Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

Kecerdasan naturalis (Naturalist Intelligence) adalah kapasitas untuk mengenali dan mengelompokkan fitur tertentu di lingkungan fisik sekitarnya, seperti binatang, tumbuhan, dan kondisi cuaca.

Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mencintai lingkungan dan sesama makhluk hidup. Cara meningkatkan kecerdasan naturalis ialah dengan cara memelihara hewan favorit, tingkatan frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora dan fauna, serta menahan diri untuk tidak merusak lingkungan seperti mencoret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh.

Berikut ini beberapa pengertian kecerdasan naturalis dari beberapa sumber:
  1. Menurut Jarot Wijanarko (2012:81), Naturalis Intelligence adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan dan menyesuaikan dengan alam. Orangorang pandai tanpa kecerdasan naturalis membuat alam, hutan, sungai, laut, lingkungan rusak dan tercemar, karena hanya berorientasi pada bisnis, uang, target dan keuntungan semata.
  2. Menurut Gardner (dalam Yuliani, 2011:194), Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengatagorikan spesies yaitu flora dan fauna di lingkungan sekitar, mengenali keberadaan spesies, memetakan hubungan antar spesies. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya(misalnya:formasi awan dan gunung-gunung), dan bagi mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak hidup, seperti mobil, sepatu karet, dan sampul kaset cd, dan lain-lain.
  3. Menurut Widayati (dalam Suyadi, 2010:178), kecerdasan naturalis merupakan kemampuan untuk mengenali berbagai jenis flora (tanaman), fauna (hewan), dan fenomena alam lainnya, seperti asal usul binatang, pertumbuhan tanaman, terjadinya tata surya, berbagai galaksi, dan lai sebagainya.
  4. Menurut Prasetyo (2009:85), kecerdasan naturalis (naturalist intelligence) adalah kapasitas untuk mengenali dan mengelompokkan fitur tertentu di lingkungan fisik sekitarnya, seperti binatang, tumbuhan, dan kondisi cuaca.
  5. Menurut Armstrong (2005:23), Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita: bunga, pohon, hewan, dan fauna serta flora lain. Ini juga mencakup kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam lain seperti misalnya susunan awan dan ciri geologis bumi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan kecerdasan ini ketika berkebun, berkemah dengan teman atau keluarga, atau mendukung proyek ekologi lokal.

Komponen Kecerdasan Naturalis

Menurut Armstrong (dalam Musfiroh, 2008:83), kecerdasan naturalis terdiri dari empat komponen, yaitu:
  1. Kepekaan terhadap alam (flora, flora, formasi awan, gunung-gunung). 
  2. Keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies. 
  3. Mengenali eksistensi spesies lain. 
  4. Memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal atau informal.

Ciri-ciri dan Indikator Kecerdasan Naturalis

Orang dengan kecerdasan naturalis yang berkembang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Gunawan, 2012:130-131): 
  1. Menjelajahi lingkungan alam dan lingkungan manusia dengan penuh ketertarikan dan antusiasme. 
  2. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, atau peduli dengan objek, tanaman, atau hewan.
  3. Mampu menggolongkan objek sesuai dengan karakteristik objek tersebut. 
  4. Mampu mengenali pola di antara spesies atau kelas dari objek. 
  5. Suka menggunakan peralatan seperti mikroskop, binokuler, teleskop, dan komputer untuk mempelajari suatu organisme atau sistem. 
  6. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna. 
  7. Ingin mengerti bagaimana sesuatu itu bekerja. 
  8.  Mempelajari taksonomi tanaman dan hewan.
  9. Tertarik untuk berkarier di bidang biologi, ekologi, kimia, dan botani. 
  10. Senang memelihara tanaman atau hewan.
Sedangkan menurut Prawiradilaga (2009:66), kecerdasan Naturalis dapat dipahami melalui identifikasi ciri-ciri seseorang, diantaranya sebagai berikut:
  1. Suka dan akrab dengan berbagai hewan peliharaan. 
  2. Sangat menikmati berjalan-jalan dialam terbuka, seperti kebun, taman, hutan dan sebagainya.
  3. Menununjukkan kepekaan terhadap panorama alam, seperti pemandangan, gunung, awan, pantai dan sebagainya. 
  4. Suka berkebun dan dekat dengan taman dan memelihara binatang.
  5. Menghabiskan waktu dekat akuarium atau sistem kehidupan alam lainya.
  6. Memperlihatkan kesadaran ekologis yang tinggi.
  7. Meyakini bahwa binatang mempunyai hak sendiri dan perlu dilindungi.
  8. Mencatat berbagai fenomena alam yang melibatkan hewan dan tumbuhan.
  9. Suka membawa pulang serangga, bunga, daun, atau benda-benda alam lainnya.
  10. Berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Menurut Prasetyo (2009:86) seseorang naturalis memiliki beberapa indikator diantaranya:
  1. Memiliki kepekaan terhadap alam dan lingkungan didalamnya.
  2. Memelihara binatang dan merawat tumbuhan.
  3. Mengetahui perubahan cuaca dan lingkungan alam.
  4. Mengelompokkan objek yang ada di dalam sesuai dengan cirinya masing-masing.
  5. Mengenal dan mengelompokkan berbagai makhluk hidup yang berbeda.
  6. Berpetualang di alam terbuka dan suka bertanya tentang alam. 
  7. Peduli dengan keadaan lingkungan alam beserta isinya.
  8. Memahami fenomena yang terjadi di alam, seperti siklus kehidupan makhluk hidup.
  9. Memahami bagaimana sesuatu di alam itu bekerja.

Strategi dan Cara Mengembangkan Kecerdasan Naturalis

Dalam aktivitas pembelajaran berbasis Naturalist Intelligece, salah satu strategi yang digunakan Belajar Melalui Alam (Learning Through Nature) sebagai bentuk perbaikan proses dalam rangka untuk memperbaiki hasil pembelajaran.

Strategi pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan naturalis menurut Yuliani Nurani (2012:194) adalah:
  1. Jalan-jalan di alam terbuka dan lakukan diskusi dengan anak mengenai apa yang ada di alam sekitar 
  2. Melihat ke luar jendela.
  3. Gunakan tanaman sebagai metamorfora naturalistik untuk ilusterasi konsep setiap pembelajaran.
  4. Membawa hewan peliharaan ke kelas, anak diberi tugas mengamati perilaku hewan tersebut. 
  5. Ekostudi yaitu ekologi yang diintegrasikan ke dalam setiap bagian pembelajaran di sekolah, kesimpulan penting bahwa agar anak memilki sikap hormat pada alam sekitar.
Sedangkan menurut Armstrong (2013:100-104), strategi Pengajaran Kecerdasan naturalis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Berjalan-jalan di alam terbuka.
  2. Jendela pembelajaran/windows onto learning. 
  3. Tanaman sebagai alat peraga. 
  4. Binatang peliharaan di dalam kelas. 
  5. Studi lingkungan/eco-study.
Cara mengoptimalkan kecerdasan naturalis menggunakan metode-metode pengajaran seperti: Akuarium, terrariums, dan ekosistem portabel lainnya, Kelas stasiun pemantau cuaca, Eco-Studi, Berkebun, Perangkat lunak yang berorientasi alam, Peralatan untuk mempelajari alam, video, film alam, jalan-jalan di alam terbuka, hewan peliharaan di dalam ruang kelas, tanaman sebagai alat peraga (Armstrong, 2013:69).

Daftar Pustaka

  • Wijanarko, Jarot. 2012. Anak Cerdas. Banten: Happy Holy Kids.
  • Adi W. Gunawan. 2012. Born to be a Genius. Jakarta: Gramedia
  • Pustaka Utama.
  • Yuliani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: INDEKS. 
  • Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak Usia Dini. Yogyakarta: PEDAGOGIA.
  • Prasetyo, J.J. Reza dan Yeni Andriani. 2009. Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: Andi.
  • Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multiple di Dalam Kelas. Jakarta: Indeks.
  • Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo.
  • Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2017/08/kecerdasan-naturalis-naturalist.html