Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Penyebab dan Jenis-jenis Lelah

Pengertian Lelah

Rasa lelah adalah hubungan dengan aktivitas fisik berarti ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas tertentu. Rasa lelah dapat terjadi karena aktifitas fisik atau mental dan dapat merupakan gejala suatu penyakit. Rasa lelah yang lama akan disertai gejala nyeri otot, nyeri sendi, nyeri tenggorokan, demam ringan dan nyeri kelenjar (Marbun, 1993).

Penyebab dan Jenis-jenis Lelah
Ilustrasi Lelah
Rasa lelah merupakan keluhan umum dalam kehidupan manusia dan sering merupakan alasan yang menyebabkan pasien mengunjungi dokter. Rasa lelah dapat terjadi karena aktifitas fisik atau mental yang dapat merupakan gejala dari berbagai penyakit. Dalam hubungan dengan aktifitas fisik, rasa lelah berarti ketidakmampuan untuk mempertahankan kekuatan otot yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas  tertentu (Marbun, 1993).

Penyebab Lelah

Perasaan lelah biasanya didahului oleh infeksi flu, dan setelah sembuh perasaan lelah dan lesu masih bertahan. Penderita yang semulanya sehat, aktif berolahraga dan penuh energi, kini hampir semua tenaganya lenyap sekaligus. Kemauan untuk bekerja dan melakukan aktivitas bekerja masih tetap ada, namun tubuhnya tidak berenergi lagi. Keadaan ini tetap bertahan dan tidak akan hilang dengan istirahat (Tjay dan Rahardja, 1993).

Kelelahan terdiri dari komponen fisiologis dan komponen psikologis. Bila terjadi kelelahan, temperatur tubuh, detak jantung, tekanan darah, pernapasan dan produksi adrenalin akan turun. Ketika kelelahan, seseorang mungkin akan kelihatan tertidur sejenak (micro-sleeps). Microsleeps adalah tidur sebentar (brief naps) yang berlangsung 4 – 5 detik. Sedangkan komponen psikologis adalah berhubungan dengan perasaan (mood) dan motivasi yang merupakan fungsi dari psikomotor.

Perasaan lelah adalah reaksi fungsionil dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri, yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik, yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat terdapat di thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formatio retikularis yang dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan dalam tubuh untuk bekerja. Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja diantara dua sistem antagonistis tersebut. Apabila sistem penghambat lebih kuat, seseorang berada. dalam kelelahan. Sebaliknya, manakala sistem aktivasi lebih kuat seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja (Suma‘mur, 1989).

Secara fisiologi dapat dijelaskan bawah kelelahan merupakan akumulasi asam laktat yang terjadi di otot, saraf tepi dan sentral. Pada saat otot berkontraksi, glikogen diubah menjadi asam laktat. Asam ini merupakan produk yang dapat menghambat kontinuitas kerja otot sehingga terjadi kelelahan. Pada stadium pemulihan terjadi proses yang mengubah asam laktat menjadi glikogen kembali sehingga memungkinkan otot-otot dapat berubah normal.

Penyediaan oksigen yang ada dalam tubuh turut berperan dalam kecepatan pemulihan fungsi otot. Kekurangan oksigen dan adanya penimbunan hasil metabolisme otot yang tidak masuk dalam aliran darah akan menimbulkan kelelahan.

Kelelahan juga diatur oleh saraf pusat yang ada di otak. Pada susunan saraf pusat ini terdapat aktivasi (penggerak) dan inhibisi (penghambat). Sistem aktivasi bersifat simpatis yang merangsang saraf untuk bekerja. Sedangkan inhibisi bersifat parasimpatis yang menghambat kemampuan seseorang untuk bereaksi. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian, maka kedua sistem ini harus memberikan stabilitas kepada tubuh. Menurut Grandjean (2000), jika pengaruh sistem aktivasi ini lebih kuat, maka tubuh berada dalam keadaan siaga untuk merespon stimulus.

Model teoritis mekanisme neurophysiological yang mengatur fungsi tubuh
Model teoritis mekanisme neurophysiological yang mengatur fungsi tubuh

Jenis-jenis Kelelahan

Menurut Grandjean (2000) kelelahan digolongkan atas:
  1. Kelelahan otot dengan tanda-tanda: berkurangnya kemampuan untuk menjadi pendek ukurannya, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi dan memanjangnya waktu laten, yaitu waktu di antara perangsangan dan saat mulai kontraksi.
  2. Kelelahan umum: kelelahan dengan turunnya efisiensi dan ketahanan dalam bekerja meliputi segenap kelelahan tanpa memandang apapun penyebabnya, seperti kelelahan yang sumber utamanya adalah mata, kelelahan fisik umum, kelelahan mental, kelelahan saraf, kelelahan oleh lingkungan yang monoton, kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai pengaruh aneka faktor secara menetap dan kelelahan oleh karena cycardian yakni menunda periode waktu tidur (kekurangan waktu tidur).
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Penyebab dan Jenis-jenis Lelah. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2016/02/penyebab-dan-jenis-jenis-lelah.html