Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Resiko Lanjut dan Pencegahan Hipertensi

Tekanan yang berlebihan pada dinding pembuluh darah harus dikendalikan, sebab dapat merusak organ organ vital lainnya dalam tubuh  dan menyebabkan komplikasi yang dapat menyerang (Suiraoka, 2014):
Poster Pencegahan Hipertensi
Poster Pencegahan Hipertensi

a. Sistem Kardiovaskular

Hipertensi dapat menyebabkan Arterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah yang terjadi akibat penumpukan lemak. Hipertensi akan menekan pembuluh darah sehingga lama kelamaan dinding arteri rusak. Dinding arteri yang rusak kemudian akan ditempeli oleh sel sel darah (trombosit), dan diikuti dengan timbunan lemak yang melekat sehingga akan mempersempit pembuluh darah.

Hipertensi juga dapat menyebabkan Aneurisma, yaitu penggelembungan arteri akibat pembuluh darah yang tidak elastic lagi adanya. Keadaan ini sering terjadi pada arteri otak atau aorta bagian bawah dan dapat berakibat fatal jika terjadi kebocoran (pecah).

Selain itu Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung, yaitu ketidakmampuan jantung untuk memompa kembali darah dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Jika darah terdesak dan terkumpul di paru-paru akan menyebabkan sesak napas, dan jika tertinggal di kaki atau organ lainnya akan menyebabkan odema.

b. Otak (stroke)

Hipertensi dapat menyebabkan penyumbatan darah pada otak dan lama kelamaan bisa pecah sehingga pasokan darah ke otak akan terganggu. Keadaan tersebut disebut juga stroke, yang dapat mengancam nyawa penderita.

c. Demensia 

Hipertensi menyebabkan demensia, yaitu penurunan ingatan dan kemampuan mental yang lain. Risiko demensia meningkat pada lanjut usia dengan usia ≥70 tahun. Pengobatan hipertensi diyakini dapat menurunkan risiko terjadinya demensia.

d. Penyakit ginjal

Fungsi ginjal adalah membantu mengontrol tekanan darah dengan mengatur jumlah natrium dan air dalam darah. Ginjal mengatur keseimbangan mineral, derajat asam dan air dalam darah. Ginjal juga menghasilkan zat kimia yang mengontrol ukuran pembuluh darah dan fungsinya, hipertensi dapat mempengaruhi proses ini. Jika pembuluh darah dalam ginjal mengalami arterosklerosis karena tekanan darah yang tinggi, maka aliran darah ke nefron akan menurun sehingga ginjal tidak dapat membuang semua produk sisa dalam darah. Sebaliknya penurunan tekanan darah dapat memperlambat laju penyakit ginjal dan mengurangi kemungkinan dilakukannya cuci darah dan cangkok ginjal.

e. Mata 

Hipertensi mempercepat penuaan pembuluh darah halus dalam mata, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.

Pencegahan Hipertensi

Menurut Suiraoka (2014), ada dua faktor yag memicu hipertensi yaitu :
  1. Faktor yang dapat dikontrol, meliputi asupan makanan, alkohol, obesitas, merokok dan stres.
  2. Faktor yang tidak dapat dikontrol, seperti  usia dan genetik.
Pada intinya, pencegahan hipertensi dilakukan dengan mengupayakan gaya hidup sehat untuk mengatur faktor yang bisa dikontrol di atas (WHO, 2013), dengan cara :
  1. Mengatasi obesitas dan mengontrol berat badan. Berat badan yang berlebihan akan membebani kerja jantung. Bagi penderita obesitas, sebaiknya mengupayakan mengatasi obesitasnya, karena selain dapat menyebabkan hipertensi, juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit lainnya. Cara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari, 5 kali seminggu.
  2. Mengatur asupan makanan (Diet sehat). (1) Mengurangi asupan garam ≤5 gram per hari. (2) Mengonsumsi sayur dan buah buahan setiap hari. (3) Mengurangi asupan makanan yang berlemak.
  3. Menghindari konsumsi alkohol.
  4. Tidak merokok.
  5. Menghindari stres.
Menurut Gunawan (2006) pencegahan hipertensi adalah sebagai berikut:
  1. Mengurangi konsumsi garam. Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 garam dapur untuk diet setiap hari.
  2. Menghindari kegemukan. Menghindari kegemukan dengan menjaga berat badan normal atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.
  3. Membatasi konsumsi lemak. Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama-kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.
  4. Olahraga teratur. Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonok atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi.
  5. Makan banyak buah dan sayuran segar. Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  6. Tidak merokok dan tidak minum alkohol.
  7. Latihan relaksasi atau meditasi. Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai, indah dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan mendengarkan musik atau bernyanyi.
  8. Berusaha dan membina hidup yang positif. Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan, tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stres bagi setiap orang. Jika individu, akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur ataupun timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek negatif tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif.

Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah mortalitas dan untuk mencapai tekanan darah ≤140/90 mmHg. Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup seperti olahraga dan diet rendah garam (Hapsari, 2007).

Namun, pada beberapa orang, perubahan gaya hidup saja tidak cukup untuk menurunkan tekanan darah, sehingga perlu diberikan obat-obatan. Obat penurun tekanan darah bekerja dengan berbagai cara, seperti menyingkirkan kelebihan garam dan cairan dari dalam tubuh, memperlambat atau merelaksasikan detak jantung, dan melebarkan pembuluh darah (WHO, 2013).
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Resiko Lanjut dan Pencegahan Hipertensi. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2016/01/resiko-lanjut-dan-pencegahan-hipertensi.html