Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model Pembelajaran Learning Cycle

Model pembelajaran learning cycle atau siklus belajar adalah rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif (Ngalimun, 2014).

Model Pembelajaran Learning Cycle

Menurut Santoso (2005), learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study (SCIS). Learning Cycle (siklus belajar) merupakan suatu pengorganisasian yang memberikan kemudahan untuk penguasaan konsep-konsep baru dan untuk menata ulang pengetahuan siswa. Learning Cycle terdiri dari beberapa tahap, yaitu libatkan (engage), eksplorasi (explore), penjelasan (explain), elaborasi (elaboration/extention) dan evaluasi (evaluation).

Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan suatu proses membangun atau menyusun suatu pemahaman terhadap pengetahuan yang baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman nyata yang dialaminya dan hasil interaksinya dengan lingkungan sekelilingnya.

Langkah-langkah Learning Cycle 

Menurut Warsono dan Hariyanto (2012), langkah-langkah model pembelajaran learning cycle adalah sebagai berikut:
Fase Learning Cycle
Fase Learning Cycle

a. Engage (Libatkan) 

Pada tahap ini kegiatan pokok pembelajaran bertumpu pada upaya bagaimana meningkatkan minat siswa sambil menilai pemahaman awal siswa terhadap topik yang dibahas, misalnya melalui suatu kegiatan apersepsi. Selama pengalaman pembelajaran ini, siswa mula-mula dihadapkan pada tugas-tugas intruksional dan diberi kesempatan melakukan identifikasi. Selama fase ini, siswa membuat hubungan antara pengalaman belajar masa lalunya dengan pengalaman belajarnya sekarang. Pada fase ini siswa diantarkan menuju materi yang akan dipelajarinya.

b. Explore (Eksplorasi) 

Pada tahap ini kegiatan pokok pembelajaran adalah melibatkan siswa dalam pokok bahasan atau topik pembelajaran, memberikan kesempatan kepada mereka untuk membangun pemahamannya sendiri. Pada tahap ini, para siswa berkesempatan terlibat secara langsung dengan fenomena yang diselidiki dan bahan-bahan kajian. Mereka bekerja sama dalam suatu tim, lalu mengalami pengalaman bersama dengan saling berbagi dan berkomunikasi tentang esensi pokok pembelajaran. Guru bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan bahan-bahan pembelajaran yang diperlukan dan membantu siswa agar fokus dalam pembelajaran. Para siswa melaksanakan pembelajaran aktif melalui pengajaran sains berbasis inkuiri (inquiry based-science). Penekanannya adalah pada pengajuan pertanyaan setahap semi setahap oleh guru yang harus dijawab oleh para siswa.

c. Explain (Jelaskan) 

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan apa yang telah dipelajarinya sejauh ini dan menjelaskan maksudnya. Pada tahap ini, para siswa menjelaskan apa yang telah dipelajarinya dengan berkomunikasi dengan rekan- rekannya, dengan fasilitator (guru) melalui suatu proses reflektif. Dengan kata lain, setelah seorang siswa mencapai suatu pemahaman, mereka boleh membuat ringkasan atau menjelaskan gagasan-gagasannya.

d. Extend (Kembangkan) 

Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan barunya dan secara berkesinambungan melakukan eksplorasi dan implikasi ini. Pada tahap ini, para siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya, membuat jalinan dengan konsep terkait lainnya, kemudian mengaplikasikan pemahamannya ini dalam dunia nyata.

e. Evaluate (Evaluasi) 

Pada tahap ini, baik siswa maupun guru menilai sejauh mana terjadi pembelajaran dan pemahaman. Dalam hal ini, guru menilai sejauh mana para siswa memperoleh pemahaman tentang konsep-konsep pokok bahan ajar dan memperoleh pengetahuan baru. Evaluasi dan penilaian (asesmen) dapat berlangsung selama proses pembelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Learning Cycle 

Menurut Pinto dkk (2014), model pembelajaran learning cycle memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:

a. Kelebihan Learning Cycle 

Kelebihan atau keunggulan model belajar learning cycle yaitu:
  1. Meningkatkan motivasi belajar siswa karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran artinya mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih efektif dan menambah rasa keingintahuan siswa. 
  2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah pelajar, artinya melatih siswa belajar melakukan konsep melalui kegiatan eksperimen.
  3. Pembelajaran lebih bermakna, artinya Guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lain.
  4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir, mencari, menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah mereka pelajari.

b. Kekurangan Learning Cycle 

Kekurangan atau kelemahan model belajar learning cycle yaitu:
  1. Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran. 
  2. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. 
  3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi. 
  4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

Daftar Pustaka

  • Santoso. 2005. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja pressindo.
  • Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Pinto, L.E. dkk. 2014. 95 Strategi Pengajaran. Jakarta: Indeks.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model Pembelajaran Learning Cycle. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/09/model-pembelajaran-learning-cycle.html