Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Interaksi Sosial

Gillin and Gillin 1954 (dalam Elly M. Setiadi dkk, 2007:91) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.

Ilustrasi Interaksi Sosial
Ilustrasi Interaksi Sosial
Bimo Walgito (2003:65) interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lainnya sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik.

Menurut Bonner  (dalam Ari H. Gunawan, 2010:31) interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, dan sebaliknya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

Menurut Janu Murdiyatmoko (2007:70-72) Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain:
  1. Imitasi. Imitasi adalah suatu tindakan yang menirukan tindakan, nilai, norma, atau ilmu pengetahuan orang atau kelompok yang berinteraksi. Faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang dapat mendorong seseorang untuk memenuhi kaidah dan nilai yang berlaku.
  2. Sugesti. Sugesti timbul apabila seseorang menerima suatu pandangan atau sikap orang lain secara tidak rasional. Sugesti mungkin terjadi apabila yang memberi pandangan itu orang yang berwibawa, bersifat otoriter, atau orang yang memiliki disiplin dan mantap. 
  3. Indentifikasi. Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (tidak sadar) atau disengaja.
  4. Simpati. Simpati adalah suatu proses yang menjadikan seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dalam proses ini, perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting.

Bentuk-bentuk interaksi sosial

Dewi Wulansari (2009:39-40) berpendapat bahwa bentuk-bentuk interaksi sosial ialah:
  1. Kerjasama. Kerjasama adalah suatu kegiatan dalam proses sosial dalam usaha mencapai tujuan bersama dengan cara saling membantu dan saling tolong-menolong dengan komunikasi yang efektif.
  2. Pertikaian. Pertikaian adalah bentuk inter-relasi sosial dimana terjadi adanya usaha-usaha salah satu pihak berusaha menjatuhkan pihak yang dianggap sebagai saingannya. Ini terjadi karena perbedaan pendapat yang dapat mengangkat masalah-masalah ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.
  3. Persaingan. Persaingan adalah suatu kegiatan yang berupa perjuangan sosial untuk mencapai tujuan dengan bersaing namun berlangsung secara damai,setidak-tidaknya tidak saling menjatuhkan.
  4. Akomodasi. Akomodasi ialah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau konflik yang terjadi mendapakan penyelesaian, sehingga terjalin kerjasama yang baik kembali.

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial

Menurut Soerjono Soekanto (2012:71-73) mengungkapkan suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
  1. Adanya kontak sosial (social-contact). Kata kontak berasal dari bahasa Latin con cum (yang artinya bersama-sama) dan tanngo (yang artinya menyentuh), jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, konntak baru terjadi apabila terjadi hubungna badaniah, sebagai gejala sosial itu tidak perlu berati suatu hubungan badaniah oleh karena orang dapat mengadkan hubungan dengna fihak lain tanpa menyentuhnya.
  2. Adanya komunikasi. Arti terpenting dalam komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran dan perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersngkutan kemudian memberikan reaksi terhadapp perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.

Aspek-aspek Interaksi Sosial

George C. Homans (dalam Slamet Santoso 2010:184-185) mengemukakan aspek dalam proses interaksi sosial adalah :
  1. Motif/tujuan yang sama. Suatu kelompok tidak terbentuk secara spontan, tetapi kelompok terbentuk atas dasar motif/tujuan yang sama
  2. Suasana emosional yang sama. Jalan kehidupan kelompok, setiap anggotamempunyai emosional yang sama. Motif/tujuan dan suasana emosional yang sama dalam suatu kelompok disebut sentiment
  3. Ada aksi interaksi. Tiap-tiap anggota kelompok saling mengadakan hubungan yang disebut interaksi, membantu, atau kerjasama. Dalam mengadakan interaksi, setiap anggota melakukan tingkah laku yang disebut dengan aksi.
  4. Proses segi tiga dalam interaksi sosial (aksi, interaksi dan sentimen) kemudian menciptakan bentuk piramida dimana pimpinan kelompok dipilih secara spontan dan wajar serta pimpinan menempati puncak piramida tersebut.
  5. Dipandang dari sudut totalitas, setiap anggota berada dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan secara terus-menerus.
  6. Hasil penyesuaian diri tiap-tiap anggota kelompok terhadap lingkungannya tanpa tingkah laku anggota kelompok yang seragam.

Daftar Pustaka

  • Ary. H. Gunawan. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.
  • Dewi Wulansari. 2009. Sosiologi: Konsep Dan Teori. Bandung: PT Refika Aditama.
  • Elly M. Setiadi. 2007. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  • Janu Murdiyamoko. 2007. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung: Grafindo Media Pratama.
  • Slamet Santosa. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
  • Soerjono Soekanto. 2012.Sosiologi (Suatu Pengantar). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Interaksi Sosial. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2015/03/interaksi-sosial.html