Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Makna Hidup (Meaning of Life)

Makna hidup adalah hal-hal yang dipandang sangat penting dan berharga serta diyakini benar sehingga memberikan nilai khusus bagi diri sehingga menjadikannya sebagai tujuan hidup, apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi, maka kehidupannya menjadi berarti dan menimbulkan perasaan bahagia.

Makna Hidup (Meaning of Life)

Teori mengenai makna hidup dikenalkan oleh Victor Frankl dengan istilah logoterapi. Kata logoterapi berasal dari kata logos yang artinya makna (meaning) atau rohani (spiritualy), dan terapi yang artinya penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi merupakan dimensi kerohanian pada manusia disamping dimensi ragawi dan kejiwaan. Makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningfull life) yang didambakan.

Makna hidup merupakan sesuatu yang penting dan berharga bagi seorang individu, apabila seorang berhasil menemukan makna hidup, maka kehidupan ini akan dirasakan sangat berarti. Makna hidup merupakan hal yang sangat pribadi, sehingga dapat selalu berubah-ubah sering berjalannya waktu dan perubahan situasi dalam kehidupan individu tersebut.

Berikut definisi dan pengertian makna hidup dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Bastaman (2007), makna hidup adalah hal-hal yang dipandang penting, benar, dan didambakan, memberikan nilai khusus serta dapat dijadikan tujuan hidup seseorang. Apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi, maka kehidupannya menjadi berarti dan menimbulkan perasaan bahagia. 
  • Menurut Rambe (2009), makna hidup adalah suatu pemeriksaan mengenai makna alam dunia, mengenai hidup atau hidup manusia yang sesuai dengan pola-pola yang koheren.
  • Menurut Adler (2004), makna hidup merupakan suatu gaya hidup yang melekat, mendiami, dan menjadi ciri khas individu dalam melakukan interpretasi terhadap hidupnya. Adapun gaya hidup itu bersifat unik yang mana disebabkan karena perbedaan pola asuh setiap individu pada masa kanak-kanak. 
  • Menurut Frankl (Naisaban, 2004), makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, makna hidup juga bersifat personal dan unik.

Karakteristik dan Aspek-aspek Makna Hidup 

Menurut Bastaman (2007), karakteristik makna hidup adalah sebagai berikut:
  1. Unik dan personal. Bagi seseorang sesuatu yang dianggap berarti belum tentu juga berarti bagi orang lain. Bahkan sesuatu dianggap penting dan berarti bagi seseorang pada saat ini, belum tentu sama pentingnya di waktu yang lain. Dalam hal ini, makna hidup seseorang dan apa yang bermakna bagi dirinya biasanya bersifat khusus, berbeda dengan orang lain dan mungkin dapat berubah setiap waktu. 
  2. Spesifik dan konkret. Makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan nyata sehari-hari. Makna hidup tidak selalu harus dikaitkan dengan tujuan-tujuan idealistis, prestasi-prestasi akademis yang tinggi, atau hasil-hasil renungan filosofis yang kreatif. 
  3. Memberi pedoman dan arah. Makna hidup sifatnya memberikan pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehingga makna hidup seakan-akan menantang dan mengundang seseorang untuk memenuhinya. Jika makna hidup ditemukan dan tujuan hidup ditentukan, maka seseorang akan terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya. Selain itu juga akan membuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan seseorang menjadi lebih terarah.

Menurut Bastaman (2007), aspek-aspek makna hidup adalah sebagai berikut:
  1. Pemahaman pribadi. Individu diharapkan mengenali keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan pribadi, sehingga mampu mengembangkan segi-segi positif dan mengurangi segi-segi negatif masing-masing pribadi, baik potensial maupun yang aktual, serta merumuskan lebih jelas apa yang ingin dicapai untuk masa-masa mendatang. 
  2. Bertindak positif. Mencoba menerapkan dan melaksanakan dalam perilaku dan tindakan-tindakan nyata sehari-hari yang dianggap baik dan bermanfaat. Bertindak positif merupakan kelanjutan dari berfikir positif.
  3. Pengakraban hubungan. Hubungan sesama manusia sangat asasi, oleh sebab itu hubungan akrab merupakan salah satu makna bagi manusia itu sendiri. Hubungan akrab yang dimaksud adalah hubungan yang baik dengan pribadi-pribadi tertentu (seperti anggota keluarga, teman, rekan kerja, tetangga), sehingga masing-masing merasa saling menyayangi, saling membutuhkan dan bersedia bantu-membantu.
  4. Pengalaman tri-nilai. Berupaya untuk memahami dan memenuhi tiga ragam nilai yang dianggap sebagai sumber makna hidup yaitu nilai-nilai kreatif (kerja, karya), nilai-nilai penghayatan (kebebasan, keindahan, kasih, iman), dan nilai-nilai bersikap (menerima dan mengambil sikap yang tepat atas derita yang tidak dapat dihindari lagi). 
  5. Ibadah. Secara umum, ibadah adalah segala kegiatan melaksanakan apa yang diperintahkan Tuhan dan mencegah dari hal-hal yang dilarangnya menurut ketentuan agama. Menjalani hidup sesuai dengan tuntutan agama memberikan penghayatan bahagia dan bermakna bagi seseorang. Salah satu bentuk ibadah adalah doa. Dalam doa individu akan melakukan hubungan yang khusus dengan Tuhan.

Komponen Makna Hidup 

Menurut Bastaman (1996), terdapat komponen-komponen yang menentukan berhasilnya seseorang dalam mengubah hidup dari penghayatan hidup tidak bermakna menjadi lebih bermakna, yaitu sebagai berikut:
  1. Pemahaman diri (self insight), yakni meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan ke arah kondisi yang lebih baik. 
  2. Makna hidup (meaning of life), yakni nilai-nilai penting dan sangat berarti bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi dan pengarah-pengarah kegiatannya. 
  3. Pengubahan sikap (changing attitude), dari yang semula tidak tepat menjadi tepat dalam menghadapi masalah, kondisi hidup, dan musibah yang tidak dapat terelakkan. 
  4. Keikatan diri (self commitment), terhadap makna hidup yang ditemukan dan tujuan yang di tetapkan.
  5. Kegiatan terarah (directed activities), yakni upaya-upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja berupa pengembangan potensi-potensi pribadi, bakat, kemampuan, keterampilan yang positif serta pemanfaatan relasi antarpribadi untuk menunjang tercapainya makna hidup dan tujuan. 
  6. Dukungan sosial (social support), yakni hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya dan selalu bersedia membantu pada saat-saat diperlukan.

Sumber-sumber dan Landasan Makna Hidup 

Makna hidup tidak hanya ditemukan dalam keadaan yang menyenangkan, namun bisa juga ditemukan pada saat penderitaan. Terdapat sumber-sumber potensial yang mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidupnya, yaitu sebagai berikut (Bastaman, 2007):

a. Nilai-nilai kreatif (Creative Values) 

Merupakan salah satu dari cara yang dikemukakan oleh logoterapi dalam memberikan arti bagi kehidupan yaitu dengan “melihat apa yang dapat diberikan bagi kehidupan ini (what we give to life). Melalui tindakan-tindakan kreatif dan menciptakan suatu karya seni, menekuni suatu pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas serta berusaha untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya.

b. Nilai-nilai penghayatan (Experiental Values) 

Cara kedua adalah dengan melihat apa yang dapat kita ambil dari dunia ini (what we take form the world). Dengan mengalami sesuatu, melalui kebaikan, kebenaran dan keindahan, dengan menikmati alam dan budaya atau dengan mengenal manusia lain dengan segala keunikannya. Selain itu cinta kasih dapat menjadikan seseorang menghayati perasaan berarti dalam kehidupannya. Dengan mencintai dan merasa dicintai seseorang akan merasakan hidupnya penuh dengan pengalaman hidup yang membahagiakan.

c. Nilai-nilai bersikap (Attitudinal Values) 

Cara ketiga adalah sikap yang diambil untuk tetap bertahan terhadap penderitaan yang tidak dapat dihindari (the attitude we take toward unavoidable suffering), yaitu menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran dan keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi. Dalam hal ini yang diubah bukan keadaan namun sikap yang dapat diambil dalam menghadapi keadaan itu.

Menurut Bastaman (2007), terdapat tiga landasan penting dalam menemukan kebermaknaan hidup, yaitu:
  1. The freedom of will (kebebasan berkehendak). Kebebasan berkehendak sifatnya bukan tak terbatas karena manusia adalah makhluk serba terbatas. Manusia juga memiliki potensi yang luar biasa, tetapi sekaligus memiliki keterbatasan dalam aspek ragawi, aspek kejiwaan, aspek sosial budaya dan aspek kerohanian. 
  2. The will to meaning (hasrat untuk hidup bermakna). Hasrat untuk hidup bermakna berkaitan dengan setiap orang menginginkan dirinya menjadi orang yang bermartabat dan berguna bagi dirinya, keluarga, lingkungan kerja, masyarakat sekitar dan berharga di mata Tuhan. 
  3. The meaning of life (makna hidup). Makna hidup berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan hidup dalam kehidupan. Bila hal itu bisa dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia.

Langkah-langkah Pengayatan Makna Hidup 

Menurut Bastaman (1996), terdapat langkah-langkah atau tahapan dalam hidup seseorang dalam rangka mengubah penghayatan hidup dari kondisi tidak bermakna (meaningless) menjadi bermakna (meaningfull), yaitu:
  1. Tahap derita (peristiwa tragis, penghayatan tanpa makna). Individu berada dalam kondisi hidup tidak bermakna. Mungkin ada peristiwa tragis atau kondisi hidup yang tidak menyenangkan. 
  2. Tahap penerimaan diri (pemahaman diri, pengubahan sikap). Muncul kesadaran diri untuk mengubah kondisi diri menjadi lebih baik lagi. Biasanya muncul kesadaran diri ini disebabkan banyak hal, misalnya perenungan diri, konsultasi dengan para ahli, mendapat pandangan dari seseorang, hasil doa dan ibadah, belajar dari pengalaman orang lain atau peristiwa-peristiwa tertentu yang secara dramatis mengubah hidupnya selama ini.
  3. Tahap penemuan makna hidup (penemuan makna dan penentuan tujuan hidup). Menyadari adanya nilai-nilai berharga atau hal-hal yang sangat penting dalam hidup, yang kemudian ditetapkan sebagai tujuan hidup. Hal-hal yang dianggap penting dan berharga itu mungkin saja berupa nilai-nilai kreatif, seperti berkarya, nilai-nilai penghayatan seperti penghayatan keindahan, keimanan, keyakinan dan nilai-nilai bersikap yakni menentukan sikap yang tepat dalam menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan tersebut. 
  4. Tahap realisasi makna (keikatan diri, kegiatan terarah dan pemenuhan makna hidup). Semangat hidup dan gairah kerja meningkat, kemudian secara sadar membuat komitmen diri untuk melakukan berbagai kegiatan nyata yang lebih terarah. Kegiatan ini biasanya berupa pengembangan bakat, kemampuan dan keterampilan. 
  5. Tahap kehidupan bermakna (penghayatan bermakna, kebahagiaan). Pada tahap ini timbul perubahan kondisi hidup yang lebih baik dan mengembangkan penghayatan hidup bermakna dengan kebahagiaan sebagai hasil sampingnya.

Daftar Pustaka

  • Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi, Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Bastaman, H.P. 1996. Meraih Hidup Bermakna Kisah Pribadi Dengan Pengalaman Tragis. Jakarta: Paradigma.
  • Naisaban, Ladislaus. 2004. Para Psikolog Terkemuka Dunia. Jakarta: Grasindo.
  • Rambe, Firdaus. 2009. Kebermaknaan Hidup pada Remaja yang Hidup di Jalanan dan Mengalami Kekerasan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
  • Adler, Alfred. 2004. What Life Should Mean To You. Jogjakarta: Alenia.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Makna Hidup (Meaning of Life). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/07/makna-hidup.html