Konsep dan Mekanisme Laktasi (Menyusui)
Daftar Isi
Konsep Laktasi (Menyusui)
Ilustrasi Menyusui |
Laktasi berlangsung di bawah kontrol sejumlah glandula endokrin terutama hormon pituitari, prolaktin dan oksitosin. Peningkatan dan pemeliharaan laktasi pada manusia dibedakan paling tidak dengan tiga faktor :
- Struktur anatomi dari glandula mammae dan perkembangan alveoli, duktus dan nipple (puting susu).
- Permulaan dan pemeliharaan ekskresi air susu.
- Pancaran pengeluaran air susu atau dorongan air susu dari alveoli ke puting susu.
Mekanisme Laktasi (Menyusui)
Mekanisme laktasi atau menyusui dipengaruhi oleh tiga refleks maternal yang utama yaitu : Prolaktin, ereksi nipple dan refleks let down (Bobak, 2000)1. Prolaktin
Prolaktin ialah suatu hormon peptide yang diproduksi oleh pituitari anterior. Prolaktin merupakan hormon kunci untuk menginisiasi dan mempertahankan sekresi ASI. Adanya reseptor pada puting susu, apabila dirangsang dengan isapan bayi akan menimbulkan impuls yang dikirim ke nervus vagus dan dilanjutkan ke hypotalamus. Hipotalamus merangsang pituitari anterior untuk mengeluarkan prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli mammae (Bobak, 2000).Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran ASI tetap berlangsung.
2. Ereksi Nipple
Stimulus pada puting susu yang disebabkan oleh isapan mulut bayi menimbulkan ereksi nipple. Stimulus membuat puting susu lebih menonjol. Refleks ereksi nipple membantu dalam propulsion (dorongan) air susu keluar melalui sinus-sinus laktiferus kearah lubang puting susu.3. Let Down
Pancaran air susu dari alveoli dan aliran air susu terjadi sebagai hasil pancaran air susu atau disebut refleks let down. Timbulnya stimulus isapan pada hipothalamus akan meningkatkan pengeluaran oksitosin dari pituitari posterior. Kontraksi dari sel-sel muscleike (seperti otot) ini menyebabkan air susu terdorong melalui sistem saluran dan masuk ke sinus-sinus laktiferus dan memungkinkan bayi untuk menyusui.Tanda keberhasilan let down gampang dikenal dengan pemberian ASI. Refleks let down adalah karakteristik dengan adanya perasaan sensasi yang menimbulkan perasaan adanya tarikan atau memeras dari dalam. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah jika ibu melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi dan memikirkan untuk menyusui bayi. Sebaliknya faktor-faktor yang dapat menghambat refleks let down adalah stres, seperti keadaan bingung (pikiran kacau, takut, cemas). Keadaan emosi dan psikologik ibu mempengaruhi sikap ibu dalam menyusui.
Daftar Pustaka
- Akre, J, 1994, Pemberian Makanan Untuk Bayi Dasar-Dasar Fisiologis,. Perinasia, Jakarta.
- Bobak, Irene M. (2000). Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Edisi 1 Jilid 2, Bandung: IAPK Padjajaran.