Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tujuan, Unsur dan Langkah-langkah Debat Aktif

Debat aktif adalah suatu bentuk retorika atau argumen baik lisan maupun tulisan antara dua orang/kelompok yang berbeda pendapat, dengan cara saling menyerang atau mempengaruhi agar mau melaksanakan, bertindak, mengikuti atau sedikitnya mempunyai kecenderungan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara atau penulis.

Tujuan, Unsur dan Langkah-langkah Debat Aktif
Debat Aktif
Menurut Hendrikus (2009:120), debat adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan untuk suatu pihak. Ketika berdebat setiap pribadi atau kelompok mencoba untuk saling menjatuhkan agar pihaknya berada pada posisi yang benar.

Debat merupakan forum yang sangat tepat dan strategis untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan mengasah ketrampilan berbicara. Debat dapat menentukan baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung oleh pihak pendukung atau afirmatif, dan ditolak, disangkal oleh pihak lain yang disebut penyangkal atau negatif (Tarigan, 1983:86).

Debat dapat menjadi metode untuk meningkatkan pemikiran dan penenungan bagi peserta didik. Metode debat aktif membantu anak didik menyalurkan ide, gagasan dan pendapatnya. Kelebihan metode debat adalah mampu membangkitkan keberanian mental anak didik dalam berbicara dan bertanggung jawab atas pengetahuan yang mereka kuasai.

Tujuan dan Manfaat Debat Aktif 

Tujuan metode debat aktif ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontroversial serta memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat.

Menurut Silberman (2014:141), debat aktif bisa menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran dan penenungan, terutama jika siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelas, tidak hanya mereka yang berdebat.

Menurut Hall (2011:5), debat aktif memiliki manfaat sebagai berikut, yaitu:
  1. Merangsang kemampuan berpikir kritis melalui berbagai cara.
  2. Merangsang penelitian terhadap topik kontroversial.
  3. Menyimak dan mencari tahu sisi positif dan negatif dari suatu isu.
  4. Belajar berpikir sistematis dan analitis.
  5. Belajar mengkomunikasikan hasil pemikiran pada orang lain. 
Metode debat aktif yang dilaksanakan di kelas memiliki tujuan sebagai berikut:
  1. Melatih peserta didik berfikir kritis. 
  2. Melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara baik dan benar.Mencari kebenaran topik yang sedang hangat atau sedang heboh-hebohnya dibicarakan oleh masyarakat.
  3. Melatih peserta didik untuk memahami alur pikir orang lain yang berseberangan dengannya.
  4. Melatih peserta didik untuk menumbuhkan ide atau gagasan baru dari hasil kajian peserta didik.

Unsur-unsur Debat Aktif 

Menurut Arifin (2007:45), debat aktif yang baik harus memenuhi beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:

a. Tema 

Tema adalah suatu hal yang merupakan masalah atau persoalan yang akan dibahas dan dikembangkan di dalam debat. Tema menjadi pokok pembicaraan dan hampir selalu melekat dan menjiwai seluruh proses debat. Sehingga tema harus dipilih dengan berbagai penyesuaian, agar debat tampak hidup. Tema debat sebaiknya ditentukan dan dipublikasikan terlebih dahulu sebelum debat itu sendiri dilaksanakan.

b. Moderator 

Moderator adalah orang yang memimpin jalannya debat. Sebagai pemimpin, moderator bertindak memandu, menengahi, semacam mewasiti pembicaraan dalam debat. Menjadi seorang moderator dalam suatu debat sebenarnya tugas yang amat berat, yakni memimpin dan mengarahkan jalannya keseluruhan proses debat. Moderator harus sungguh-sungguh menguasai bahan-bahan yang diperdebatkan. Dalam suatu proses debat, moderator harus bersikap netral serta tegas dalam menegakkan ketertiban, sopan santun dan disiplin dalam menggunakan waktu.

c. Peserta 

Peserta adalah orang yang mengambil peran dan terlibat langsung untuk menyumbangkan gagasan dalam sebuah debat. Peserta debat bisa terdiri dari perorangan atau kelompok. Peserta dibagi ke dalam dua pihak atau lebih yang berseberangan, yaitu pihak pendukung dan pihak penyangkal. Pihak pendukung harus mengajukan usul negatif atau sanggahan terhadap kandungan tema yang disuguhkan dalam debat.

d. Pendengar 

Debat dapat saja dihadiri oleh para pendengar dari berbagai kalangan, para pendengar dituntut untuk memperhatikan jalannya perdebatan secara aktif, karena pada akhir debat para pendengar biasanya di minta untuk menyampaikan opini atau pemberian suara terhadap hasil debat. Oleh karena itu, pendengar harus dapat mengembangkan dirinya agar menjadi pendengar yang baik.

e. Waktu 

Pihak penyelenggara harus merancang alokasi waktu debat sesuai dengan kebutuhan, para peserta harus diberi kesempatan secukupnya untuk memaparkan usul mereka secara jelas. Hendaknya penjabaran alokasi waktu dijabarkan kepada peserta debat terlebih dahulu sebelum debat dimulai.

Langkah-langkah Debat Aktif

Menurut Silberman (2014:141), langkah-langkah debat aktif dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Menyusun pernyataan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial yang terkait dengan mata pelajaran. 
  2. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok pro dan kontra dengan jumlah sama banyak. 
  3. Membuat dua hingga empat sub kelompok dalam masing-masing kelompok pro dan kontra. Pada setiap sub kelompok terdiri dari siswa yang memiliki prestasi sangat baik hingga kurang baik. Dengan kata lain, sub kelompok dibuat heterogen. 
  4. Meminta setiap sub kelompok menyusun daftar argumen atau pendapat yang akan disampaikan pada saat debat aktif berlangsung. 
  5. Debat aktif dimulai dengan meminta perwakilan setiap sub kelompok menyampaikan argumen pembuka. 
  6. Meminta setiap sub kelompok memberikan argumen tandingan terhadap argumen kelompok lawan. Penyampaian argumen tandingan dilakukan secara bergiliran sesuai panduan dari guru. Siswa diminta memberikan tepuk tangan pada sub kelompok yang telah menyampaikan argumen tandingan. 
  7. Apabila sudah cukup, maka kegiatan debat aktif dapat dihentikan. Siswa diminta duduk melingkar dan duduk bersebelahan dengan siswa yang berasal dari pihak lawan debatnya. Siswa dan guru mendiskusikan kembali persoalan yang diperdebatkan serta meminta siswa mengenali argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah pihak.

Daftar Pustaka

  • Hendrikus, D.W. 2009. Kemampuan Beretorika: Berargumentasi, Berpendapat. Yogyakarta: Kanisius.
  • Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  • Silberman, Mel. 2014. Handbook of Experiental Learning Experiental Learning: Strategi Pembelajaran dari Dunia Nyata. Bandung: Nusa Media.
  • Hall, Dawn. 2011. Debate: Innovative Teaching to Enhance Critical Thinking and Communication Skill in Healthcare Professional. The Internet Journal of Allied Health Science and Practice Vol.9 No.3.
  • Arifin, Zainul. 2007. Skripsi: Urgensi Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif Dalam Meningkatkan Keberanian Berbicara Siswa Pada bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Darussalam Kelas 2 Surabaya. Surabaya: IAIN.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Tujuan, Unsur dan Langkah-langkah Debat Aktif. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2018/03/tujuan-unsur-dan-langkah-langkah-debat-aktif.html