Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Penjualan Kredit

Pengertian Penjualan Kredit  

Penjualan Kredit
Ilustrasi Kredit
Penjualan merupakan suatu transaksi yang melibatkan penjual dan pembeli pada kegiatan usaha dalam menyerahkan produk yang berupa barang ataupun jasa. Sedangkan penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan secara non-tunai, dalam hal ini laba yang diharapkan adalah lebih besar daripada penjualan tunai.

Faktor-faktor Penjualan Kredit

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut.

1. Standar Kredit

Standar kredit adalah salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan, dengan menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan, yang akhirnya akan mengarah pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Akan tetapi, terdapat biaya untuk membuat piutang tambahan. Seperti juga resiko yang lebih besar untuk adanya kerugian akibat piutang tak tertagih.

2. Syarat Pembayaran

Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Bila perusahaan menetapkan syarat penjualan kredit yang ketat berarti perusahaan lebih mengutamakan keamanan kredit dibandingkan misalnya memberikan batas waktu pembayaran yang singkat dan memberikan beban bunga bila pengembaliannya terlambat. Dengan demikian maka investasi perusahaan dalam piutang dagang cenderung lebih kecil. Hal sebaliknya akan terjadi bila syarat penjualan kredit bersifat lunak/longgar.

Sebagai contoh, syarat penjualan kredit adalah 2/10 net/30, yang dapat diartikan pembayaran dapat dilakukan dalam jangka waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang dan mendapatkan potongan tunai sebesar 2 persen dari harga penjualan, dan pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam kurun waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan barang.Bila dalam kurun waktu 30 hari belum dilakukan pembayaran oleh pelanggan berarti makin besar jumlah investasi perusahaan dalam piutang.

3. Plafon Kredit

Dalam memberikan kredit kepada pelanggan maupun calon pelanggan, perusahaan akan membuat sebuah batasan kredit yang berbeda-beda terhadap pelanggan satu dengan pelanggan lainnya, hal ini dikarenakan tingkat kemampuan yang berbeda pula. Hal ini adalah salah satu alat kontrol dalam pelaksanaan kebijakan kredit.

4. Volume Penjualan Kredit

Dalam melakukan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal kredit yang akan diberikan kepada pelanggannya. Makin tinggi batas yang ditetapkan untuk masing-masing pelanggan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang dan sebaliknya. Makin selektif dalam menentukan langganan yang diberi kredit, maka akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang dan sebaliknya.

5. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan

Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount, dan ada sebagian lagi tidak menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan para langganan membayar dalam periode cash discount atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Bila sebagian besar para langganan membayar selama discount period, maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat cair dan akan memperkecil investasi dalam piutang.

6. Kebijakan Pengumpulan piutang

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang dalam dua cara yaitu secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif mengeluarkan uang yang lebih besar dalam membiayai aktivitas pengumpulan piutangnya dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaan piutang secara pasif. Perusahaan yang melakukan pengumpulan piutangnya secara aktif juga mempunyai investasi dalam piutang yang lebih kecil daripada perusahaan yang melakukan pengumpulan piutangnya secara pasif.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Penjualan Kredit. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2013/09/penjualan-kredit.html