Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengertian, Unsur, Bentuk dan Teori Organisasi

Organisasi adalah bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dan bekerja sama berdasarkan hubungan kerja serta pembagian kerja dan aktivitas yang tersusun secara hierarki dalam suatu struktur untuk mencapai serangkaian tujuan.

Pengertian, Unsur, Bentuk dan Teori Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu organon serta bahasa Latin yaitu organum yang artinya alat, bagian, anggota atau badan. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama (Manullang, 2009).

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Berikut definisi dan pengertian organisasi dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Hasibuan (2013), organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkooordinasi dari kelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. 
  • Menurut Siagian (2008), organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan. 
  • Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2010), organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. 
  • Menurut Robbins dan Judge (2007), organisasi adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih, dikoordinir secara sadar, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan.

Unsur-unsur Organisasi 

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2010), unsur-unsur organisasi adalah sebagai berikut:

a. Sistem organisasi 

Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Organisasi sebagai suatu sistem adalah sistem terbuka, dimana batas organisasi adalah lentur dan menganggap bahwa faktor lingkungan sebagai input.

b. Pola aktivitas 

Aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi dalam pola tertentu. Urut-urutan pola aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dilaksanakan secara relatif teratu dan berulang-ulang.

c. Sekelompok orang 

Organisasi pada dasarnya merupakan kumpulan orang-orang. Adanya keterbatasan pada manusia mendorong untuk membentuk organisasi. Kemampuan manusia baik fisik maupun daya pikirnya terbatas, sementara aktivitas yang harus dilakukan selalu meningkat maka mendorong manusia untuk membentuk organisasi. Jadi dalam setiap organisasi akan terdiri dari sekelompok orang. Orang-orang yang ada dalam organisasi berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.

d. Tujuan organisasi 

Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang sifatnya abstrak dan berdimensi jangka panjang, yang menjadi landasan dan nilai-nilai yang melandasi organisasi itu didirikan. Tujuan organisasi seperti itu disebut dengan misi organisasi. Jenis tujuan yang lain disebut dengan tujuan operasional atau sering disebut juga dengan objektif. Jenis tujuan ini sifatnya lebih operasional, yang menunjukkan apa yang akan diraih oleh organisasi. Tujuan operasional atau objektif biasanya merupakan tujuan jangka pendek yang lebih spesifik dan dapat diukur secara kuantitatif.

Bentuk-bentuk Organisasi 

Menurut Manullang (2009), organisasi dapat dikelompokkan dalam empat bentuk, yaitu:
  1. Organisasi Garis. Organisasi garis adalah bentuk organisasi yang tertua dan paling sederhana. Sering juga disebut organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu di kalangan militer. 
  2. Organisasi Fungsional. Organisasi fungsional adalah organisasi di mana segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut. 
  3. Organisasi Garis dan Staf. Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit, serta jumlah pegawainya banyak. Pada bentuk organisasi garis dan staf, terdapat satu atau lebih tenaga staf. 
  4. Organisasi Staf dan Fungsional. Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf.

Teori-teori Organisasi 

Teori organisasi telah mengalami banyak perkembangan dan perubahan dari masa ke masa, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Teori Klasik 

Hal-hal yang menjadi variabel dalam teori organisasi klasik yaitu; pentingnya peran manajer, pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja, tanggung jawab kesejahteraan karyawan dan iklim kondusif. Adapun beberapa pencetus teori klasik antara lain yaitu:
  1. Robert Owen. Menekankan tentang peranan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan. Asumsi dilatarbelakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk. 
  2. Charles Babbage. Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan, sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggung jawab khusus sesuai dengan spesialisasinya. 
  3. Frederick W. Taylor. Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah diferensial. 
  4. Hennry L. Gantt. Gagasannya adalah kerja sama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan, mengenal metode seleksi yang tepat dan sistem bonus dan instruksi. Gantt menolak sistem upah diferensial, karena hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja.
  5. Frank B. Gilberth dan Lillian M. Gilberth. Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan. 
  6. Herrington Emerson. Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan dan inefisiensi. Oleh karena itu agar di dalam organisasi terdapat tujuan jelas, kegiatan logis, staf yang memadai, disiplin kerja, balas jasa yang adil, laporan terpercaya, urutan instruksi, standarisasi kegiatan, kondisi standar, operasi standar, instruksi standar dan balas jasa insentif.

b. Teori Hubungan Antar Manusia 

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktivitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktivitasnya bisa lebih tinggi.

Adapun penemu dan pendukung teori hubungan antara manusia yaitu:
  1. Abraham Maslow. Mengembangkan adanya hierarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi. 
  2. Douglas McGregor. Teori X dan teori Y. 
  3. Frederich Herzberg. Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor. 
  4. Robert Blake dan Jane Mouton. Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial. 
  5. Rensis Likert. Mengidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen. 
  6. Fred Fiedler. Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan. 
  7. Chris Argyris. Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya. 
  8. Edgar H. Schein. Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi. Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

Daftar Pustaka

  • Manullang. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  • Hasibuan, Malayu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Siagian, S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Binapura Aksara.
  • Gitosudarmo, Indriyo dan Sudita, I Nyoman. 2010. Perilaku Keorganisasian. Jogyakarta: BPFE.
  • Robbins, S.P. dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Pengertian, Unsur, Bentuk dan Teori Organisasi. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/09/pengertian-unsur-bentuk-dan-teori-organisasi.html