Fuel Cell
Daftar Isi
Hasil reaksi antara bahan bakar dan oksigen akan menghasilkan air yang sangat aman bagi lingkungan. Skema kerja dari fuel cell dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Fuel cell |
Penggunaan hidrogen yang terdapat pada fuel cell dapat didesain menjadi suatu sistem portable yang dapat dipindah-pindahkan serta mempunyai massa yang ringan. Berbeda dengan sistem pembakaran yang terdapat pada alat transportasi konvensional (penggunaan piston pada mobil/motor), Rangkaian fuel cell tersebut tidak mempunyai bagian yang bergerak ataupun bergetar sehingga tidak menimbulkan polusi.
Fuel cell mempunyai beberapa kelebihan, diantara lain adalah [2]:
- Tidak mengeluarkan emisi suara (tidak berisik).
- Efesiensi energy yang cukup tinggi.
- Bebas emisi polutan sehingga tidak mencemari lingkungan.
- Dapat digunakan dalam beberbagai jenis aplikasi penggunaan.
Secara umum, fuel cel dapat dikalsifakiskan menjadi beberapa jenis. Pengklasifikasian jenis-jenis fuel cell tersebut berdasarkan elektrolit yang digunakan, temperature operasi, Klasifikasi dari fuel cell tersebut terangkum dalam tabel dibawah ini.
Jenis
|
Elektrolit
|
Katalis
|
Temperatur Operasi (oC)
|
Karakteristik
|
Alkaline Fuel cell (AFC)
|
KOH
|
Platinum
|
60-120
|
Efisiensi energi tinggi,
|
Phosphoric Acid Fuel cell (PAFC)
|
Phosphoric Acid (H+)
|
Platinum
|
160-200
|
Efisiensi energi terbatas, peka terhadap CO2(<1,5% Vol)
|
Molten Carbonate Fuel cell (MCFC)
|
Molten Carbonate (CO22-)
|
Electrode Material
|
500-650
|
Rentan korosi temperature tinggi
|
Solid Oxide Fuel cell (SOFC)
|
Lapisan Keramik(O2-)
|
Electrode Material
|
800-1000
|
Efisiensi sistem tinggi, temperatur operasi perlu direduksi
|
Polymer Electrolyte Membrane Fuel cell (PEMFC)
|
Polymer Electrolyte (H+)
|
Platinum
|
60-100
|
Kerapatan energi tinggi, memiliki kepekaan terhadap CO (<100ppm)
|
Direct Methanol Fuel cell (DMFC)
|
Electrolyte Polymer(H+)
|
Platinum
|
60-120
|
Efisiensi sistem tinggi, peka terhadap hasil oksidasi di anoda
|
Keenam jenis fuel cell diatas beroperasi pada rentan temperature yang berbeda. Sebagi contoh, Direct Methanol Fuel cell digunakan pada range temperature 60-1200C sedangkan Solid Oxide Fuel cell bekerja padar temperature 800-10000C. Selain itu, esmisi dan reaksi yang dihasilakan akan berbeda jika menggunakan bahan bakar berjenis hidro karbon.
Berbagai jenis fuel cell yang telah dijelaskan diatas dibedakan berdasarkan parameter jenis elektrolit yang digunakan pada fuel cell tersebut. Secara umum jenis elektrolit yang terdapat di dalam fuel cell akan menentukan [2]:
- Jenis sel bahan bakar (fuel cell)
- Jenis reaksi elektrokimia yang terjadi di dalam fuel cell
- Jenis katalis yang digunakan
- Jenis bahan bakar atau input yang diperlukan
- Rentang temperature kerja dari fuel cell.
Daftar Pustaka
- Energy, U.D.o., Fuel Cell Handbook. 7th Edittion ed. 2004, Morgantown, West Virginia: EG & G Technical Inc.
- Chris, R. and S. Scott, Introduction to Fuel Cell Technology. 2003, Notre Dame.