Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Daftar Isi
Pemberian makanan pendamping ASI merupakan proses transisi dari asupan yang berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Pada usia 4 bulan pencernaan bayi sudah mulai kuat, sehingga berangsur-angsur perlu diberikan makanan pelengkap atau pendamping berupa sari buah atau buah-buahan segar, makanan lumat dan akhirnya makanan lembik.
Berikut definisi dan pengertian makanan pendamping ASI dari beberapa sumber buku:
- Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006).
- Menurut Waryana (2010), Makanan Pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 4-6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan hanya melengkapi ASI.
- Menurut Azwar (2000), makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak dapat dicukupi ASI, disamping itu organ pencernaan bayi yang mulai sudah siap untuk menerima makanan pendamping ASI.
Tujuan dan Manfaat Makanan Pendamping ASI
Tujuan makanan pendamping ASI adalah untuk melengkapi zat gizi ASI yang kurang, mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk, serta mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan (Depkes RI, 2006).Menurut Husaini (2001), tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menembah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus-menerus, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan gizi.
Manfaat pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus-menerus, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan gizi, mencegah risiko masalah gizi, defesiensi zat gizi mikro (zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C dan folat), menyediakan makanan ekstra yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan energi dengan nutrisi, memelihara kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan bila sakit, membantu perkembangan jasmani, rohani, psikomotor, mendidik kebiasaan yang baru tentang makanan dan memperkenalkan bermacam-macam bahan makanan yang sesuai dengan keadaan fisiologis bayi.
Jenis-jenis Makanan Pendamping ASI
Menurut Depkes RI (2006), makanan pendamping ASI yang baik yaitu memiliki tekstur yang sesuai dengan usia anak, frekuensi, dan porsi makanan yang sesuai dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan. Adapun jenis-jenis makanan pendamping ASI adalah sebagai berikut:a. Makanan lumat
Makanan lumat adalah makanan yang dihancurkan, dihaluskan atau disaring dan bentuknya lebih lembut atau halus tanpa ampas. Biasanya makanan lumat ini diberikan saat anak berusia enam sampai sembilan bulan. Contoh dari makanan lumat itu sendiri antara lain berupa bubur susu, bubur sumsum, pisang saring atau dikerok, pepaya saring dan nasi tim saring.b. Makanan lunak
Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air atau teksturnya agak kasar dari makanan lumat. Makanan lunak ini diberikan ketika anak usia sembilan sampai 12 bulan. Makanan ini berupa bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri.c. Makanan padat
Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga. Makanan ini mulai dikenalkan pada anak saat berusia 12-24 bulan. Contoh makanan padat antara lain berupa lontong, nasi, lauk-pauk, sayur bersantan, dan buah-buahan.Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI
Menurut Notoatmodjo (2007), dalam pemberian makanan pendamping ASI perlu diperhatian hal-hal sebagai berikut:- Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer, berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental.
- Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik.
- Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein hewani diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-buahan, tepung-tepungan, sayuran, daging dan lain-lain. Sedangkan telur diberikan pada usia 6 bulan.
- Cara pemberian makanan bayi mempengaruhi perkembangan emosinya. Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat ia lapar.
- Makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi yang diberikan oleh bayi.
- Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 4- 6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari.
- Anak kecil memerlukan lebih dari satu kali makan dalam sehari sebagai komplemen terhadap ASI. Volume makanan yang diberikan jangan terlalu besar karena kapasitas perutnya masih kecil, sehingga anak kecil harus diberikan makanan lebih sering dalam sehari dibandingkan dengan orang dewasa dengan porsi kecil.
- Bila sulit untuk menambah minyak, lemak atau gula ke dalam makanan, maka bayi hanya akan memperoleh cukup zat gizi bila bayi makan 4-6 kali perhari. Bayi dapat diberikan makan 3 kali sehari dan diberi makanan bergizi tinggi diantaranya (selingan) sebagai makanan kecil.
- Sebelum berumur 2 tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa.
- Makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makanan pokok lauk pauk dan dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik ditinjau nilai gizinya maupun sifat fisik makanan tersebut.
- Berikan makanan tambahan setelah bayi menyusui.
- Pada permulaan, makanan tambahan harus diberikan dalam keadaan halus.
- Gunakan sendok atau cangkir untuk memberi makan.
- Pada waktu berumur 2 tahun, bayi dapat mengkonsumsi makanan setengah porsi orang dewasa.
- Selama masa penyapihan, bayi sering kali menderita infeksi seperti batuk, campak (cacar air) atau diare, apabila makanannya mencukupi, gejalanya tidak akan sehebat bayi yang kurang gizi.
- Mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyiapkan dan memberikan makanan untuk bayi.
- Mencuci bahan makanan dengan air yang mengalir.
- Mencuci kembali peralatan dapur dan peralatan makan anak sebelum dan sesudah digunakan.
- Pemberian MP-ASI sesuai tahap tumbuh kembang.
- Tidak menyimpan sisa makanan yang tidak dihabiskan.
Tahapan Pemberian Makanan Pendamping ASI
Menurut Poppy (2001), tahapan pemberian makanan pendamping ASI berdasarkan kelompok umum adalah sebagai berikut:a. 0 - 4 bulan
Bayi hanya diberikan ASI lebih sering, lebih baik segera setelah lahir, berikan kolostrum (ASI yang berwarna kekuningan) kepada bayi.b. 4 - 6 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai memperkenalkan dengan makanan pendamping ASI berbentuk lumatan yang ditambah dengan air atau susu, pisang, dan pepaya yang dihaluskan.c. 6 - 9 bulan
Bayi terus diberikan ASI pada umur 6 bulan. Alat pencernaan pada bayi sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak yaitu santan atau minyak kelapa atau margarin bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, memberi rasa enak jika mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.d. 9 - 12 bulan
Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai diberikan makanan lunak seperti: bubur nasi, bubur kacang hijau, dan lain-lain. Pada usia 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap bentuk dan kepadatan nasi tim bayi diatur secara mendeteksi bentuk dan kepadatan makanan keluarga.e. 12 - 24 bulan
Bayi terus diberikan ASI, pemberian makanan pendamping ASI atau makanan keluarga sekarang 3x sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan selain tetap diberikan ASI tetap diberikan makanan selingan dua kali sehari.Daftar Pustaka
- Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jakarta: Depkes RI.
- Waryana. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rahima.
- Azwar. 2000. Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya. Jogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
- Husaini, M. 2001. Makanan Bayi Bergizi. Yogyakarta: Gadjah Mada.
- Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta.
- Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
- Poppy. 2001. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta: Puspa Swara.