Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Fungsi, Prinsip, Pendekatan dan Bentuk-Bentuk Pembelajaran Remedial

Remedial teaching atau pembelajaran remedial adalah suatu kegiatan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru atau pihak terkait dalam upaya memberikan bantuan kepada para siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan taraf kemampuannya.

Fungsi, Prinsip, Pendekatan dan Bentuk-Bentuk Pembelajaran Remedial

Remedial teaching atau pengajaran perbaikan merupakan pengajaran yang berfungsi menolong anak untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pembelajaran remedial bersifat khusus karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi anak didik. Layanan ini diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Kegiatan ini ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.

Pembelajaran remedial adalah suatu sistem belajar yang bertujuan untuk mengoptimalisasikan prestasi belajar dengan cara mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik, menemukan faktor-faktor penyebabnya, dan kemudian mengupayakan alternatif-alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar, baik dengan cara pencegahan maupun penyembuhan berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan objektif.

Berikut definisi dan pengertian pembelajaran remedial dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990), remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Program remedial ini diharapkan dapat membantu siswa yang belum tuntas untuk mencapai ketuntasan hasil belajarnya. 
  • Menurut Kunandar (2007), remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pembelajaran dan membuatnya lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. 
  • Menurut Arikunto (2006), remedial adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan guru dengan maksud mempertinggi penguasaan bahan ajar sehingga siswa diharapkan mampu mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan untuk mencapai ketuntasan belajar yang nantinya berdampak baik bagi prestasi belajar siswa. 
  • Menurut Mulyadi (2008), remedial adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar. Faktor-faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin. 
  • Menurut Sukardi (2011), remedial adalah upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/ kerjasama dengan ahli pihak lain) untuk memungkinkan individi atau kelompok siswa dengan karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya (meningkat prestasi, penyesuaian kembali) seoptimal mungkin sehingga dapat memahami kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah terhadap keamanan kondisi objektif individu dan atu kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana lingkungannya.

Tujuan dan Fungsi Remedial 

Pembelajaran remedial bertujuan agar siswa dapat memahami dirinya, memperbaiki atau mengubah cara belajaranya, memilih mater dan fasilitas secara cepat, mengembangkan sikap dan kebiasaan dan melaksanakan tugas-tugas belajar.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990), tujuan pembelajaran remedial adalah sebagai berikut:
  1. Agar siswa memahami dan mengenali dirinya khususnya yang menyangkut prestasi belajar, misal: segi kemampuannya segi kelemahannya dan jenis serta sifat kesulitannya. 
  2. Memperbaiki atau mengubah cara belajar kearah yang lebih baik. 
  3. Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
  4. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang baik. 
  5. Menyelesaikan dan melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya dengan benar dan baik.
Menurut Kunandar (2007), terdapat enam fungsi pembelajaran remedial, yaitu; fungsi korektif, fungsi pemahaman, fungsi pengayaan, fungsi penyesuaian, fungsi akselerasi dan fungsi terapeutik. Adapun penjelasan ke enam fungsi remedial tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Fungsi korektif, yaitu melalui pembelajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran.
  2. Fungsi pemahaman, yaitu pembelajaran remedial memungkinkan guru, peserta didik, atau pihak-pihak lainnya dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi peserta didik. 
  3. Fungsi pengayaan, yaitu pembelajaran remedial akan dapat memperkaya proses pembelajaran sehingga materi yang tidak disampaikan dalam pembelajaran reguler, dapat diperoleh melalui pembelajaran remedial. 
  4. Fungsi penyesuaian, yaitu pembelajaran remedial dapat membentuk peserta didik untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Artinya peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar. 
  5. Fungsi akselerasi, yaitu dengan pembelajaran remedial dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efisien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran baik dari waktu maupun materi.
  6. Fungsi terapeutik, yaitu secara langsung atau tidak langsung, pembelajaran remedial dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian peserta didik yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan.

Prinsip-prinsip Remedial 

Menurut Iskandar (2009), terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus, yaitu:

a. Adaptif 

Setiap individu peserta didik memiliki karakter dan keunikan sendiri-sendiri, oleh karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.

b. Interaktif 

Dalam proses pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.

c. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian 

Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

d. Pemberian umpan balik sesegera mungkin 

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

e. Kesinambungan dan keterbatasan dalam pemberian pelayanan 

Program pembelajaran reguler dalam pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

Pendekatan Pembelajaran Remedial 

Menurut Makmun (2007), pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran remedial adalah sebagai berikut:

a. Pendekatan bersifat kuratif 

Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataan ada seseorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan berikut:
  1. Pengulangan. Pengulangan dapat dilakukan di akhir pertemuan unit pelajaran tertentu, dan akhir setiap satuan program studi pelaksanaannya dapat dilakukan secara individual (jika yang mengalami kesulitan terbatas) dan kelompok (jika ternyata sejumlah siswa mempunyai jenis/sifat kesalahan atau kesulitan sama).
  2. Pengayaan. Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara pemberian tugas (pekerjaan rumah) atau soal yang dikerjakan di kelas. 
  3. Percepatan. Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional).

b. Pendekatan yang bersifat preventif 

Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data atau informasi diprediksikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan program studi tertentu yang akan ditempuhinya. Berdasarkan prediksi tersebut maka layanan program perbaikan dapat dilakukan dalam bentuk kelompok belajar homogen, bentuk individual maupun dalam bentuk kelompok dengan kelas remedial.

c. Pendekatan yang bersifat pengembangan 

Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar. Sasaran pokok dari pendekatan ini adalah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan/kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar karena itu diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.

Bentuk-bentuk Pembelajaran Remedial 

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990) serta Muhaimin dan Rahman (1996), terdapat beberapa bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk pelaksanaan pembelajaran remedial, yaitu:
  1. Mengajarkan kembali (reteaching). Yaitu perbaikan dilakukan dengan jalan mengajar kembali bahan yang telah dipelajari terhadap siswa yang masih belum menguasai pelajaran. Hal ini lebih sering dilakukan oleh guru pada umumnya.
  2. Tutorial. Yaitu memberikan bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan dan motivasi agar para siswa belajar secara efektif dan efisien.
  3. Memberikan pekerjaan rumah. Dengan pemberian tugas rumah, diharapkan siswa akan membuka kembali catatannya kemudian mempelajarinya untuk menyelesaikan tugas rumah tersebut. Dengan cara ini, siswa akan berusaha lebih memahami pelajaran tersebut, agar bisa mengejar tugas rumah yang diberikan gurunya. 
  4. Diskusi kelompok. Remedial teaching dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok yaitu dengan membentuk kelompok yang terdiri atas 5-10 anak, untuk mendiskusikan suatu masalah secara bersama-sama, dan diharapkan dengan diskusi tersebut persoalan akan lebih mudah dipecahkan. 
  5. Penggunaan lembar kerja. Penyediaan lembar kerja untuk dikerjakan siswa di rumah, membuat siswa untuk belajar kembali. Dan hal ini akan membuat siswa lebih memahami materi pelajaran. 
  6. Penggunaan alat-alat audio visual. Remedial teaching dapat dilakukan dengan menggunakan media. Karena dengan media, pelajaran akan lebih menarik dan lebih mudah dipahami oleh siswa. Adapun alat-alat audio visual yang dapat digunakan sebagai sumber pengajaran adalah radio, tape recorder, laboratorium bahasa, film bingkai, OHP dan lain-lain.

Daftar Pustaka

  • Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 1990. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
  • Arikunto, Suharsimi. 2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Mulyadi. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
  • Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Iskandar. 2009. Psikologi pendidikan. Ciputat: Gaung persada press.
  • Makmun, A. Syamsudin. 2007. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modal. Bandung: Remaja Rosdakarya. 
  • Muhaimin, A. Ghofir dan rahman, N. Ali. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media Karya Anak Bangsa.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Fungsi, Prinsip, Pendekatan dan Bentuk-Bentuk Pembelajaran Remedial. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/10/fungsi-prinsip-pendekatan-dan-bentuk-pembelajaran-remedial.html