Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal
Ilustrasi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal oleh Devito dalam Liliweri (1991, 112) didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung. Selanjutnya bahwa komunikasi interpersonal, individu selain menunjukkan perhatian juga menunjukkan seberapa jauh perhatian itu diberikan. Semakin besar interaksi interpersonal yang ada menunjukkan semakin besar perhatian seseorang pada orang lain yang diajak komunikasi, sebaliknya semakin sedikit komunikasi interpersonal yang terjadi semakin kecil orang memperhatikannya.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Menurut Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Citra Diri (Self Image) 

Setiap manusia merupakan gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosialnya, kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya.

2. Citra Pihak Lain (The Image of The Others) 

Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi gugup dan bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.

3. Lingkungan Fisik

Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut lingkungan fisik sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor di atas.

4. Lingkungan Sosial

Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.

5. Kondisi

Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah meringankan kesesalan yang dapat membantu meletakkan segalanya pada proporsi yang lebih wajar.

6. Bahasa Badan

Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim  melalui kata-kata yang diucapkan. Badan juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula dapat samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.

Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal

Rakhmat (1988, 75) menyatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek  penting yang mendukung keberhasilan komunikasi interpersonal, yaitu :

1. Rasa Percaya

Dengan adanya rasa percaya ini menjadikan orang lain terbuka dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap individu, sehingga akan terjalin hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam.

2. Sikap Suportif 

Yang akan tampak dalam sikap ini adalah sebagai berikut :
  • Deskripsi, artinya penyampaian perasaan dan persepsi tanpa menilai.
  • Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah. 
  • Spontanitas, yaitu sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang terpendam.
  • Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain.
  • Persamaan adalah sikap yang menganggap sama derajatnya, menghargai dan menghormati perbedaan pandangan dan keyakinan yang ada.
  • Profesionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan bersedia mengakui kesalahan.

3. Sikap Terbuka

Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi yang efektif. Adapun karakteristik orang terbuka, sebagai berikut :
  • Menilai pesan secara objektif.
  • Berorientasi pada isi.
  • Mencari informasi dari berbagai sumber.
  • Lebih bersifat profesional dan bersedia merubah kepercayaan.
  • Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan. 
Devito dalam Rakhmat (1988, 171) mengemukakan adanya lima aspek komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu :

a. Keterbukaan (openess) 

Keterbukaan adalah kemauan seseorang menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima dalam menghadapi hubungan interpersonal. Keterbukaan merupakan sikap terbuka seseorang yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Keterbukaan dianggap bagian dari pengungkapan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi, serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan.

b. Empati (emphaty) 

Empati adalah sebagai suatu kesedian untuk memahami orang lain secara paripurna baik yang tampak maupun yang terkandung, khususnya pada aspek perasaan, pikiran, dan keinginan. Komunikasi interpersonal dapat berlangsung kondusif apabila komunikator (pengirim pesan) menunjukkan rasa empati pada komunikan (penerima pesan). Istilah empati menggambarkan sejauh mana sejauh mana seseorang ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.

c. Dukungan (supportiveness) 

Komunikasi interpersonal diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak komunikator, agar komunikan mau berpartisipasi dalam komunikasi. Dalam komunikasi interpersonal diperlukan suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih-lebih dari komunikator. Perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, diantaranya; deskripsi, orientasi masalah, spontanitas, profesionalisme.

d. Rasa positif (positiveness) 

Rasa positif sebagai kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk memberikan penilaian yang positif pada diri komunikan. Dalam komunikasi interpersonal hendaknya antara komunikator dan komunikan saling menunjukkan sikap positif, karena dalam hubungan komunikasi tersebut akan muncul suasana menyenangkan, sehingga pemutusan hubungan komunikasi tidak dapat terjadi. Suksesnya komunikasi interpersonal sangat tergantung pada kualitas pandangan, perasaan diri positif atau negatif. Pandangan dan perasaan tentang diri yang positif akan melahirkan pola perilaku komunikasi interpersonal yang positif pula.

e. Kesetaraan atau kesamaan (equality) 

Kesetaraan adalah sikap memerlukan orang lain secara horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual kekayaan, atau kecantikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat mengambil kesimpulan bahwa aspek-aspek komunikasi interpersonal adalah kemampuan untuk mengirim pesan-pesan kepada orang lain secara akrab, dialogis, saling memahami, saling pengertian dengan efek dan umpan balik langsung. Melalui komunikasi ini diharapkan dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang.

Daftar Pustaka

  • Liliweri, 1991, Behaviour in Organization : Understanding and Managing the Human Side of Work, Allyn and Bacon, Orlando.
  • Lunandi, A.G., 1994, Komunikasi Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar Pribadi, Kanisius, Yogyakarta. 
  • Rakhmat,1988, Psikologi Komunikasi, CV. Remaja Karya, Bandung.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Komunikasi Interpersonal. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2012/10/komunikasi-interpersonal.html