Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengertian, Karakteristik, Bentuk dan Proses Emosi

Emosi adalah suatu pergolakan perasaan atau pikiran baik positif maupun negatif yang muncul dalam diri individu karena suatu kejadian yang bisa bersifat pribadi, umum, sederhana atau pun kompleks sehingga menyebabkan reaksi berupa ekspresi dan perilaku.

Pengertian, Karakteristik, Bentuk dan Proses Emosi

Emosi berasal dari bahasa latin, yaitu movere yang artinya menggerakkan, sehingga emosi berarti sesuatu yang mendorong terjadinya perubahan suatu keadaan. Emosi adalah bentuk perasaan atau pengaruh yang meliputi campuran antara sifat fisiologis (contohnya, detak jantung yang cepat) dan tingkah laku yang terlihat (contohnya, senyuman atau seringai).

Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Berikut definisi dan pengertian emosi dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Goleman (2009), emosi adalah pergolakan pikiran dan perasaan, termasuk setiap keadaan mental yang hebat, meluap-luap dan berujung pada timbulnya suatu perasaan yang khas, perubahan fisiologis tertentu serta kecenderungan untuk bergerak. 
  • Menurut Lahey (2007), emosi adalah suatu hal yang dihasilkan dari proses fisiologis sehingga menyebabkan munculnya reaksi emosi, reaksi emosi ini tidak dapat dibaca akan tetapi hanya dapat dilihat melalui ekspresi dan perilaku individu saja. 
  • Menurut Sarwono (2010), emosi merupakan reaksi penilaian (positif atau negatif) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri. 
  • Menurut Baihaqi dkk (2007), emosi adalah pengalaman yang sadar dan kompleks yang memberi pengaruh pada aktivitas-aktivitas tubuh, menghasilkan sensasi-sensasi organis dan kinestetik, disertai dengan penjelmaan yang jelas, impul-impul yang bersamaan serta nada perasaan yang kuat.

Karakteristik Emosi 

Menurut Gross (2007), emosi memiliki sifat-sifat atau karakteristik yaitu sebagai berikut:
  1. Emosi muncul ketika seseorang menghadapi situasi dan menganggapnya sebagai suatu hal yang berkaitan dengan tujuan hidupnya. 
  2. Emosi merupakan berbagai macam segi atau fenomena yang melibatkan seluruh bagian tubuh sehingga mampu mengubah ranah pengalaman pribadi, perilaku serta susunan fisiologi syaraf pusat maupun tepi. 
  3. Perubahan multi-sistem yang berkaitan dengan emosi, jarang dihargai meskipun mempunyai peran cukup penting ketika seseorang mampu mengontrol emosi dalam kehidupannya.

Komponen Emosi 

Menurut Nisfiannoor dan Kartika (2004), emosi adalah respon-respon yang mengarahkan tingkah laku individu yang menyediakan informasi untuk menolong individu mencapai tujuannya. Emosi terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
  1. Cognitive-experiential, komponen yang terdiri dari pikiran seseorang dan kesadaran akan bagian-bagian emosionalnya (yang sering disebut sebagai perasaan). 
  2. Behavioral-expressive, komponen yang terdiri dari perkataan, gerak tubuh, ekspresi wajah, postur, gestur (emosi yang terlihat). 
  3. Physiological-biochemical, komponen yang terdiri dari bagian-bagian psikis dan mewakili beberapa tindakan seperti kerja otak, detak jantung, respon kulit, dan tingkat hormon (emosi yang tidak terlihat).

Jenis dan Bentuk Emosi 

Menurut Gunarsa (2003), ada beberapa jenis emosi dasar pada setiap individu, yaitu; desire (hasrat), hate (benci), sorrow (sedih/duka), wonder (heran atau ingin tahu), love (cinta) dan joy (kegembiraan).

Sedangkan menurut Lazarus (1991), jenis-jenis emosi pada seorang individu adalah; anger (marah), anxiety (cemas), fright (takut), jealously (perasaan bersalah), shame (malu), disgust (jijik), happiness (gembira), pride (bangga), relief (lega), hope (harapan), love (kasih sayang), compassion (kasihan).

Menurut Goleman (2009), bentuk-bentuk emosi pada seseorang adalah sebagai berikut:
  1. Amarah, yaitu: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, tersinggung, bermusuhan, hingga tindakan kekerasan dan kebencian patologis. 
  2. Kesedihan, yaitu: pedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesedihan, ditolak, dan depresi berat.
  3. Rasa takut, yaitu: takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak senang, ngeri, takut sekali, fobia dan panik. 
  4. Kenikmatan, yaitu: bahagia, gembira, puas, terhibur, bangga, takjub, terpesona, senang sekali dan manis. 
  5. Cinta, yaitu: persahabatan, penerimaan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat. 
  6. Terkejut, yaitu: terpana dan takjub. 
  7. Jengkel, yaitu: hina, jijik, muak, benci. 
  8. Malu, yaitu rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

Proses Emosi 

Menurut Gross (2007), proses emosi merupakan modalitas yang didasari oleh adanya suatu transaksi antara individu dengan situasi. Proses emosi meliputi situation-attention-appraisal-response yang disebut dengan The Modal Model of Emotion.

Proses Emosi
Proses Emosi
Rangkaian ini dimulai dengan adanya situasi eksternal maupun internal yang dialami individu, kemudian individu akan memberikan perhatian bila situasi tersebut relevan dengan dirinya, lalu ia memberi penilaian hingga akhirnya muncul respon emosi. Respon emosi disini meliputi tiga aspek yaitu perilaku nyata, pengalaman subjektif dan perubahan fisiologis.

Siklus ini berjalan dinamis, karena respon dari suatu situasi dapat menjadi situasi baru untuk proses berikutnya, dan begitu seterusnya. Oleh karena itu proses emosi ini merupakan proses yang dapat terjadi berulang dan berlangsung dalam waktu yang panjang, tergantung dari situasi yang dihadapi individu tersebut.

Siklus situasi sampai dengan respon ini dapat terus berulang, dan diharapkan seseorang dapat adaptif dengan situasi yang ada dengan memanipulasi unsur-unsur dari proses emosi tersebut, sehingga respon emosi dapat diminimalisir, terutama pada emosi negatif.

Manipulasi terhadap unsur-unsur tersebut selanjutnya disebut regulasi emosi, maka regulasi emosi dapat terjadi pada berbagai tahap emosi, yaitu pada saat situasi itu muncul (situation), perhatian (attention), penilaian (appraisal) maupun respon (response), dengan kata lain regulasi emosi dapat dilakukan pada saat sebelum maupun setelah respon emosi muncul.

Daftar Pustaka

  • Goleman, Daniel. 2009. Kecerdasan Emosional: Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Lahey, B.B. 2007. Psychology: An Introduction. New York: The McGraw-Hill Companies.
  • Sarwono, S. Wirawan . 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Baihaqi, dkk. 2005. Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan). Bandung: Refika Aditama.
  • Gross, J.J dan Thompson, R.A. 2007. Emotion Regulation Conceptual. New York: Guilfors Publication.
  • Nisfiannoor, M dan Kartika, Y. 2004. Hubungan Antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelompok Teman Sebaya Pada Remaja. Jurnal Psikologi, Vol.2, No.2.
  • Gunarsa, Singgih, D. 2003. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
  • Lazarus, R.S. 1991. Emotion and Adaptation. New York: Oxford University Press.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Pengertian, Karakteristik, Bentuk dan Proses Emosi. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2019/10/pengertian-karakteristik-bentuk-dan-proses-emosi.html