Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengertian, Jenis dan Penyebab Hipertensi

Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang disebabkan oleh penekanan darah pada dinding pembuluh darah (arteri) ketika dipompa oleh jantung. Darah dibawa dari jantung menuju ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Setiap kali jantung berdetak, jantung akan memompa darah sehingga memunculkan tekanan terhadap setiap pembuluh darah (WHO, 2013).

Pengertian, Jenis dan Penyebab Hipertensi
Ilustrasi Hipertensi
Sedangkan menurut Muhammadun  (2010), hipertensi adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang bersikulasi pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak jantung, kecepatan pernapasan, dan temperatur.

Hipertensi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan penekanan pembuluh darah secara terus menerus. Semakin tinggi tekanan darah, maka akan semakin menyulitkan jantung untuk memompa darah (Udjianti,  2010).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target, seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung, dan hipertrofi ventrikel kanan (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang membawa kematian yang tinggi (Bustan,2008).

Tekanan darah diukur satuan mmHg dan ditulis dalam dua angka atas dan  bawah. Angka yang atas menunjukan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah terbesar pada pembuluh darah yang terjadi ketika jantung berkontraksi. Sedangkan angka yang bawah menunjukkan tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah terkecil dalam pembuluh darah ketika di antara kontraksi jantung ketika otot jantung relaksasi.

Pada orang dewasa normal, tekanan sistolik normal sebesar 120 mmHg dan tekanan diastolik normal sebesar 80 mmHg. Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥90 mmHg. Tekanan darah sistolik dan diastolik penting untuk menunjukkan keadaan organ-organ penting tubuh seperti jantung, dan ginjal. Jika hipertensi terus menerus dibiarkan, maka dapat menyebabkan serangan jantung, pembesaran jantung, sampai gagal jantung. Jika hipertensi terjadi pada pembuluh darah di sekitar otak, maka dapat menyebabkan stroke (WHO, 2013).

Jenis-jenis Hipertensi

Menurut Kaplan (2002) dan Udjianti (2010), berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Hipertensi esensial (idiopatik)

Hipertensi esensial (idiopatik) yaitu hipertensi yang belum diketahui pasti penyebabnya yang meliputi 90-95% penderita. Patogenesis hipertensi esensial diyakini sebagai akibat interaksi berbagai macam faktor baik genetik maupun lingkungan, seperti asupan garam, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, stres, obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi lemak jenuh.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang diketahui penyebab spesifiknya. Hipertensi sekunder terjadi 5-10% penderita (Lilyasari, 2007). Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh:
  1. Penyakit ginjal. Merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubugan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dysplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous).
  2. Penyakit endokrin yaitu gangguan endokrin yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder seperti hipotiroid, hiperkalsemia dan akromegali.
  3. Cuartation aorta yaitu penyempitan aorta congenital yang dapat menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas area kontraksi.
  4. Hipertensi pada kehamilan. Hipertensi yang terjadi pada wanita hamil disebut preeclampsia. Biasanya hipertensi ini akan kembali normal setelah persalinan, namun ada pula yang menetap setelah persalinan pada sebagian wanita. Wanita yang pernah menderita preeclampsia lebih berisiko terkena hipertensi pada masa selanjutnya.
  5. Kelainan neurologis. Contohnya pada tumor otak, encephalitis, dan gangguan psikiatrik.

Faktor yang menyebabkan hipertensi

Menurut WHO (2013), ada tiga faktor yang dapat menyebabkan hipertensi, yaitu:

a. Faktor perilaku

  1. Konsumsi makanan yang banyak mengandung garam dan lemak, serta kurangnya konsumsi buah dan sayuran.
  2. Konsumsi alkohol.
  3. Kurangnya aktivitas fisik.
  4. Faktor psikis dan stres.
  5. Merokok.

b. Faktor ekonomi dan sosial

  1. Pendapatan. Pendapatan yang cukup dapat membantu seseorang untuk bisa mengkonsumsi makanan yang sehat. Selain itu, masalah pendapatan dan pekerjaan juga bisa menimbulkan stres yang bisa memicu terjadinya hipertensi
  2. Pendidikan. Pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang cukup dapat mencegah terjadinya hipertensi.

c. Faktor metabolik

Selain kedua faktor di atas, ada beberapa faktor metabolik yang dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, dan gagal jantung, di antaranya:
  1. Usia. Tekanan darah meningkat sesuai umur, dimulai dari sejak umur 40 tahun.
  2. Obesitas.
  3. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.
  4. Diabetes.
  5. Genetik.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Pengertian, Jenis dan Penyebab Hipertensi. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2016/01/pengertian-jenis-dan-penyebab-hipertensi.html