Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Muatan Lokal
Daftar Isi
Terdapat tiga sasaran pokok pelaksanaan kurikulum muatan lokal (KML), yaitu: (1) mengakrabkan siswa pada nilai-nilai sosial budaya dan lingkungannya, (2) mengembangkan keterampilan fungsional yang dapat menunjang kehidupan, dan (3) menumbuhkan kepedulian siswa terhadap masalah-masalah lingkungan (Suyitno, 1999:175).
Berikut ini definisi dan pengertian muatan lokal dari beberapa sumber buku:
- Menurut Mulyasa (2009:272), muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
- Menurut Dakir (2004:102), muatan lokal adalah program dan pendidikan yang isi dan penyimpanannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu.
- Menurut Haromain (2009: 43), muatan lokal merupakan muatan untuk mengembangkan potensi daerah sebagai sebagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Selain itu muatan lokal juga sebagai upaya untuk melestarikan bahasa daerah yang berbasis kebudayaan dan kesenian pada daerah dimana sekolah itu berkembang.
- Menurut Supriadi (2005:204), muatan lokal dalam pendidikan menunjuk pada karakteristik atau bobot yang bersifat lokal yang secara sadar dan sistemik memberikan corak pada bagaimana kurikulum diimplementasikan sesuai dengan kemampuan, daya dukung, kepentingan lokal.
Tujuan dan Fungsi Muatan Lokal
Pembelajaran dan kurikulum muatan lokal dilaksanakan dalam rangka mengenalkan dan mewariskan nilai karakteristik suatu daerah kepada peserta didik. Selain itu, muatan lokal juga untuk mengembangkan sumber daya yang ada di suatu daerah sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah tersebut.Menurut Pusat Kurikulum (2007:4), tujuan pembelajaran muatan lokal kepada peserta didik adalah sebagai berikut:
- Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya.
- Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
- Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/ aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
- Menyadari lingkungan dan masalah-masalah yang ada di masyarakat serta dapat membantu mencari pemecahannya.
- Fungsi Penyesuaian. Madrasah merupakan komponen dalam masyarakat, sebab madrasah berada di dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, program madrasah harus disesuaikan dengan lingkungan, kebutuhan daerah dan masyarakat.
- Fungsi Integrasi. Peserta didik adalah bagian integral dari masyarakat. Karena itu, muatan lokal merupakan program pendidikan yang berfungsi mendidik pribadi-pribadi peserta didik agar dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat dan lingkungannya atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi peserta didik dengan masyarakatnya.
- Fungsi Perbedaan. Peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda. Muatan lokal adalah suatu program pendidikan yang bersifat luwes, yaitu program pendidikan yang pengembangannya disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik, lingkungan dan daerahnya.
Ruang Lingkup Muatan Lokal
Menurut Asmani (2010:159), terdapat dua ruang lingkup pembelajaran muatan lokal, yaitu:a. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah
Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut.b. Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal
Ruang lingkup ini dapat berupa bahasa daerah, bahasa inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal- hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal
Menurut Peraturan Kemendikbud No. 81A Tahun 2013, pelaksanaan pembelajaran muatan lokal di satuan pendidikan adalah sebagai berikut:- Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkat pra satuan pendidikan hingga satuan pendidikan menengah. Khusus pada jenjang pra satuan pendidikan, muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.
- Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau pengembangan diri.
- Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran khusus muatan lokal.
- Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan selama tiga tahun.
- Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif, psikomotor, dan action).
- Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio.
- Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata pelajaran muatan lokal.
- Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik satuan pendidikan.
- Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.
- Persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lain di sekolah pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut: (a) Menentukan mata pelajaran muatan lokal untuk setiap tingkat kelas yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, dan kesiapan guru yang mengajar, (b) Menentukan guru. Guru muatan lokal seharusnya guru yang ada di sekolah, tetapi bisa juga menggunakan narasumber yang lebih tepat dan profesional, (c) Sumber dana dan sumber belajar. Dana untuk pembelajaran muatan lokal dapat menggunakan dana biaya operasional sekolah, tetapi bisa juga mencari sponsor atau kerja sama dengan pihak lain yang relevan.
- Pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal hampir sama dengan mata pelajaran lain. Garis besarnya sebagai berikut: Mengkaji silabus, Membuat RPP, Mempersiapkan penilaian.
- Tindak Lanjut. Tindak lanjut adalah langkah-langkah yang akan dan harus diambil setelah proses pembelajaran muatan lokal. Tindak lanjut ini erat kaitannya dengan hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Bentuk tindak lanjut ini, bisa berupa perbaikan terhadap proses pembelajaran, tetapi juga bisa merupakan upaya untuk mengembangkan lebih lanjut hasil pembelajaran, misalnya dengan membentuk kelompok belajar, dan grup kesenian.
Daftar Pustaka
- Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2007. Model Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal SD/MI/SDLB - SMP/MTS/SMPLB – SMA/MA/SMALB/SMK. Jakarta: Depdiknas.
- Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
- Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Penduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Haromain, Imam Dkk. 2009. Pedoman dan Implementasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs. Jawa Timur: Mapemda Kantor Wilayah.
- Supriadi, Dedi. 2005. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Suyitno Al. 1999. Implementasi Kurikulum Muatan Lokal di Sekolah. Cakrawala Pendidikan, November 1999, Th. XVIII, No. 4.
- Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Asmani, J.M. 2010. Tips Efektif Aplikasi KTSP di Sekolah. Yogjakarta: Bening.