Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Alasan dan Dampak Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya dihubungkan atau disatukan oleh gerakan lidah dan rahang. Pencabutan gigi adalah pencabutan gigi dengan satu gigi utuh atau akar gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak menimbulkan komplikasi paska pencabutan masa yang akan datang (Baliji, 2007).
Alasan dan Dampak Pencabutan Gigi
Ilustrasi Pencabutan Gigi
Pencabutan gigi bukan alternatif terbaik setiap permasalahn gigi terjadi , banyak alternatif pemulihan kesehatan gigi yang tersedia untuk mempertahankan gigi oleh sebab itu pencabutan gigi seharusnya dilakukan hanya jika semua alternatif perawatan tidak memungkinkan untuk dilakukan karena kondisi diagnosa gigi yang telah kronis, karena pencabutan gigi bersifat irreversible dan terkadang menimbulkan komplikasi paska pencabutan (Baliji, 2007).

Alasan Pencabutan Gigi 

Gigi perlu dicabut karena berbagai alasan, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Gigi yang mengalami karies besar. Dimana tidak dilakukan penumpatan saat karies belum sampai jaringan pulpa, dan tidak dilakukan perawatan saluran akar (edodontik) .
  2. Persistensi gigi sulung dan supernumerary teeth/crowding teeth. Keadaan tersebut dapat menyebabkan maloklusi pada gigi permanen. Oleh karena itu, pencabutan gigi harus segera dilakukan. Juga merupakan predisposisi terjadinya penyakit periodontal yang prematur pada gigi geligi permanen karena adanya akumulasi dental plak dan kalkulus, serta akan menyebabkan trauma pada jaringan lunak.
  3. Penyakit periodontal yang parah, yaitu apabila terdapat abses periapikal, poket periodontal yang meluas ke apek gigi, atau yang menyebabkan gigi goyang.
  4. Gigi yang fraktur dan gigi yang menyebabkan abses periapikal. Perlu dilakukan pencabutan apabila sudah tidak dapat dilakukan perawatan endodontik atau bila pasien menolak perawatan endodontik.
  5. Gigi dengan karies yang dalam. Gigi tidak dapat dipertahankan lagi apabila gigi sudah tidak dapat direstoras.
  6. Gigi yang terletak pada garis fraktur. Gigi ini harus dicabut sebelum dilakukan fiksasi rahang yang mengalami fraktur karena gigi tersebut dapat menghalangi penyembuhan fraktur.
  7. Gigi impaksi. Gigi impaksi harus dicabut jika menyebabkan gangguan-gangguan misalnya pada hidung, kepala, , atau rasa sakit pada wajah.

Dampak Pencabutan Gigi 

Setelah pencabutan gigi untuk jangka panjang akan menimbulkan gangguan yang pada gigi geligi yang belum tanggal. Seringkali pasien beranggapan bila telah mencabut gigi maka permasalahan gigi selesai padahal sangat dianjurkan gigi yang telah dicabut harus diganti dengan gigi tiruan (protesa), hal ini tentu saja memerlukan biaya yang lebih mahal daripada pencengahan mencabut gigi dan biaya preventif seperti melakukan penumpatan gigi, pembersihan karang gigi, fissure silent (Bartlett, 2003).

Adapun dampak jangka panjang setelah pencabutan gigi menurut Bartlett, 2003 antara lain:
  1. Migrasi dan rotasi gigi. Hilangya keharmonisan pada gigi dapat menyebabkan pergeseran, miring, berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati posisi normalnya untuk menerima beban saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakaan struktur periodontal (jaringan pendukung gigi). Gigi miring juga lebih sulit dibersihkan sehingga aktivitas karies meningkat.
  2. Erupsi Berlebihan. Bila gigi sudah tidak memiliki antogonis lagi, maka akan terjadi erupsi (tumbuhnya gigi kerarah luar) berlebih. Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar (tulang disekitar gigi). Bila terjadi tanpa pertumbuhan alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi mulai turun (ekstrusi). Bila disertai pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari anda akan dibuatkan gigi tiruan penuh.
  3. Penurunan efisiensi kunyah. Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang belakang akan merasakan betapa efisiensi kunyah nya menurun.
  4. Gangguan pada penguyahan. Kebiasaan menguyah yang buruk, penutupan berlebih (over closser), hubungan rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi dapat menyebabkan gangguan pada struktur rahang.
  5. Beban berlebih pada jaringan pendukung. Bila sudah kehilangan sebagian gigi tetap, maka gigi yang masih ada akan menerima tekanan kunyah lebih besar sehingga terjadi beban lebih pada gigigeligi tersebut, mengakibatkan kerusakan membran periodontal (jaringan pendukung gigi) dan lama kelamaan menyebabkan gigi semakin goyang.
  6. Kelainan bicara. Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara, suara vokal bisa menjadi tidak jelas dan terdegar sangau, karena gigi bagian depan termasuk bagian fungsi fonetik.
  7. Terganggunya Kebersihan mulut. Migrai dan rotasi gigi menyebabkan kehilangan kontak dengan tetangganya demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah terselip makanan. Kebersihan mulut akan terganggu sehingga mudah terjadinya akumulasi plak serta karies.
  8. Atrisi (Terkikisnya email gigi). Pada kasus tertentu membran periodontal masih dapat menerima beban kunyah, namun menyebabkan terkikisnya email gigi- gigi yang masih tersisa, disebut atrisi gigi.
  9. Efek terhadap jaringan lunak mulut. Bila ada gigi yang hilang, dan dalam waktu yang lama tidak diganti, ruang yang akan ditinggalkannya akan ditempati jaringan lunak pipi dan lidah,akan menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap gigi tiruan, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari tempat yang ditempati protesa.

Daftar Pustaka

  • Baliji. 2007. Ilmu Pencabutan Gigi Permanen. Jakarta.
  • Bartlett W David. 2003 .Clinical Problem Solving in Prosthodontics.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Alasan dan Dampak Pencabutan Gigi. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2015/07/alasan-dan-dampak-pencabutan-gigi.html