Pengertian, Tujuan, Jenis dan Teknik Propaganda
Daftar Isi
Istilah propaganda berasal dari bahasa Neo Latin, yaitu propagandus atau propagare yang artinya penyebaran, mengembangkan atau memekarkan. Kata propaganda pertama kali muncul pada tulisan CONGREGATIO DE PROPAGANDA FIDE pada tahun 1622 ketika Paus Gregorius XV mendirikan organisasi yang bertujuan mengembangkan dan memekarkan agama katolik Roma baik di Italia maupun di Negara-negara lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata propaganda berarti penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau yang salah, yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang banyak agar menganut suatu aliran paham, sikap atau arah tindakan tertentu; biasanya disertai dengan janji yang muluk-muluk) (Shoelhi, 2012).
Menurut Enclyclopedia International, propaganda adalah suatu jenis komunikasi yang berusaha mempengaruhi pandangan dan reaksi, tanpa mempedulikan tentang nilai benar atau tidak benarnya pesan yang disampaikan. Sedangkan menurut Enclyclopedia Everyman’s, propaganda adalah suatu seni untuk penyebaran dan meyakinkan suatu kepercayaan, khususnya suatu kepercayaan agama atau politik.
Berikut definisi dan pengertian propaganda dari beberapa sumber buku:
- Menurut lrawanto (2004), propaganda adalah seni permainan kata-kata dalam berkomunikasi yang rumusan pesannya dirangkai tanpa pertimbangan benar atau salah, yang disebarkan secara sistematis dengan metode dan teknik tertentu serta rencana yang matang melalui berbagai alat komunikasi untuk memengaruhi pendapat, sikap, dan perilaku masyarakat atau massa.
- Menurut Heryanto dan Farida (2010), propaganda adalah komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu- individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi.
- Menurut Jacques Ellul (Nimmo, 1989), propaganda adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, partai politik, dan kepentingan untuk mencapai tujuan politik (strategis dan taktis) dengan pesan-pesan yang lebih khas yang lebih berjangka pendek. Propaganda digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan dalam suatu organisasi.
- Menurut Harold D. Lasswell (Nurudin, 2004), propaganda adalah semata-mata kontrol opini yang dilakukan melalui simbol-simbol yang mempunyai arti, atau menyampaikan pendapat yang konkrit dan akurat (teliti), melalui sebuah cerita, rumor laporan gambar-gambar dan bentuk-bentuk lain yang bisa digunakan dalam komunikasi sosial.
- Menurut Ralp D. Casey (Nurudin, 2004), propaganda adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar untuk memantapkan suatu sikap atau merupakan suatu pendapat yang berkaitan dengan suatu doktrin atau program dan di pihak lain, merupakan usaha yang sadar dari lembaga-lembaga komunikasi untuk menyebarkan fakta dalam semangat objektivitas dan kejujuran.
Tujuan Propaganda
Menurut Liliweri (2011), tujuan propaganda adalah sebagai berikut:- Mempengaruhi Opini Publik. Propaganda tidak saja sekadar bertujuan untuk mengkomunikasikan fakta-fakta kepada publik, tetapi juga fakta-fakta yang mempengaruhi opini publik terhadap suatu isu tertentu. Perubahan pendapat umum itu bisa positif bisa juga negatif.
- Memanipulasi Emosi. Propaganda dapat dilakukan melalui beberapa teknik manipulasi emosi, bahkan sering dilakukan dengan cara yang membahayakan. Melalui teknik propaganda para propagandis memanipulasi kata, suara, simbol, pesan non verbal agar dapat membangkitkan emosi audience.
Jenis-jenis Propaganda
Menurut Sastropoetro (1991), berdasarkan sifatnya propaganda dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:- Black propaganda, yaitu propaganda terbuka dimana menyerang narasumber yang dikenai propaganda secara terang-terangan atau terbuka.
- White propaganda, yaitu propaganda tertutup atau dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dimana progandis tidak secara terang-terangan menyerang orang yang dikenai propaganda.
- Grey propaganda, yaitu propaganda yang tidak diketahui pasti sumbernya maka dapat menimbulkan keraguan.
- Propaganda Tertutup, sumber propaganda ini tertutup sehingga tidak diketahui siapa sumbernya.
- Propaganda Terbuka, sumber propaganda ini disebutkan dengan jelas dan secara terbuka.
- Propaganda Tertunda, sumber propaganda ini pada mulanya dirahasiakan, tetapi lambat laun terbuka dan jelas.
- Propaganda vertikal, yaitu propaganda yang dilakukan oleh satu pihak kepada orang banyak dan biasanya mengandalkan media massa untuk menyebarkan pesan-pesannya.
- Propaganda horizontal, yaitu propaganda yang dilakukan seorang pemimpin suatu organisasi atau kelompok kepada anggota organisasi atau kelompok itu melalui tatap muka/komunikasi antar personal dan biasanya tidak menggunakan media massa.
- Coersive Propaganda, yaitu propaganda yang dilancarkan dengan metode ancaman atau kekerasan. Target propagandanya akan melakukan sesuatu sebagai akibat rasa takut, rasa terancam, rasa ngeri. Perasaan yang timbul karena ada sanksi-sanksi tertentu melalui pesan yang diterimanya.
- Persuasive Propaganda, yaitu propaganda yang menggunakan metode penyampaian pesan-pesan yang menimbulkan rasa tertarik sehingga target propaganda senang dan rela melakukan sesuatu.
- Symbolic interaction Propaganda, yaitu propaganda yang menggunakan simbol-simbol. Propaganda jenis ini menggunakan lambang-lambang komunikasi yang penuh arti, yaitu bahasa lisan atau tulisan, serta gambar- gambar dan isyarat-isyarat yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang jiwa target propaganda untuk menerima pesan dan kemudian memberikan respons seperti yang diharapkan propagandis.
- Propaganda by the deed, yaitu propaganda yang menggunakan perbuatan nyata untuk memaksa target menerima pesan dan melakukan tindakan sebagaimana yang dikehendaki.
- Propaganda Sosial. Tipe propaganda ini berlangsung secara berangsur-angsur, sifatnya merembes ke dalam lembaga-lembaga ekonomi, sosial, dan politik. Melalui propaganda orang disuntik dengan suatu cara hidup atau ideologi. Hasilnya, suatu konsepsi umum tentang masyarakat yang dengan setia dipatuhi oleh setiap orang kecuali beberapa orang yang dianggap sebagai penyimpang (deviants).
- Propaganda Politik. Merupakan propaganda yang dilakukan oleh pemerintah, partai politik dan kelompok kepentingan untuk membentuk dan membina opini publik dalam mencapai tujuan politik (strategis atau taktis) dengan pesan-pesan khas yang lebih berjangka pendek. Propaganda politik berupa kegiatan komunikasi politik yang dilakukan secara terencana dan sistematik dengan menggunakan sugesti (mempermainkan emosi) untuk memengaruhi, membentuk, atau membina opini publik.
- Propaganda Agitasi. Propaganda agitasi berusaha agar orang-orang bersedia memberikan pengorbanan yang besar bagi tujuan yang langsung, mengorbankan jiwa mereka dalam usaha mewujudkan cita-cita dalam tahap-tahap yang merupakan suatu rangkaian. Biasanya propaganda jenis ini diisi dengan sejumlah doktrin bahkan upaya cuci otak guna mendapatkan loyalitas dari target atau sasaran propaganda.
- Propaganda Integrasi. Merupakan propaganda untuk menggalang kesesuaian di dalam mengejar tujuan-tujuan jangka panjang. Melalui propaganda ini orang mengabdikan diri kepada tujuan-tujuan yang mungkin tidak akan terwujud dalam waktu bertahun-tahun. Propaganda ini biasanya berorientasi pada loyalitas jangka panjang. Propaganda ini mirip jenis propaganda sosial yang bekerja tidak dalam hitungan hari atau minggu melainkan dalam suatu rentang yang panjang dan bertahap.
Teknik-teknik Propaganda
Menurut Decker, dalam melakukan propaganda diperlukan teknik-teknik agar tujuan propaganda dapat diterima oleh pihak yang dimaksud. Adapun teknis-teknik propaganda antara lain adalah sebagai berikut (Heryanto dan Farida, 2010):- Name calling. Teknik ini memberi cap buruk pada individu, kelompok, bangsa, ras, kebijakan-kebijakan, para praktisi, kepercayaan, dan cita-cita tertentu. Tujuan dari teknik ini adalah agar pembaca atau pendengar dapat menolak atau mengutuk objek dari propaganda tersebut. Propagandisnya berusaha membangkitkan kebencian dan ketakjuban masyarakat terhadap sesuatu.
- Glittering Generalities. Teknik propaganda ini menyamakan sesuatu yang dipropagandakan dengan tujuan-tujuan mulia, luhur, dan biasanya selalu menggunakan pernyataan-pernyataan yang mengesankan kebajikan. Pelaku propaganda berusaha membangkitkan perasaan cinta, keikhlasan, dan perasaan terlibat langsung kepada hati masyarakat terhadap program atau kepentingan tertentu.
- Testimonial. Teknik ini memberi suatu kesaksian mengenai kebaikan atau keburukan sesuatu. Dengan memberikan kesaksian yang dimaksudkan tujuannya untuk memengaruhi massa agar mengikutinya.
- Transfer. Teknik propaganda yang menggunakan pengaruh dari seseorang tokoh yang paling berwibawa di lingkungan tertentu. Teknik ini memanfaatkan wibawa, kesepakatan, dan kehormatan sebagai sarana untuk memperkuat penerimaan masyarakat dalam propaganda. Biasanya dalam teknik ini berlaku sistem simbol, seperti bendera melambangkan bangsa.
- Card Stacking. Teknik ini mengarahkan masyarakat kepada keadaan pemikiran yang dikehendaki. Dalam teknik ini digunakan seni mengelabui demi kepentingan kelompok, bangsa, perbuatan, kepercayaan, atau cita-cita.
- Plain Folkz. Teknik semacam ini adalah dilakukan dengan usaha merakyat dan menyederhana guna merebut kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini para politisi, pemimpin suatu organisasi, usahawan, pejabat-pejabat negara atau bahkan guru tampil di tengah-tengah masyarakat seolah-olah sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri.
- Band Wagon technique. Teknik yang bertujuan untuk membuat orang agar mengikuti tindakan banyak orang yang sudah sesuai dengan kehendak pembuat propaganda.
- Reputable Mouthpiece. Teknik yang dilakukan dengan mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan. Teknik ini biasanya digunakan oleh seorang yang menyanjung pemimpin, akan tetapi tidak tulus.
- Using All Form of Persuations. Teknik yang digunakan untuk membujuk orang lain dengan rayuan, himbauan, dan iming-iming. Teknik propaganda ini sering digunakan dalam pemilu.
Daftar Pustaka
- Shoelhi, Mohammad. 2012. Propaganda dalam komunikasi internasional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
- lrawanto, Budi. 2004. Film Propaganda: Ikonografi Kekuasaan dalam llmu Sosial & llmu Politik. Jurnal Vol.8, No.1.
- Heryanto, Gun Gun dan Farida, Ade Rina. 2010. Komunikasi Politik. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
- Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media Group.
- Nimmo, Dan. 1989. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan, dan Media). Bandung: Remadja Karya.
- Nurudin. 2008. Komunikasi Propaganda. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Sastropoetro, S.RA. 1991. Propaganda Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa. Bandung: Alumni.