Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match (ICM)

Model pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) adalah metode atau cara belajar siswa yang dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan diri sendiri atau gagasan orang lain dengan cara mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya melalui teknik mencari pasangan kartu yang merupakan soal atau jawaban.

Model Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match (ICM)

Strategi pembelajaran tipe index card match dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Strategi pembelajaran ini merupakan model pembelajaran berkelompok (Learning Community) dengan tujuan untuk membangkitkan semangat siswa dengan mengikutsertakan peserta didik ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe index card match berhubungan dengan cara–cara untuk mengingat kembali materi yang sudah diajarkan sebelumnya, menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.

Beberapa aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran aktif tipe index card match seperti, bertanya, menjawab pertanyaan, memperhatikan, mendengarkan uraian, bergerak mencari pasangan kartu, memecahkan soal dan bersemangat yang akan dilakukan oleh siswa. Konsep bermain sambil belajar yang terdapat dalam metode ini membuat pembelajaran tidak membosankan.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran Index Card Match dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Suprijono (2013), model pembelajaran index card match adalah metode mencari pasangan kartu yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. 
  • Menurut Ismail (2008), model pembelajaran index card match adalah metode yang dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang siswa memiliki kreativitas maupun menguasai ketrampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
  • Menurut Silberman (2007), model pembelajaran index card match merupakan cara-cara belajar agar siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
  • Menurut Zaini (2008), bahwa model pembelajaran index card match (mencari pasangan) adalah metode yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.

Prinsip-prinsip Index Card Match 

Menurut Ismail (2008), prinsip-prinsip yang digunakan dalam model pembelajaran aktif tipe index card match adalah sebagai berikut:
  1. Memahami sifat peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir krisis dan kreatif. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangan kedua sifat tersebut. 
  2. Mengenal peserta didik secara perorangan. Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan garis tercermin dalam pembelajaran. Semua peserta didik dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
  3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam berorganisasi belajar. Peserta didik selain alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan mempermudah mereka untuk berinteraksi atau bertukar pikiran. 
  4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mampu memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Jenis pemikiran tersebut sudah ada sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya. 
  5. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam index card match. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajang di dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagai peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan bahan ketika membahas materi pelajaran yang lain. 
  6. Memanfaatkan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih dan menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain.
  7. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta didik. 
  8. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan. Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan suatu interaksi antar guru dengan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan menurunkan motivasi. 
  9. Membedakan antara aktif-fisik dengan aktif mental. Dalam pembelajaran index card match, aktif secara mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktivitas sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.

Langkah-langkah Index Card Match 

Menurut Suprijono (2013), langkah-langkah strategi belajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe index card match adalah sebagai berikut:
  1. Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 
  2. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
  3. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kemudian kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. 
  4. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban. 
  5. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 
  6. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasangannya. 
  7. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Sedangkan menurut Zaini (2008), langkah-langkah model pembelajaran aktif tipe tipe index card match adalah sebagai berikut:
  1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada di dalam kelas. 
  2. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 
  3. Tulislah pertanyaan materi yang telah disiapkan. 
  4. Tulis jawaban di setiap kartu yang separuhnya. 
  5. Kocok kartu sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. 
  6. Beri setiap peserta didik satu kertas. Dan jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh peserta didik akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban. 
  7. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ada yang sudah menemukan pasangan minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 
  8. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang di peroleh dengan kertas kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut di jawab oleh pasangan-pasangan yang lain. 
  9. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya, lakukan secara berulang sampai waktu pembelajaran selesai. Siapa saja yang menjadi juara berilah mereka apresiasi, agar di lain kesempatan lebih baik. Berilah motivasi bagi yang belum berhasil. 
  10. Kesimpulan/penutup. Setelah selesai buatlah kesimpulan secara bersama-sama. 

Kelebihan dan Kekurangan Index Card Match 

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model pembelajaran aktif tipe index card match. Menurut Suprijono (2013), kelebihan dan kekurangan index card match adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan index card match 

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran aktif tipe index card match adalah:
  1. Menumbuhkan rasa gembira pada saat kegiatan belajar mengajar.
  2. Penyampaian materi menjadi lebih menarik perhatian siswa.
  3. Dapat menciptakan suasana yang aktif menyenangkan. 
  4. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai taraf ketuntasan belajar. 
  5. Penilaian siswa dapat dilakukan langsung antara guru dan siswa.

b. Kekurangan index card match 

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran aktif tipe index card match adalah:
  1. Siswa membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyelesaikan tugas dan prestasinya.
  2. Membutuhkan waktu yang lama bagi guru untuk mempersiapkan.
  3. Keterampilan yang memadai dan jiwa yang demokratis dalam diri guru harus dikuasai dalam pengelolaan kelas. 
  4. Siswa dituntut agar dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. 
  5. Kelas menjadi gaduh dan ricuh sehingga dapat mengganggu kelas yang lain.

Daftar Pustaka

  • Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
  • Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media Group.
  • Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match (ICM). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2020/01/model-pembelajaran-aktif-tipe-index-card-match.html