Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bukaan Ruang untuk Memasukkan Cahaya

Ada tiga bentuk dasar bukaan untuk memasukkan cahaya kedalam ruang yaitu sidelighting, toplighting dan atrium:

Bukaan Ruang untuk Memasukkan Cahaya
Bukaan Ruang untuk Memasukkan Cahaya

Sidelighting

Bukaan dibagian samping ruangan, yang paling umum ditemui adalah jendela. Perencanaan jendela perlu dilakukan dengan hati-hati, karena perencanaan yang tidak tepat dapat menimbulkan silau dan suhu ruangan yang cenderung panas, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia.

Ada beberapa strategi yang perlu diingat saat merancang jendela pada suatu ruang, yaitu:
  1. Penempatan jendela sebaiknya berada tinggi dari lantai dan tersebar merata (tidak hanya pada satu dinding saja) agar dapat mendistribusi cahaya dengan merata.
  2. Hindari pencahayaan unilateral (jendela hanya pada satu dinding) dan gunakan pencahayaan bilateral (jendela pada dua sisi dinding) agara memungkinkan persebaran cahaya yang lebih baik keseluruh ruang dan dapat mencegah silau.
  3. Penempatan bukaan di sepanjang tepi dinding atau di sudut dari sebuah ruangan akan dapat menambah tingkat cahaya ruang, karena cahaya yang masuk akan mengenai permukaan dinding di sebelahnya  dan cahaya itu akan dipantulkan oleh dinding tersebut.
  4. Jendela yang terlalu luas sering kali tidak tepat digunakan pada negara beriklim tropis, karena panas dan radiasi silau terlalu banyak masuk ke dalam ruang, terutama pada ruang pertemuan  yang memiliki ketentuan tertentu atas banyaknya cahaya dalam ruang.
  5. Perlindungan terhadap cahaya matahari dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembayangan cahaya matahari dan penyaringan cahaya matahari. Dalam memilih jenis perlindungan terhadap cahaya matahari sebaiknya diperhatikan mengenai efek yang dihasilkan pada ruang, karena pembayangan dan penyaringan dapat menghasilkan efek yang berbeda-beda dalam ruang, bergantung pada jenis perlindungan yang digunakan.

Toplighting

Bukaan pada bagian atas dapat berupa skylight, sawtooth, monitor, atau clerestory.

a. Skylight

Dalam perencanaan skylight ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
  1. Penempatan skylight sebaiknya pada ketinggian yang cukup sehingga cahaya akan tersebar sebelum menyentuh lantai, dan menghindari terjadinya silau. 
  2. Luas skylight pada sebuah ruang sebaiknya tidak melebihi 5% dari luas lantai. Pada ruang pertemuan 405 luas skylight dapat disesuaikan dengan kebutuhan ruang.
  3. Permukaan skylight yang terbentuk melengkung atau miring lebih dapat menahan silau dan menyebarkan cahaya dengan lebih baik, dibandingkan dengan permukaan yang lurus atau kotak. Juga dapat menggunakan baffle atau miringkan kaca penutup untuk menghindari cahaya langsung. 

b. Sawtooth, Monitor, dan Clerestory

Sawtooth, Monitor, daan Clerestory merupakan bagian ruang yang diangkat keatas atap utama untuk memasukkan cahaya ke dalam ruang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sawtooth, monitor, dan clerestory. (Lerner, 2007)
  1. Orientasi sebaiknya menghadap selatan atau utara untuk mendapatkan cahaya matahari yang konstan dan menghindari sinar matahari langsung. Jika dihadapkan pada sisi yang kekurangan cahaya, seperti pada sisi timur atau barat, performanya dapat diperbaiki dengan menggunakan penghalang penangkap cahaya atau baffle. Salah satu fungsi dari baffle ini, pada clerestory yang menghadap timur cahaya matahari pagi yang berlebih dapat dihalangi dan meningkatkan pemantulan cahaya sore yang dibutuhkan, dan begitu pula yang terjadi pada clerestory yang menghadap barat. 
  2. Luas clerestory, sebaiknya tidak terlalu besar, disesuaikan dengan luas lantai. Dan sebaiknya juga disesuaikan dengan offending zone.
  3. Lapisan atap yang reflektif (putih atau berwarna terang), sehingga cahaya yang jatuh pada permukaan atap dapat dipantulkan dan masuk melalui sawtooth, monitor dan clerestory dengan tingkat terang yang rendah namun memiliki kualitas penyinaran yang baik.
Penggunaan toplighting selain untuk segi fungsional, juga dapat memberikan efek dramatis dalam ruang. Dalam menggunakan toplighting perlu diperhatikan juga kebutuhan serta efek yang ditimbulkan oleh bukaan tersebut. Bukaan toplighting tidak banyak ditemui pada kehidupan sehari-hari, hal ini mungkin disebabkan karena kemungkinan silau atas besarnya jumlah cahaya yang masuk. Terutama dalam perancangan ruang pertemuan, dimana jumlah cahaya yang kurang atau berlebih dalam ruangan tersebut memiliki kemungkinan kurangnya kenyamanan. Namun bukan berarti hal ini menjadi tidak mungkin, karena banyak strategi yang dapat diterapkan untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk kedalam ruang, dan sebaliknya dapat memberi efek tertentu atau memperindah ruangangan.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Bukaan Ruang untuk Memasukkan Cahaya. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2013/12/bukaan-ruang-untuk-memasukkan-cahaya.html