Komunikasi Nonverbal
Daftar Isi
Komunikasi Nonverbal |
Meskipun berbeda, namun ada keterkaitan yang erat antara bahasa verbal yang digunakan oleh suatu masyarakat dengan bahasa nonverbalnya. Ada dugaan bahwa bahasa nonverbal sebangun dengan bahasa verbalny. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang punya bahasa verbal yang khas juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal khas yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut.
Jenis-jenis Komunikasi Nonverbal
Sangat banyak cara untuk melakukan komunikasi verbal kepada lawan bicara, ada sembilan jenis pesan nonverbal yang dianggap penting, kesepuluh jenis itu adalah (Mulyana, 2009:353-433):1. Bahasa tubuh
Setiap anggota tubuh seperti wajah, tangan kepala, dan kaki, secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Ada empat gerakan tubuh yang mencerminkan bahasa tubuh:- Isyarat tangan. Isyarat tangan termasuk apa yang disebut emblem yang punya makna dalam suatu budaya atau subkultur. Contohnya untuk menunjuk diri sendiri orang Indonesia menunjuk dadanya dengan telapak tangan atau jari telunjuk. Penggunaan isyarat tangan dan maknanya jelas berlainan dari budaya ke budaya.
- Gerakan kepala. Di beberapa negara, anggukan kepala malah berarti “tidak”, seperti di Bulgaria. Sementara isyarat untuk “ya” di negara itu adalah menggelengkan kepala. Orang Indonesia, sebaliknya menganggukan kepala utuk menyatakan setuju.
- Postur tubuh dan posisi kaki. Postur tubuh sering bersifat simbolik. Beberapa postur tubuh tertentu diasosiasikan dengan status sosial dan agama tertentu. Status seseorang memengaruhi postur tubuhnya ketika ia berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang berstatus tinggi umumnya mengatur postur tubuhnya secara lebih leluasa daripada orang yang berstatus rendah.
- Ekspresi wajah dan tatapan mata. Banyak orang menganggap perilaku nonverbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah meskipun mulut tidak berkata-kata. Sebagian pakar mengakui, terdapat beberapa keadaan emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah.
- Kontak mata punya dua fingsi. Pertama, fungsi pengatur, untuk memberi tahu orang lain apakah Anda akan melakukan interaksi dengan orang itu atau tidak. Kedua, fungsi ekspresif, memberi tahu orang lain bagaimana perasaan Anda terhadapnya.
2. Sentuhan
Sentuhan bisa merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan, jabat tangan, hingga sentuhan lembut sekilas. Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yaitu:- Fungsional-profesional. Sentuhan bersifat “dingin” dan berorientasi bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih pakaian.
- Sosial-sopan. Membangun dan memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat tangan.
- Persahabatan-kehangatan. Meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi misalnya dua orang yang saling merangkul setelah lama berpisah.
- Cinta-keintiman. Merujuk pada sentuhan yang menyatakan keterikatan emosional atau ketertarikan, misalnya mencium pipi orang tua.
- Rangsangan-seksual. Motif sentuhannya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman.
3. Parabahasa
Parabahasa merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, tinggi-rendah nada, volume suara, intonasi, warna suara, dialek, suara gemetar, siulan, tangis, gumaman, dan sebagainya. Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita. Suara yang terengah engah menandakan kelamahan.4. Penampilan fisik
Penampilan fisik mencakup dua aspek: Busana serta karakteristik fisik. Busana misalnya orang-orang memakai pakaian serba hitam saat meninggal. Pilihan orang atas busananya juga mencerminkan kepribadian, apakah ia orang yang religius, modern, atau berjiwa muda.Sementara daya tarik fisik merupakan ciri penting dalam banyak teori kepribadian, meskipun bersifat implisit. Orang yang menarik secara fisik dinilai lebih pandai bergaul, luwes, tenang, menarik, dan berhasil dalam karier.