Pengaruh Gender terhadap Penggunaan Komputer
Daftar Isi
Ilustrasi Pengguaan Komputer |
Pernyataan-pernyataan tersebut di atas sesuai dengan teori nurture dimana adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda.
Penelitian awal mengenai gender (Macoby & Jacklin, 1974) menemukan adanya perbedaan gender dalam beberapa area :
- Pria lebih superior dalam penalaran visual spasial
- Pria lebih superior dalam keahlian kuantitatif dan pemecahan masalah;
- Perempuan lebih superior dalam komprehensif verbal, kefasihan kata, dan komunikasi;
- Perempuan cenderung menghindari resiko (khususnya resiko ekstrim) dalam situasi ketakpastian (gambling);
- Perempuan lebih mudah dibujuk untuk mengubah keputusan yang mereka buat;
- Perempuan cenderung kurang yakin dengan keputusan yang dibuatnya.
Selain itu pria juga merasa memiliki kemampuan lebih dari wanita pada tugas yang lebih kompleks, ketidakpastian peluang dan pengambilan keputusan keuangan (Berber dan Odean, 2001 oleh Endres dan Chowdhury, 2008).
Beberapa penelitian selanjutnya mebuktikan bahwa beberapa “bukti” tersebut tak valid. Salah satunya dilakukan oleh Smith (1999) yang memberikan hasil sebagai berikut (dalam Damai Nasution, 2008) :
- Setting pengujian yang maskuline. Perempuan menunjukkan performa yang lebih baik pada pengujian female mengenai penalaran matematis (contoh perhitungan kalori dan vitamin pada program diet) dibandingkan pada pengujian male seperti pendakian gunung dan militer.
- Sifat dari masalah.
- Umur.
- Kemampuan dan motivasi.
- Perilaku terhadap resiko dan kepercayadirian.
- Gaya keputusan.
Harrison dan Rainer (1992) meneliti perbedaan individual terhadap keahlian menggunakan komputer dan membuktikan bahwa gender, umur, pengalaman komputer sebelumnya, ketakutan terhadap komputer, dan gaya kognitif berkaitan dengan tingkat keahlian komputer. Pada survey yang dilakukan oleh Elder, Gardner dan Ruth (1987) menemukan bahwa perempuan cenderung mengalami teknostres (burnout fisik dan emosi yang disebabkan ketakmampuan beradaptasi dengan teknologi baru) dalam menggunakan komputer dibandingkan pria.
Kaplan (1994) melaporkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Logitech of Fremont di California menunjukkan bahwa pria dan perempuan memandang komputer secara berbeda. Perempuan cenderung berpikir bahwa komputer menyenangkan dibandingkan pria.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dattero dan Galup (2004) menemukan bahwa perempuan cenderung menyukai sistem yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman COBOL dan pria lebih menyukai menggunakan sistem yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java atau C++. Selain itu, ditemukan juga bahwa perempuan lebih menyukai menggunakan sistem yang sudah ada dibandingkan harus mengembangkan sistem yang baru.