Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Fungsi, Aspek, Komponen dan Cara Melatih Kebersyukuran

Kebersyukuran atau gratitude adalah pengakuan seseorang atau perasaan bahagia yang muncul atas pemberian atau perolehan dari pihak lain sehingga mendorong seseorang untuk memberikan pujian atau memberikan ucapan terima kasih kepada pihak lain atau sumber yang turut andil atas nikmat yang diterima.

Fungsi, Aspek, Komponen dan Cara Melatih Kebersyukuran

Kebersyukuran dikenal dengan beberapa istilah, yaitu: gratitude, grace, gratefulness dan graciousness berasal dari bahasa latin, yaitu gratia yang berarti kelembutan, kebaikan hati atau berterima kasih. Semua kata yang terbentuk dari gratia berhubungan dengan kebaikan, kedermawanan, pemberian, keindahan dari memberi dan menerima, atau mendapatkan sesuatu tanpa tujuan apapun.

Kebersyukuran merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi seseorang menanggapi/bereaksi terhadap sesuatu atau situasi.

Berikut definisi dan pengertian kebersyukuran dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Emmons (2007), kebersyukuran adalah perasaan akan sesuatu yang hebat, rasa terima kasih dan penghargaan atas keuntungan yang di terima secara interpersonal atau transpersonal dari tuhan. 
  • Menurut Agata dan Sidabutar (2015), kebersyukuran adalah reaksi kognitif dan emosional yang timbul dari kesadaran atas apa yang telah dialami oleh seseorang yang kemudian menciptakan rasa berharga. 
  • Menurut McColough dkk (2004), kebersyukuran adalah pengalaman seseorang ketika menerima sesuatu yang berharga dan merupakan ungkapan perasaan seseorang yang menerima perlakuan baik dari orang lain. 
  • Menurut Sulistyarini (2010), kebersyukuran adalah suatu perasaan bahagia yang muncul ketika seseorang sedang membutuhkan sesuatu atau bahkan sudah dalam keadaan cukup, menerima pemberian atau perolehan dari pihak lain sehingga orang tersebut merasa tercukupi atau menerima kelebihan. 
  • Menurut Seligman dan Peterson (2004), kebersyukuran adalah suatu perasaan terima kasih dan menyenangkan atas respon penerimaan hadiah, dimana hadiah itu memberikan atas respon penerimaan hadiah, dimana hadiah itu memberikan manfaat dari seseorang atau suatu kejadian yang memberikan kedamaian.

Fungsi Kebersyukuran 

Menurut McCullough (2001), bersyukur memiliki beberapa fungsi, yaitu:
  1. Bersyukur sebagai barometer moral. Bersyukur adalah sebuah tampilan atas afeksi yang sensitif terhadap tipe khusus perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial individu dan hal ini tergantung dari masukan sosial kognitif.
  2. Bersyukur sebagai motif moral. Seseorang yang bersyukur atas bantuan yang diterimanya akan membalas kebaikan atas pemberian dari pemberi dan tidak ingin membalasnya dengan hal-hal negatif. 
  3. Bersyukur sebagai penguat moral. Dengan mengekspresikan kebersyukuran kepada seseorang yang telah memberikan bantuan maka akan menguatkan perilaku prososial individu tersebut di masa yang akan datang. Beberapa individu termotivasi untuk mengambil bagian dalam tindakan prososial jika lingkungan memberikan pujian yang bersifat menguatkan.

Aspek-aspek Kebersyukuran 

Menurut McCullough, dkk (2002), aspek-aspek kebersyukuran adalah sebagai berikut:
  1. Intensity (kehebatan, intensitas), seseorang yang bersyukur ketika mengalami peristiwa positif diharapkan untuk merasa lebih intens bersyukur. 
  2. Frequency (kekerapan, keseringan), seseorang yang memiliki kecenderungan bersyukur akan merasakan banyak perasaan bersyukur setiap harinya dan syukur bisa menimbulkan dan mendukung tindakan dan kebaikan sederhana atau kesopanan. 
  3. Span (masa, jangka, waktu, rentang), maksudnya adalah dari peristiwa-peristiwa kehidupan bisa membuat seseorang merasa bersyukur, misalnya merasa bersyukur atas keluarga, pekerjaan, kesehatan dll. 
  4. Density (kepadatan), maksudnya adalah orang yang bersyukur diharapkan dapat menuliskan lebih banyak nama-nama orang yang dianggap telah membuatnya bersyukur, termasuk orang tua, teman, keluarga dll.

Komponen Kebersyukuran 

Menurut Wood dkk (2008), kebersyukuran terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

a. Penghargaan orang lain 

Kebersyukuran terhadap keberadaan individu lain membuat individu memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan berbagai tindakan untuk membangun hubungan yang positif. Salah satu contoh dari tindakan tersebut yang sederhana adalah menghabiskan waktu dengan individu lain.

b. Kepemilikan 

Individu menghargai atas semua yang diterima individu tersebut, baik berwujud maupun tidak berwujud. Individu mengakui kebaikan di dalam kehidupan.menghargai terhadap apa yang telah diterima individu dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui tindakan ekspresif dan di dalam tubuh.

c. Momen pemberian 

Kebersyukuran dapat ditunjukkan dengan menghargai segala sesuatu yang timbul dalam kehidupan individu atau pada momen-momen yang dianggap berharga. Individu biasanya merasakan hal yang luar biasa yang membuat individu mengingat momen tersebut.

d. Ritual 

Individu melakukan kegiatan yang dilakukan secara rutin untuk mengekspresikan kebersyukuran atas kebaikan-kebaikan yang diterima dalam kehidupan. Individu biasanya fokus sejenak untuk merenungkan kebaikan yang diterimanya.

e. Rasa akan kekaguman 

Sebuah studi menunjukkan bahwa kekaguman perasaan dapat membuat seolah-olah individu memiliki lebih banyak waktu. Kekaguman merupakan perasaan yang didapatkan ketika individu menemukan sesuatu yang berarti, atau kompleksitas yang membuat individu dapat memahami kehidupan.

f. Pembandingan diri/sosial 

Perasaan positif yang dimiliki individu ketika mengevaluasi bagaimana kegagalan atau kesalahan dalam hidup dapat terjadi. Secara internal, individu merasa bahwa dengan menerima makan akan muncul kedamaian yang dirasakan.

g. Kekhawatiran eksistensial 

Individu seringkali dihadapkan pada kekhawatiran-kekhawatiran tertentu yang dapat berupa kerugian, perubahan yang mendadak dan signifikan , dilema, serta kehidupan ambigiusitas. Oleh karena itu, individu perlu untuk memahami bahwa tidak ada yang permanen dalam kehidupan.

h. Perilaku bersyukur 

Mengekspresikan kebersyukuran secara penuh dan mendalam adalah salah satu jalan yang secara positif mempengaruhi sikap dan perilaku, baik diri sendiri maupun individu lain. Individu biasanya melakukan perilaku tertentu untuk menunjukkan penghargaan terhadap apa yang diterima individu tersebut.

Cara Melatih Kebersyukuran 

Menurut Emmons (2007), terdapat beberapa cara untuk melatih kebersyukuran, yaitu:
  1. Be thankful in Advance. Bentuk sikap syukur yang terkuat adalah dengan cara mengekspresikan dalam kemajuan pengalaman seseorang. Ekspresi keyakinan merupakan hal yang paling efektif dalam mengubah vibrasi hidup orang tersebut.
  2. Find things to be Grateful for in bad situations. Fokus pada seseorang yang di benci atau musuh (seseorang yang sedang berkonflik) dalam kehidupan yang selalu menimbulkan emosi negatif pada diri. Kemudian setelah itu lihatlah sisi-sisi lain yang bias disyukuri dari situasi-situasi tersebut.
  3. Write a gratitude letter. Menuliskan surat terima kasih atau surat rasa syukur (gratitude letter) kepada seseorang yang telah memberikan pengaruh positif dalam kehidupan dan membacakan yang di buatnya kepada orang yang di tuju secara bertatap muka. 
  4. Do a gratitude walk. Menghitung sebanyak mungkin berkah yang di temui pada saat melakukan aktivitas yang dapat membuat individu tersebut dapat merasa bersyukur. Serta juga dapat meneriakkan atau mengucapkan pada alam semesta dengan keras apa yang dicintai dalam individu yang melakukannya. 
  5. Thanks everyone for everything practice. Mengucapkan terima kasih pada setiap orang yang sudah menolong kita, berbuat baik kepada kita atau orang lain. Ucapan kepada seseorang langsung atau dengan memberikan surat kepada orang tersebut.

Daftar Pustaka

  • Emmons, Robert A. 2007. Thanks! How the New Science of Gratitude Can Make You Happier. New York: Houghton Mifflin Company.
  • Agata, W. dan Sidabutar, F.M. 2015. Pengaruh Religiusitas Terhadap Gratitude pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Kristen. Jurnal Psikologi Ulayat.
  • Bono, G., Emmons, R.A. dan McCullough, M.E. 2004. Gratitude in practice and the practice of gratitude. New Jersey: John Wiley and Sons.
  • Sulistyarini, I. R. 2010. Pelatihan kebersyukuran untuk meningkatkan proactivecoping pada survivor bencana gunung merapi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
  • Park, N., Peterson, C., & Seligman, M.E.P. 2004. Strengths of characterand well-being. Journal of Social and Clinical Psychology.
  • McCollough, M.E. 2001. Forgiveness: Who does it and how do they do it?. Texas: Southern Methodist University.
  • McCullough, M. E., Emmons, R.A., & Tsang, J. 2002. The Grateful Disposition: A Conceptual and Empirical Topography. Journal of Personality and Social Psychology. The American Psychological Association.
  • Wood, A. M. dkk. 2008. Gratitude uniquely predicts satisfaction with life: Incremental validity above the domains and facets of the five factor model. Personality and Differences Journal.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Fungsi, Aspek, Komponen dan Cara Melatih Kebersyukuran. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/07/fungsi-aspek-komponen-dan-cara-melatih-kebersyukuran.html