Metode Brainstorming dalam Pembelajaran
Daftar Isi
Metode brainstorming mirip dengan metode diskusi, dimana tujuannya adalah menghimpun gagasan dan pendapat informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Pada metode diskusi gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, namun pada metode brainstorming pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi.
Metode brainstorming dipopulerkan oleh Alex Faickney Osborn pada tahun 1953 dalam bukunya Applied Imagination. Menurut Osborn, kelompok dapat menggandakan hasil kreatifnya dengan brainstorming, dimana brainstorming bekerja dengan cara fokus pada masalah, lalu selanjutnya dengan bebas bermunculan sebanyak mungkin solusi dan mengembangkannya sejauh mungkin.
Berikut definisi dan pengertian brainstorming dari beberapa sumber buku:
- Menurut Roestiyah (2012), brainstorming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian peserta didik menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan ide dari sekelompok manusia dalam waktu singkat.
- Menurut Sutikno (2007), brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode brainstorming pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi.
- Menurut Minter dan Reid (2007), brainstorming adalah cara lain yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan ide-ide pada masa kini. Brainstorming adalah mengumpulkan sekelompok orang, dengan tujuan menghasilkan pikiran-pikiran yang baru dan segar.
- Menurut Aqib (2013), brainstorming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan melontarkan suatu masalah ke siswa oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru.
Tujuan Metode Brainstorming
Menurut Makarao (2009), pelaksanaan metode brainstorming dalam pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut:- Mendorong terjadinya penyampaian ide atau pengalaman pembelajaran yang sangat membantu terjadinya refleksi dalam kelompok.
- Mendapatkan sebanyak-banyaknya pendapat, ide dari pembelajaran tentang permasalahan yang sedang dibahas.
- Membina pembelajaran dalam mengkombinasikan dan mengembangkan kreativitas berpikir melalui ide-ide yang muncul.
- Merangsang partisipasi pembelajaran.
- Menciptakan suasana yang menyenangkan.
- Melatih daya kreativitas berfikir pembelajar.
- Melatih pembelajar untuk mengekspresikan gagasan baru menurut daya imajinasinya.
- Mengumpulkan sejumlah pendapat dari kelompok belajar yang berasal dari kenyataan di lapangan.
Aspek-aspek Metode Brainstorming
Aspek-aspek yang harus diperhatikan sebagai ketentuan metode brainstorming dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:- Fokus pada kuantitas. Asumsi yang berlaku disini adalah semakin banyak ide yang tercetus, kemungkinan ide yang menjadi solusi masalah semakin besar.
- Penundaan kritik. Dalam brainstorming, kritikan atas ide yang muncul akan ditunda. Penilaian dilakukan di akhir sesi, hal ini untuk membuat para siswa merasa bebas untuk memunculkan berbagai macam ide selama pembelajaran berlangsung.
- Sambutan terhadap ide yang tak biasa. Ide yang tak biasa muncul disambut dengan hangat. Bisa jadi, ide yang tak biasa ini merupakan solusi masalah yang akan memberikan perspektif yang bagus untuk kedepannya.
- Kombinasikan dan perbaiki ide. Ide-ide yang bagus dapat dikombinasikan menjadi satu ide yang lebih baik.
Langkah-langkah Metode Brainstorming
Menurut Sani (2013), langkah-langkah metode brainstorming dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:- Pahami aturan untuk melakukan brainstorming dan sampaikan atau kemukakan kembali aturan tersebut, serta menempelkannya di dinding sehingga semua peserta didik dapat melihat lembaran aturan.
- Guru menentukan topik bahasan dan menuliskan topik bahasan pada flipchart.
- Guru menunjuk seorang peserta didik untuk menuliskan ide-ide pada flipchart/papan tulis.
- Guru meminta peserta didik atau kelompok untuk mengemukakan ide yang terkait dengan topik yang dibahas.
- Berhenti dan istirahat untuk menetaskan ide (masa inkubasi). Jika direncanakan untuk melanjutkan ke tahap evaluasi (pada tahap pertama), istirahat dapat diselingi dengan diskusi untuk mengklarifikasi ide-ide tersebut, bukan untuk mengkritik.
- Tahap evaluasi ide, guru membahas satu persatu respon yang muncul.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Brainstorming
Menurut Roestiyah (2012), penggunaan metode brainstorming dalam proses belajar mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan metode brainstorming adalah:- Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.
- Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
- Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
- Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.
- Terjadi persaingan yang sehat.
- Anak merasa bebas dan gembira.
- Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan metode brainstorming adalah:- Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
- Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan.
- Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
- Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
- Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan.
Daftar Pustaka
- Roestiyah, N.K. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
- Sutikno, M. Sobri. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
- Minter, David dan Reid, Michael. 2007. Lightning In A Bottle (Lightning Innovation Strategy). Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
- Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widya.
- Makarao, N. Ramadhani. 2009. Metode Mengajar dalam Bidang Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
- Sani, R. Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.