Pengertian dan Pengukuran Kecerdasan Spiritual
Daftar Isi
![]() |
Ilustrasi Kecerdasan Spiritial |
Kecerdasan spiritual adalah potensi dari dimensi non-material atau roh manusia (Khavari, 2000). Potensi tersebut seperti intan yang yang belum ter-asah yang dimiliki oleh semua orang. Selanjutnya, tugas setiap oranglah untuk mengenali potensi masing-masing sekaligus menggosoknya hingga berkilau dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan abadi.
Spiritualitas, dalam pengertian yang luas, merupakan hal yang berhubungan dengan spirit. Sesuatu yang spiritual memiliki kebenaran abadi yang berhubungan dengan tujuan hidup manusia, sering dibandingkan dengan sesuatu yang yang bersifat duniawi dan sementara (Hasan, 2006:289).
Mengukur Kecerdasan Spiritual
Individu yang cerdas secara spiritual melihat kehidupan ini lebih agung dan sakral, menjalaninya sebagai sebuah panggilan (vocation) untuk melakukan sesuatu yang unik, menemukan ekstase-ekstase kehidupannya dari pelayanan kepada gagasan-gagasan yang bukan pemuasan diri sendiri, melainkan kepada tujuan luhur dan agung, yang bahkan sering keluar dari dunia ini, bersifat abadi dan eksatologis. Kehidupan menjadi lebih sebagai instrument ketimbang tujuan akhir.Secara lebih khusus, Zohar (2001) mengidentifikasikan sepuluh kriteria mengukur kecerdasan Spiritual seseorang, yaitu:
- Kesadaran Diri
- Spontanitas, termotivasi secara internal
- Melihat kehidupan dari visi dan berdasrkan nilai-nilai fundamental
- Holistik, melihat sistem dan universalitas
- Kasih sayang (rasa berkomunitas, rasa mengikuti aliran kehidupan)
- Menghargai keragaman
- Mandiri, teguh melawan mayoritas
- Mempertanyakan secara mendasar
- Menata kembali dalam gambaran besar
- Teguh dalam kesulitan
- Kemampuan bersifat fleksibel
- Tingkat kesadaran diri yang tinggi
- Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
- Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
- Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
- Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
- Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal
- Kecenderungan nyata untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana” jika untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
- Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai bidang mandiri, yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
Aspek-aspek Kecerdasan Spiritual
Menurut (Khavari, 2010), ada beberapa aspek yang menjadi dasar kecerdasan spiritual, yaitu:- Sudut pandang spiritual-keagamaan, artinya semakin harmonis relasi spiritual-keagamaan kita kehadirat Tuhan, semakin tinggi pula tingkat dan kualitas kecerdasan spiritual kita.
- Sudut pandang relasi sosial-keagamaan, artinya kecerdasan spiritual harus direfleksikan pada sikap-sikap sosial yang menekankan segi kebersamaan dan kesejahteraan sosial.
- Sudut pandang etika sosial. Semakin beradab etika sosial manusia semakin berkualitas kecerdasan spiritualnya.
Daftar Pustaka
- Hasan Abdul Wahid. 2006. SQ Nabi : Aplikasi Strategi dan Model Kecerdasan Spiritual Rosululloh di masa kini ,Jogjakarta : IrcisoD.
- Khavari, Khalil A. 2000. Spiritual Intelligence (A Pratictical Guide to PersonalHappiness), Canada: White Mountain Publications.
- Zohar, Danah, dan Marshall, Ian.2001. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan SpiritualDalam Berfikir Integralistik Dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan,Jakarta: Pustaka Mizan.