Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Menyusun Hipotesis

Hipotesis (hypo = sebelum; thesis = pernyataan/pendapat) adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris (Gulo,2000:57). Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan atau pengamatan dengan teori.

Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Menyusun Hipotesis
Ilustrasi Hipotesis
Hipotesis berkaitan erat dengan teori. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pernyataan yang ada pada perumusan masalah penelitian. Dikatakan jawaban sementara oleh karena jawaban yang ada adalah jawaban yang berasal dari teori. Dengan kata lain, jika teori menyatakan bahwa A berpengaruh terhadap B, maka hipotesis adalah sesuai dengan apa yang dikatakan teori tersebut, yakni A berpengaruh terhadap B. Jawaban sesungguhnya hanya baru akan ditemukan apabila peneliti telah melakukan pengumpulan data dan analisis data penelitian (Juliandi, 2014:44).

Sedangkan menurut Kothari (2009), bahwa Hipotesis penelitian adalah sebuah statement prediksi yang menghubungkan independent variable terhadap dependent variable. Biasanya research hypothesis berisi minimal satu independent variable dan satu dependent variable (Swarjana, 2012:39).

Sedangkan menurut Corbetta (2009), Hipotesis didefinisikan sebagai sebuah proporsi yang menunjukkan hubungan di antara dua atau lebih konsep atau interkoneksi di antara konsep (Swarjana, 2012:39).

Untuk mengetahui jawaban terhadap masalah penelitian diperlukan hipotesis. Hipotesis itu sendiri merupakan dugaan, asumsi atau kesimpulan sementara yang diajukan oleh seorang peneliti terkait dengan permasalahan yang dikaji. Sedangkan pengertian hipotesis secara umum yaitu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan data di lapangan) dan kesimpulannya bersifat sementara.

Fungsi Hipotesis

Hipotesis berfungsi ntuk memberikan batasan serta memperkecil ruang lingkup penelitian, untuk mempermudah pengumpulan dan pengolahan data, untuk mengetahui macam, jumlah dan hubungan variabel penelitian, untuk mengetahui variabel tak bebas yang harus dikontrol (Umi Narimawati, 2007:59).

Menurut Ary Donald, hipotesis memiliki fungsi dalam penelitian, yaitu (Gulo,2000:57):
  1. Memberi penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
  2. Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara langsung dapat diuji dalam penelitian.
  3. Memberi arah penelitian.
  4. Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.
Fungsi hipotesis menurut Prof. Dr. S. Nasution (2000) adalah:
  1. Untuk menguji kebenaran teori.
  2. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori.
  3. Memperluas pengetahuan penelitian mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.
Hipotesis merupakan proposisi yang ditampilkan dalam pernyataan yang akan diuji secara empiris (bukan lagi berupa konsep, namun telah berupa variabel). Sedangkan proposisi itu sendiri merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau construct yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Jenis-jenis Hipotesis

Menurut Thomas, dalam penelitian dikenal dua jenis hipotesis, yaitu (Swarjana, 2012:39):
  1. Hipotesis Alternatif (Ha). Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja. Hipotesis ini menyatakan adanya perbedaan satu variabel dengan variabel yang lainnya atau menyatakan adanya hubungan di antara satu variabel dengan variabel yang lainnya atau bisa juga menyatakan adanya pengaruh satu variabel dengan treatment terhadap variabel yang lainnya. 
  2. Hipotesis nol (H0). Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan di antara variabel penelitian atau menyatakan tidak adanya perbedaan di antara variabel penelitian atau bisa juga menyatakan pengaruh satu variabel atau treatment terhadap variabel lainnya.
Hipotesis dibagi menjadi 2 kategori (Juliandi, 2014:45-48), yaitu:
  1. Hipotesis Statistik. Hipotesis statistik adalah sebuah pernyataan matematis tentang keadaan populasi yang ditinjau/diteliti. Suatu pernyataan akan dinyatakan sebagai pernyataan matematis jika dan hanya jika pernyataan tersebut disajikan dengan memakai simbol-simbol matematika. Hipotesis statistik dibagi menjadi dua, yaitu Hipotesis Nol (H0) dan hipotesis Alternatif (Ha). Hipotesis statistik juga dapat dibedakan menjadi hipotesis dua arah dan hipotesis satu arah.
  2. Hipotesis Penelitian. Hipotesis penelitian disebut juga dengan hipotesis substansi (substantive hypotesis) adalah hipotesis yang mengandung pernyataan mengenai relasi antara dua variabel atau lebih sesuai teori. Hipotesis substansional tidak dapat diuji, agar dapat diuji harus terlebih dahulu diterjemahkan menjadi hipotesis statistik. Hipotesis penelitian tidak ditulis menggunakan simbol H0 atau Ha, akan tetapi hanya merupakan sebuah kalimat atau pernyataan tentang apa yang diduga berlaku untuk populasi yang ditinjau, yang harus didukung oleh teori substansi yang relevan.

Cara Menyusun Hipotesis

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan hipotesis adalah sebagai berikut (Gulo,2000:57):
Syarat Penyusunan Hipotesis
Syarat Penyusunan Hipotesis
  1. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif dan tidak normatif. Istilah-istilah seperti seharusnya atau sebaiknya tidak terdapat dalam kalimat hipotesis.
  2. Variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang operasional, dalam arti dapat diamati dan diukur.
  3. Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu di antara variabel-variabel.
Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan, yang pertama secara deduktif dan yang kedua secara induktif. Penyusunan hipotesis secara deduktif ditarik dari teori. Suatu teori terdiri dari proposisi-proposisi, sedangkan proposisi menunjukkan hubungan antara dua konsep. Proposisi ini merupakan postulat-postulat yang dari padanya disusun hipotesis.
Penyusunan Hipotesis dari Teori
Penyusunan Hipotesis dari Teori
Sedangkan penyusunan hipotesis secara induktif bertolak dari pengamatan empiris. Sebagai contoh dari pengalaman kita di masa lampau, kita mengetahui bahwa kecelakaan-kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya kebanyakan disebabkan oleh supir yang menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Bertolak dari pengalaman ini kita menyusun hipotesis: Ada hubungan positif antara kecepatan laju kendaraan dengan kecelakaan lalu lintas.

Daftar Pustaka

  • Gulo, W. 2002. Metodologi penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • Juliandi, Azuar, Irfan, dan Manurung, Saprinal. 2014. Metodologi penelitian bisnis konsep dan aplikasi: Sukses menulis skripsi & tesis mandiri. Medan: UMSU PRESS.
  • Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
  • Swarjana, Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.
  • Nasution, S. 2000. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Menyusun Hipotesis. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2016/09/pengertian-fungsi-jenis-dan-cara-menyusun-hipotesis.html