaingan apapun positioning sangat menentukan kemenangan. Brand yang dibangun melalui proses branding akan menentukan posisi pelaku personal branding dari sekian pesaing lainnya. 
  3. Memperkuat persepsi brand yang tertanam pada publik. Brand bukan saja soal realita, tahap pertama yang harus dibangun adalah persepsi.
  4. Menjadi jembatan lahirnya kepercayaan (trust). Kepercayaan adalah kunci utama. Jika orang suka pada Anda, ia hanya akan mendekat, namun, jika mereka sudah percaya maka mereka akan memilih anda. 
  5. Menjadi pesan kepada publik bahwa kehadiran anda (brand) adalah solusi atas masalah maupun kebutuhan publik, sehingga pelaku personal branding dapat menggiring public untuk bertindak mendukung dan memilih. 

Daftar Pustaka

  • Haroen, Dewi. 2014. Personal Branding. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Montoya, Peter. 2006. Personal Branding Information. www.petermontoya.com 
  • Montoya, Peter dan Vandehey, Tim. 2009. The Brand Called You, Create a Personal Brand That Wins Attention And Grows Your Business. New York: McGraw Hill.
  • Wasesa, S.A. 2011. Political Branding & Public Relations: Saatnya Kampanye Sehat, Hemat dan Bermartabat. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama.
  • McNally, David dan Speak, Karl D. 2004. Be Your Own Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Parengkuan, Erwin dan Tumewu, Becky. 2014. Personal Brand-inc. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Mufid, Muhamad. 2012. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  • Rampersad, H.K. 2008. Sukses Membangun Authentic Personal Branding. Jakarta: PPM.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Membangun Personal Branding. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/09/membangun-personal-branding.html