Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengertian, Jenis dan Gerakan Literasi

Literasi adalah perilaku sosial seseorang dalam mengakses, memahami, dan menggunakan informasi yang terkait dengan pengetahuan, bahasa dan budaya melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara untuk melahirkan kesejahteraan hidup (peradaban unggul).

Pengertian, Jenis dan Gerakan Literasi

Literasi merupakan peristiwa sosial yang dilengkapi keterampilan-keterampilan untuk menciptakan dan menginterprestasikan makna melalui teks. Literasi memerlukan serangkaian kemampuan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi dalam bentuk tulisan.

Kegiatan literasi dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan siswa.

Berikut definisi dan pengertian literasi dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Kern (2000), Literasi adalah penggunaan praktik-praktik situasi sosial, dan historis, dan situasi kebudayaan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna melalui teks.
  • Menuerut Romdhoni (2013), literasi merupakan peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan-keterampilan tertentu, yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi dalam bentuk tulisan. 
  • Menurut Kemendikbud (2016), literasi adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. 
  • Menurut Rahayu (2016), literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait dengan pengetahuan membaca dan menulis terkait dengan pengetahuan, bahasa dan budaya.

Jenis-jenis Literasi 

Menurut Setyawan (2018), terdapat beberapa jenis literasi yaitu sebagai berikut:
  1. Literasi Kesehatan, merupakan kemampuan untuk memperoleh, mengolah serta memahami informasi dasar mengenai kesehatan serta layanan-layanan apa saja yang diperlukan di dalam membuat keputusan kesehatan yang tepat. 
  2. Literasi Finansial, yakni kemampuan di dalam membuat penilaian terhadap informasi serta keputusan yang efektif pada penggunaan dan juga pengelolaan uang, dimana kemampuan yang dimaksud mencakup berbagai hal yang ada kaitannya dengan bidang keuangan. 
  3. Literasi Digital, merupakan kemampuan dasar secara teknis untuk menjalankan komputer serta internet, yang ditambah dengan memahami serta mampu berpikir kritis dan juga melakukan evaluasi pada media digital dan bisa merancang konten komunikasi. 
  4. Literasi Data, merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari data, lebih tepatnya kemampuan untuk memahami kompleksitas analisis data.
  5. Literasi Kritikal, merupakan suatu pendekatan instruksional yang menganjurkan untuk adopsi perspektif secara kritis terhadap teks, atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini bisa kita pahami sebagai kemampuan untuk mendorong para pembaca supaya bisa aktif menganalisis teks dan juga mengungkapkan pesan yang menjadi dasar argumentasi teks. 
  6. Literasi Visual, adalah kemampuan untuk menafsirkan, menciptakan dan menegosiasikan makna dari informasi yang berbentuk gambar visual. Literasi visual bisa juga kita artikan sebagai kemampuan dasar di dalam menginterpretasikan teks yang tertulis menjadi interpretasi dengan produk desain visual seperti video atau gambar.
  7. Literasi Teknologi, adalah kemampuan seseorang untuk bekerja secara independen maupun bekerjasama dengan orang lain secara efektif, penuh tanggung jawab dan tepat dengan menggunakan instrumen teknologi untuk mendapat, mengelola, kemudian mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat serta mengkomunikasikan informasi. 
  8. Literasi Statistik, adalah kemampuan untuk memahami statistik. Pemahaman mengenai ini memang diperlukan oleh masyarakat supaya bisa memahami materi-materi yang dipublikasikan oleh media.
  9. Literasi Informasi, merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di dalam mengenali kapankah suatu informasi diperlukan dan kemampuan untuk menemukan serta mengevaluasi, kemudian menggunakannya secara efektif dan mampu mengkomunikasikan informasi yang dimaksud dalam berbagai format yang jelas dan mudah dipahami.
Sedangkan menurut Ferguson, literasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
  1. Literasi Dasar (Basic Literacy), literasi jenis ini bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
  2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), lebih lanjut, setelah memiliki kemampuan dasar maka literasi perpustakaan untuk mengoptimalkan Literasi Perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman tentang keberadaan perpustakaan sebagai salah satu akses mendapatkan informasi. Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah. 
  3. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. Secara gamblang saat ini bisa dilihat di masyarakat kita bahwa media lebih sebagai hiburan semata. Kita belum terlalu jauh memanfaatkan media sebagai alat untuk pemenuhan informasi tentang pengetahuan dan memberikan persepsi positif dalam menambah pengetahuan. 
  4. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta menjalankan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
  5. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang setiap hari membanjiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di televisi maupun internet, haruslah terkelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.

Gerakan Literasi Sekolah 

Gerakan literasi merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll) dan pemangku kepentingan. Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Kemendikbud, 2016).

Menurut Kemendikbud (2016), gerakan literasi sekolah terdiri dari tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap ke-1 (Pembiasaan) 

Pembiasaan bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi siswa. Kegiatan literasi di tahap pembiasaan meliputi dua jenis kegiatan membaca untuk kesenangan, yakni membaca dalam hati dan membacakan nyaring oleh guru. Secara umum, kedua kegiatan membaca memiliki tujuan, antara lain; meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran, meningkatkan kemampuan memahami bacaan dan meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik dan menumbuh kembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.

Prinsip-prinsip pada tahap pembiasaan membaca adalah sebagai berikut:
  • Guru menetapkan waktu 15 menit membaca setiap hari. 
  • Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran. 
  • Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
  • Buku yang dibaca/dibacakan merupakan pilihan dari peserta didik sesuai minat dan kesenangannya. 
  • Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang bersifat tagihan/penilaian. 
  • Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal tentang buku yang dibaca. 
  • Kegiatan membaca dalam suasana santai, tenang dan menyenangkan. 
  • Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku selama 15 menit.

b. Tahap ke-2 (Pengembangan) 

Tahap pengembangan bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan. Kegiatan literasi pada tahap pengembangan sama dengan kegiatan pada tahap pembiasaan, yang membedakan adalah bahwa kegiatan 15 menit membaca (membaca dalam hati dan membacakan nyaring) diikuti oleh kegiatan tindak lanjut pada tahap pengembangan. Dalam tahap pengembangan, peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan. Perlu dipahami bahwa kegiatan produktif ini tidak dinilai secara akademik.

Prinsip-prinsip pada tahap pengembangan membaca adalah sebagai berikut:
  • Buku yang dibaca adalah buku selain buku teks pelajaran. 
  • Kegiatan membaca buku pada tahap ini dapat diikuti oleh tugas-tugas presentasi singkat, menulis sederhana, presentasi sederhana, kriya, atau seni peran untuk menanggapi bacaan yang sesuai dengan jenjang kemampuan peserta didik.
  • Tugas-tugas presentasi, menulis, kriya dinilai secara non akademik dengan fokus pada sikap peserta didik selama kegiatan. 
  • Kegiatan membaca buku berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. 
  • Terbentuknya Tim Literasi sekolah (TLS).

c. Tahap ke-3 (Pembelajaran) 

Tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Kegiatan membaca pada tahap ini mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks yang dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, teks multimodal. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.

Prinsip-prinsip pada tahap pembelajaran adalah sebagai berikut:
  • Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non akademik atau akademik. 
  • Mmelaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran.
  • Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, akademik disertai beragam bacaan cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran.

Daftar Pustaka

  • Kern, Richard. 2000. Literacy and Language Teaching. Oxford: Oxford University Press.
  • Romdhoni, Ali. 2013. Al-Qur’an dan Literasi: Sejarah Rancang-Bangun Ilmu-Ilmu Keislaman. Depok: Literatur Nusantara.
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
  • Rahayu, Triwati. 2016. Penumbuhan Budi Pekerti Melalui Gerakan Literasi Sekolah. The Progressive and Fun Education Seminar. Onlie: publikasiilmiah.ums.ac.id
  • Setyawan, Ibnu Aji. 2018. Kupas Tuntas Jenis dan Pengertian Literasi. Online: gurudigital.id
  • Ferguson, Brian. Information Literacy. Online: bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Pengertian, Jenis dan Gerakan Literasi. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/06/pengertian-jenis-dan-gerakan-literasi.html