Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Fungsi, Aspek dan Jenis-jenis Diet

Diet adalah pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperbolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan (Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2009).

Fungsi, Aspek dan Jenis-jenis Diet

Istilah diet berasal dari bahasa Yunani, yaitu diatita yang artinya cara hidup. Diet merupakan kegiatan membatasi nutrisi berupa kalori dengan sengaja untuk mengurangi berat badan yang dimaksudkan untuk membentuk tubuh menjadi langsing.

Menurut American Dietetics Assosiation (2009), program penurunan berat badan yang sukses mencakup aktivitas fisik dan diet yang aman dan dapat berlangsung lama untuk pengontrolan berat badan. Terdapat tiga komponen dalam menurunkan berat badan, yaitu; mengontrol asupan energi terutama asupan lemak, meningkatkan aktivitas fisik, dan perubahan kebiasaan dalam jangka waktu yang lama.

Berikut definisi dan pengertian diet dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Hutapea (1993), diet merupakan program terpadu antara pengaturan makanan dan kebiasaan makan serta peningkatan kegiatan olahraga. 
  • Menurut Dariyo (2003), diet adalah cara membentuk atau mencapai proporsi berat badan dan taraf kesehatan yang seimbang (normal) melalui pengaturan pola aktivitas, seperti makan, minum, dan aktivitas fisik seperti kerja, istirahat, dan olahraga.
  • Menurut Yuliatin (2011), diet adalah jumlah makanan dan asupan nutrisi yang dikonsumsi seseorang atau organisme tertentu dengan tujuan menurunkan berat badan dan menjaga keseimbangan postur tubuh. 
  • Menurut Sutriandewi (2003), diet merupakan perilaku pengaturan asupan (intake) makanan yang masuk ke tubuh dengan tujuan yang beraneka macam, salah satunya untuk menurunkan berat badan.

Fungsi dan Manfaat Diet 

Beberapa manfaat diet bagi kesehatan adalah sebagai berikut:
  1. Diet dapat menurunkan dan menaikkan berat badan. Banyak orang yang salah pengertian akan diet. banyak yang menganggap diet hanyalah program untuk menurunkan berat badan, namun nyatanya diet dapat di lakukan untuk menaikkan berat badan, hingga mendapatkan berat badan yang ideal.
  2. Diet dapat meningkatkan metabolisme Tubuh. 
  3. Diet berguna untuk menyeimbangkan pola makan sehari-hari. 
  4. Diet dapat menguatkan tulang. Seringnya kegemaran orang dalam mengkonsumsi daging tanpa menyeimbangkannya dengan buah dan sayuran mengakibatkan kadar protein berlebihan yang dapat mengganggu ginjal. Akibatnya, penyerapan kalsium terganggu dan memaksa tubuh mengambil kalsium dari tulang. Namun saat seseorang melakukan diet, hal ini tidak terjadi. 
  5. Memperlancar pencernaan. Pada saat melakukan diet karbohidrat kompleks dalam tubuh seseorang dicerna secara berangsur-angsur dan teratur sehingga menyediakan sumber glukosa tetap. Inilah yang akhirnya memperlancar pencernaan seseorang.
  6. Diet dapat menyehatkan kulit. saat seseorang melakukan diet yang mana lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan, membuat banyaknya vitamin alami yang masuk ketubuh. Itulah yang akhirnya membuat kulit menjadi sehat. Bahkan pada beberapa buah yang kulitnya dapat di konsumsi dapat membuat kulit tampak lebih cerah. 
  7. Diet dapat melindungi gigi. Pada pelaku diet seringnya gigi mengunyah padi-padian dan sayur-sayuran daripada memotong daging membuat gigi lebih terlindungi. Dan air liur pada manusia yang mengandung. 
  8. Diet dapat mencegah berbagai penyakit. Karena pola makan yang teratur dan memenuhi asupan gizi yang baik diet dapat mencegah berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, stroke, tulang keropos dan lain-lain.

Aspek-aspek Perilaku Diet 

Menurut Soekadji (1983) dan Ruderman (1986), perilaku diet dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu:
  1. Frekuensi. Frekuensi yaitu sering tidaknya perilaku itu muncul. Frekuensi dapat digunakan untuk melihat sering tidaknya perilaku diet.
  2. Intensitas. Intensitas yaitu seberapa besar daya yang dikeluarkan seseorang untuk berperilaku. Intensitas dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar usaha atau daya yang dilakukan seseorang dalam berperilaku diet. 
  3. Lamanya. Lamanya yaitu waktu yang diperlukan seseorang untuk melakukan setiap tindakan dalam berperilaku. Aspek lamanya ini dapat digunakan untuk mengetahui berapa lama diet berlangsung.
  4. Eksternal. Aspek eksternal ini mencakup situasi yang berkaitan dengan cara makan dan faktor makanan itu sendiri, baik dari segi rasa, bau dan penampilan makanan. Bagi pe-diet aspek eksternal ini akan lebih bernilai apabila makanan yang tersedia adalah makanan yang lezat.
  5. Emosional. Aspek emosional menunjuk emosi yang lebih berperan dalam perilaku makan adalah emosi negatif, seperti kecewa, cemas, depresi dan sebagainya. Rasa cemas, takut dan khawatir yang timbul akan melahirkan sikap yang berbeda-beda pada setiap orang. 
  6. Restraint. Istilah restraint menurut kamus kedokteran berarti pengekangan atau pembatasan. Aspek restraint adalah pola makan individu dipengaruhi oleh keseimbangan antara faktor-faktor fisiologis yaitu desakan terhadap keinginan pada makanan dan usaha-usaha kognitif untuk melawan keinginan tersebut.

Jenis-jenis Diet 

Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009), terdapat beberapa jenis diet sehat, yaitu:

a. Diet energi rendah 

Diet energi rendah merupakan diet yang bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik. Diet ini dijalankan dengan cara mengurangi asupan energi yang sesuai yaitu sebanyak 500 sd 1.000 kkal/hari, maka dengan diet ini akan tercapai penurunan berat badan sampai 0,5 – 1 kg per minggu.

Konsumsi protein sedikit lebih tinggi dibanding konsumsi harian biasanya, yaitu 1 - 1,5 g/kg/BB/hari atau 15 - 20% dari kebutuhan energi total. Kemudian lemak tetap dikonsumsi tapi dalam ukuran sedang yaitu 20 - 25% dari kebutuhan energi total. Adapun sumber lemak yang cocok untuk dikonsumsi berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi.

Adapun untuk konsumsi karbohidrat sedikit lebih rendah dari konsumsi harian biasanya, yaitu 55 - 65% dari kebutuhan energi total. Karbohidrat komplek adalah sumber karbohidrat terbaik untuk dikonsumsi. Harus diperhatikan juga konsumsi vitamin dan mineral tetap harus cukup sesuai kebutuhan. Frekuensi makan dianjurkan tetap sama seperti biasanya yaitu 3 kali makan utama dan 2 - 3 kali makan selingan. Dan yang terakhir konsumsi air harus cukup, yaitu 8 - 10 gelas/hari.

b. Diet menu berserat 

Konsumsi serat yang seimbang setiap hari mampu mengontrol badan seseorang. Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi dilaporkan juga dapat menurunkan bobot badan. Makanan akan tinggal dalam saluran pencernaan dalam waktu yang relatif singkat sehingga absorbsi zat makanan akan berkurang. Selain itu makanan yang mengandung serat relatif tinggi akan memberi rasa kenyang sehingga menurunkan konsumsi makanan.

Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar gula dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas. Dalam mempraktekkan diet jenis ini yang harus dilakukan pengurangan konsumsi gula, karbohidrat, dan lemak. Angka pengurangan tersebut antara 500 - 1000 kalori rendah di bawah kebutuhan normal. Kemudian sebaiknya meningkatkan asupan protein sedikit lebih tinggi di atas kebutuhan normal. Makanan yang dikonsumsi juga harus cukup mineral dan vitamin.

Adapun sumber makanan berserat yang dapat dikonsumsi oleh pelaku diet berserat bisa didapatkan dari golongan biji-bijian yang masih diselimuti kulit ari, (misalnya beras tumbuk, beras merah, havermount, bulgur, dan jagung) dan dari golongan kacang-kacangan yang masih diselimuti kulit ari (seperti kacang hijau, kacang merah, kacang polong, dan kacang kedelai). Sumber lain adalah seperti roti yang kasar dan hindari makanan serat tinggi kalori seperti biskuit dan tart. Sayuran dan buah-buahan segar juga merupakan sumber makanan yang baik dikonsumsi dalam diet ini.

c. Diet rendah karbohidrat 

Diet ini bertujuan untuk mencegah lipogenesis (pembentukan jaringan lemak) dari karbohidrat. Kalori yang diberikan rata-rata 1.300 kalori. Diet ini dapat digunakan bagi obesitas derajat ringan sampai sedang. Dalam diet ini hanya perlu mengurangi asupan karbohidrat. Sumber karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah beras merah dan gandum. Akan tetapi, asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi.

Rasa kenyang yang lebih cepat muncul terjadi selama 4 minggu pertama menjalankan diet rendah karbohidrat. Selain menurunkan selera makan, diet rendah karbohidrat juga lebih memicu pengeluaran energi. Penurunan berat badan pada diet rendah karbohidrat akibat penurunan selera makan terjadi karena protein yang dikonsumsi merupakan makronutrien yang paling dapat menimbulkan rasa kenyang yang cepat dengan cara menurunkan termogenesis, yang menghasilakan efek penurunan kecepatan absorsi zat gizi.

Penurunan berat badan akibat diet rendah karbohidrat juga terjadi karena aktivasi dan oksidasi asam lemak. Sebuah penelitian mengenai diet tinggi protein dan rendah karbohidrat membuktikan bahwa terjadi kenaikan oksidasi asam lemak pada respondennya, oksidasi asam lemak akan menyebabkan perasaan kenyang lebih cepat.

Selain ketiga diet di atas, terdapat pula beberapa metode diet yang populer, antara lain yaitu:

a. Diet Atkins 

Diet ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Robert C. Atkins pada tahun 1970. Teori Diet Atkins menganjurkan untuk menningkatkan konsumsi protein dan menghindari karbohidrat sama sekali. Selama dua minggu pertama, tubuh akan membangun ketosis, keadaan ketika tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar.

Diet atkins adalah diet rendah karbohidrat tinggi protein yang paling populer. Diet ini menjanjikan penurunan berat badan tanpa merasa lapar. Diet atkins mendorong metabolisme hingga tubuh Anda menyesuaikan diri secara otomatis dengan membakar lemak yang baru. Selain itu, dengan mengontrol kadar insulin tetap rendah, penderita penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes akan mengalami kemajuan kesehatan.

b. Diet OCD 

Diet OCD (Obsessive Corbuziers Diet) adalah suatu teknik diet baru yang dipopulerkan oleh Deddy Corbuzier. Diet ini memiliki prinsip diet yang berbeda dengan prinsip diet yang lainnya. Diet OCD memperkenalkan cara-cara baru untuk melakukan diet seperti, puasa, tidak sarapan, jendela makan, dan olahraga ketika perut kosong.

Salah satu keunikan pada diet ini adalah istilah jendela makan. Jendela makan adalah kegiatan yang harus dilakukan seperti kita melakukan puasa. Pelaku diet mengatur jam-jam boleh makan, tetapi tetap bisa makan apapun yang dikehendaki. Puasa yang dimaksud disini adalah tidak makan kalori apapun ketika melakukan program ini. Pelaku program ini tidak dianjurkan untuk sarapan di pagi hari, tidak boleh mengkonsumsi buah, susu, dan lainnya selama berpuasa. Akan tetapi masih diperbolehkan minum air putih dan teh tanpa gula.

c. Diet Mayo 

Diet mayo adalah sebuah program penurunan berat badan yang diperkenalkan oleh situs kesehatan terkenal asal Amerika, Mayo Clinic. Prinsip dari diet mayo adalah mengonsumsi kelompok makanan yang berada di level bawah dan mengurangi konsumsi makanan yang berada si level atas. Diet mayo adalah diet yang berfokus pada konsumsi sayuran dan buah-buahan diikuti dengan pengurangan konsumsi karbohidrat, lemak, dan gula.

Daftar Pustaka

  • Hutapea, Albert M. 1994. Menuju Gayaa Hidup Sehat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Dariyo, Agoes. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
  • Yuliatin, Indah. S. 2011. The Revolution of Diet (Potret Diet Aneh, Ampuh dan Aman). Surabaya: Java Pustaka Group.
  • Sutriandewi. 2003. Hubungan Citra Raga Dengan Perilaku Diet Pada Remaja Putri. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
  • Soekadji, Soetarlinah. 1983. Modifikasi Perilaku: Penerapan Sehari-hari dan Penerapan Profesional. Yogyakarta: Liberty.
  • Ruderman. A. J. 1986. Dietary Restraint: A theoritical and empical review. psychologycal buletin.
  • Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  • American Dietetic Association. 2009. Nutrition and Athletic Performance. American College of Sports Medicine.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Fungsi, Aspek dan Jenis-jenis Diet. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/08/fungsi-aspek-dan-jenis-jenis-diet.html