Tujuan, Fungsi dan Komponen Manajemen Logistik
Daftar Isi
Manajemen logistik merupakan bagian dari Manajemen Rantai Pemasok (Supply Chain Management atau SCM) yaitu sistem terintegrasi yang mengkoordinasikan keseluruhan proses diorganisasi atau perusahaan dalam mempersiapkan dan menyampaikan produk atau jasa kepada konsumen.
Berikut definisi dan pengertian manajemen logistik dari beberapa sumber buku:
- Menurut Abbas (2012), manajemen logistik adalah suatu proses kegiatan fungsional untuk mengelola material, yang meliputi kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan, penghapusan dan pengendaliannya.
- Menurut Subagya (1994), manajemen logistik adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai daya guna efisiensi yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa.
- Menurut Siahaya (2012), manajemen logistik adalah bagian dari Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok) yang merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan aliran barang secara efektif dan efisien, meliputi transportasi, penyimpanan, distribusi dan jasa layanan serta informasi terkait mulai dari tempat asal barang sampai ke tempat konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
- Menurut The Council of Logistics Management (CLM), manajemen Logistik merupakan bagian proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalian keefisienan dan keefektifan aliran penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Febriawati, 2013).
- Menurut Bowersox (1996), manajemen logistik merupakan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lokasi, fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, pengurusan, dan penyimpanan.
Tujuan dan Prinsip Manajemen Logistik
Manajemen logistik bertujuan agar barang atau bahan yang diperlukan untuk proses produksi atau kegiatan operasional dapat tersedia dengan kuantitas, kualitas, waktu dan tempat yang dibutuhkan dengan biaya seefisien mungkin, melalui penerapan konsep standarisasi (standar teknik, standar penyimpanan, pemusnahan, pengadaan), optimalisasi (sesuai dengan kebutuhan) dan akurasi.Menurut Lumenta (1990), terdapat tiga tujuan manajemen logistik, yaitu:
- Tujuan operasional, yaitu tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu serta waktu yang dibutuhkan.
- Tujuan keuangan, yaitu terlaksananya tujuan operasional dengan baya serendah-rendahnya dengan hasil yang optimal.
- Tujuan pengamanan, agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai persediaan yang sesungguhnya dalam sistem akuntansi.
- Barang dan jasa harus tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
- Barang dan jasa harus diperoleh dengan harga yang serendah mungkin, tanpa mengubah spesifikasi.
- Inventory harus dipertahankan dalam jumlah seminimal mungkin dengan tetap menjaga ketersediaan persediaan.
- Barang dan jasa harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan pada lokasi yang membutuhkan.
- Barang harus dalam bentuk dan kondisi yang siap pakai.
- Pengawasan dan pengendalian dari jumlah dan kualitas barang dan jasa.
- Barang/alat harus dirawat agar tidak membahayakan.
Fungsi Manajemen Logistik
Menurut Abbas (2012), fungsi-fungsi manajemen logistik adalah sebagai berikut:- Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan. Fungsi ini mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.Penentuan kebutuhan merupakan perincian (detailing) dari fungsi perencanaan, bilamana diperlukan semua faktor yang mempengaruhi penentuan harus diperhitungkan.
- Fungsi penganggaran. Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan, usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
- Fungsi pengadaan. Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan maupun penganggaran.
- Fungsi penyimpanan dan penyaluran (alokasi). Fungsi ini merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran material yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi sebelumnya untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.
- Fungsi pemeliharaan. Fungsi ini merupakan usaha atau proses kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil material inventaris.
- Fungsi penghapusan. Fungsi ini merupakan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha pembebasan material dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (aset) karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Fungsi pengendalian. Fungsi ini merupakan inti pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk memantau dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Dalam fungsi ini di antaranya terdapat kegiatan-kegiatan pengendalian inventarisasi (inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya.
Komponen Manajemen Logistik
Menurut Bowersox (2002), agar kegiatan logistik dapat berjalan dengan baik perlu didukung oleh komponen-komponen yang ada dalam sistem logistik, yaitu sebagai berikut:a. Struktur lokasi fasilitas
Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana material dan produk diangkut. Untuk tujuan perencanaan, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi pabrik, gudang, dan toko pengecer. Jika digunakan jasa khusus dari perusahaan pengangkutan atau gudang, maka fasilitas ini merupakan bagian terpenting dari jaringan kerja tersebut.b. Transportasi
Kecepatan pelayanan transport adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengangkutan. Kecepatan itu berkaitan dengan transport yang mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat dan tarif tinggi, selain itu berkaitan pada lebih cepat pelayanan maka lebih pendek waktu produksi barangnya.c. Persediaan
Pengadaan material dilaksanakan dalam sistem logistik untuk alasan yang berbeda dengan pengadaan produk jadi. Dengan pentahapan waktu MRP, tujuan yang terpenting adalah mempertahankan kontinuitas jadwal produksi dengan komitmen yang minimum pengadaan persediaan.d. Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang tidak boleh diabaikan dalam sistem logistik. Kecepatan arus informasi itu juga berkaitan langsung dengan integrasi dari fasilitas, transportasi dan persediaan. Semakin efisien desain sistem logistik suatu perusahaan maka akan semakin peka terhadap gangguan dalam arus informasi.e. Penanganan (handling) dan penyimpanan
Penanganan dan penyimpanan meliputi pergerakan atau movement, pengepakan, dan containerization (pengemasan). Jadi semakin sedikit produk ditangani maka semakin terbatas atau efisien arus total fisiknya. Jika diintegrasikan secara efektif maka handling dapat mengurangi masalah dengan kecepatan dan kemudahan melalui sistem tersebut.Daftar Pustaka
- Salim, Abbas. 1993. Manajemen Transportasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Subagya, M.S. 1994. Manajemen Logistik. Jakarta: Haji Masagung.
- Siahaya, Willem. 2012. Manajemen Pengadaan, Procurement Management. Bandung: Alfabeta.
- Council of Supply Chain Management Professionals (CSCMP). 2006. USA: www.cscmp.org.
- Bowersox, D.J. 1996. Logistical Management: Integrated Supply Chain Processs. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.
- Bowersox, D.J. 2002. Supply Chain Logistics Management. New York: TheMcGraw-Hill Companies, Inc
- Lumenta, N. 1990. Manajemen Logistik Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
- Taurany, M Hendrik. 2007. Bahan kuliah Seminar Manajemen Rumah Sakit. Depok: Universitas Indonesia.