Pengertian, Jenis dan Implikasi Gaya Belajar
Daftar Isi
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda.
Pengetahuan tentang gaya belajar penting untuk diketahui guru, orang tua, dan siswa, karena pengetahuan tentang gaya belajar dapat digunakan untuk membantu memaksimalkan proses pembelajaran agar hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Berikut definisi dan pengertian gaya belajar dari beberapa sumber buku:
- Menurut Gunawan (2006), gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi.
- Menurut Samples (2002), gaya belajar adalah kebiasaan yang mencerminkan cara memperlakukan pengalaman dan informasi yang kita peroleh.
- Menurut Nasution (2000), gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.
- Menurut Sukadi (2008), gaya belajar adalah kombinasi antara cara seseorang dalam menyerap pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuan yang didapat.
- Menurut DePorter dan Hernacki (2013), gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Jenis-jenis Gaya Belajar
Menurut Witkin dkk, terdapat dua jenis gaya belajar yaitu Gaya Belajar Field Dependence dan Gaya Belajar Field Independence (Ghufron dan Risnawita, 2012). Penjelasan kedua gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut:a. Gaya Belajar Field Dependence
Gaya Belajar Field Dependence adalah ketika individu mempersepsikan diri dikuasai oleh lingkungan. Contoh sederhana individu yang mempunyai Gaya Belajar Field Dependence adalah ketika individu tersebut naik bus dan ingin membaca buku, individu dengan gaya ini akan merasa terganggu dan kurang konsentrasi dengan suasana berisik dan gaduh dalam bus tersebut.b. Gaya Belajar Field Independence
Gaya Belajar Field Independence adalah apabila individu mempersepsikan diri bahwa bahwa sebagian besar perilaku tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Contoh sederhana individu yang mempunyai Gaya Belajar Field Independence adalah ketika individu tersebut naik bus dan ingin membaca buku , individu dengan gaya ini bisa berkonsentrasi dalam dan tidak merasa terganggu dengan suasana bus yang berisik dan gaduh.Sedangkan menurut David Kolb, terdapat empat jenis gaya belajar yaitu (Ghufron dan Risnawita, 2012):
- Gaya Diverger. Gaya Belajar Diverger merupakan kombinasi dari perasaan dan pengamatan. Individu dengan tipe diverger unggul dalam melihat situasi konkret dari banyak sudut pandang yang berbeda. Pendekatannya pada setiap situasi adalah mengamati dan bukan bertindak, termasuk perilaku orang lain diskusi dan sebagainya. Individu seperti menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide (brainstorming), mempelajari hal-hal baru, biasanya juga menyukai isu budaya. Ingin segera mengalami suatu pengalaman, misalnya memecahkan suatu persoalan, dan tidak takut untuk mencoba.
- Gaya Assimilator. Gaya Belajar Assimilator merupakan kombinasi dari berpikir dan mengamati. Individu dengan tipe assimilator memiliki kelebihan dalam memahami berbagai sajian informasi yang dikumpulkan dari berbagai berbagai sumber, dan dipandang dari berbagai berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang logis, singkat dan jelas.
- Gaya Konverger. Gaya Belajar Konverger merupakan kombinasi dari berpikir dan berbuat. Individu dengan tipe konverger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
- Gaya Akomodator. Gaya Belajar Akomodator merupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan. Individu dengan tipe akomodator memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam pengalaman baru dan menantang.
- Gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat). Seseorang yang memiliki gaya belajar visual cenderung belajar melalui hubungan visual (penglihatan). Dengan demikian dalam belajar visual yang sifatnya eksternal, ia menggunakan materi atau media yang bisa dilihat atau mengeluarkan tanggapan indera penglihatan.
- Gaya belajar auditorial (belajar dengan cara mendengar). Gaya belajar auditorial ini cenderung menggunakan pendengaran/audio sebagai sarana mencapai keberhasilan dalam belajar. Gaya belajar auditori yang bersifat eksternal adalah dengan mengeluarkan suara atau ada suara. Gaya auditori yang bersifat internal adalah memerlukan suasana yang hening-hening sebelum mempelajari sesuatu. Setelah itu diperlukan perenungan beberapa saat terhadap materi apa saja yang telah dikuasai dan yang belum.
- Gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh). Gaya belajar ini belajar melalui gerakan-gerakan sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya. Penyentuhan dengan bidang objek sangat disukai karena mereka dapat mengalami sesuatu dengan diri sendiri. Gaya belajar jenis ini bersifat eksternal adalah melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran, berjalan dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat internal menekankan pada kejelasan makna dan tujuan sebelum mempelajari sesuatu hal.
Implikasi Gaya Belajar
Menurut Sugiyono dan Hariyanto (2011), implikasi gaya belajar siswa bagi seorang guru dalam proses pembelajaran terdiri dari tiga hal, yaitu:a. Perencanaan Kurikulum
Pada tahap ini guru diharapkan memilih dan memberikan materi pelajaran dengan memberi penekanan pada perasaan, penginderaan, dan imajinasi siswa sebagai pelengkap dalam meningkatkan ketrampilan menganalisis, menalar, dan memecahkan masalah secara urut dan logis.b. Proses Pengajaran
Untuk tahap ini seorang guru diharapkan mampu merencanakan metode dan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan gaya belajar siswa, menggunakan berbagai kombinasi strategi pembelajaran, refleksi, konseptualisasi dan eksperimentasi. Media yang digunakan dalam menyampaikan dan memberikan unsur pengalaman melalui unsur bunyi-bunyian, musik, gambar visual, gerak, pengalaman, percakapan bahkan aktivitas siswa itu sendiri.c. Strategi Penilaian
Pada tahap ini, guru diharapkan menggunakan berbagai teknik penilaian yang fokus pada pengembangan kemampuan siswa. Artinya, disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan kapasitas otak dan kecenderungan gaya belajar individu yang berbeda-beda.Daftar Pustaka
- Samples, Bob. 2002. Revolusi Belajar untuk Anak: Panduan Belajar sambil Bermain untuk Membuka Pikiran Anak-anak Anda. Bandung: Kaifa.
- Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
- Gunawan, Adi W. 2006. Genius Learning Strategi. Jakarta: Pustaka Utama.
- Sukadi. 2008. Progressive Learning. Bandung: Niaga Qolbun Salim.
- DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar, Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa Learning.
- Sugiyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Ghufron, M.N. dan Risnawita, R. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.