Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas adalah ukuran persentase perubahan pada satu variabel yang disebabkan oleh perubahan satu persen pada variabel lain. Elastisitas merupakan tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain. Ukuran yang dipakai untuk mengukur derajat kepekaan digunakan rasio/perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta atau barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan faktor-faktor yang menyebabkan kuantitas barang itu berubah.

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas adalah derajat kepekaan kuantitas yang diminta atau ditawarkan terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan atau penawaran (Arsyad, 1991). Elastisitas menggambarkan reaksi kepekaan konsumen yang disebabkan faktor tertentu yang mempengaruhi produsen untuk menawarkan barang dan jasanya. Menurut Rahardja dan Manurung (2004), Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).

Elastisilas Permintaan 

Menurut Nugroho (2003), elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah tingkat kepekaan perubahan permintaan terhadap perubahan harga dan pendapatan. Elastisitas permintaan dapat diartikan sampai dimana responsifnya perubahan permintaan sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor penentu permintaan. Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam ukuran koefisien elastisitas permintaan. Koefisien permintaan merupakan ukuran perbandingan persentase perubahan harga atas barang tersebut.

Jenis-jenis elastisitas permintaan antara lain adalah sebagai berikut:
Jenis-jenis Kurva Elastisitas Permintaan
  1. Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0). Permintaan inelastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruh nya terhadap jumlah permintaan E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit. Pada kurva in elastisitas sempurna, kurvanya akan sejajar dengan sumbu Y atau P. 
  2. Permintaan Inelastis (E < 1). Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan terhadap beras. 
  3. Permintaan Elastis uniter (E = 1). Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama. Contoh: barang-barang elektronik. 
  4. Permintaan Elastis (E > 1). Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar. Contoh: barang mewah. 
  5. Permintaan Elastis sempurna ( E = ~ ). Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X. E = ~ artinya bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh: bumbu dapur.
Menurut Sukirno (2003), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan, yaitu sebagai berikut:
  1. Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk menggantikan barang yang bersangkutan. Apabila suatu barang mempunyai banyak barang pengganti (barang substitusi), permintaan atas barang tersebut cenderung akan bersifat elastis. Perubahan harga yang kecil akan beralih ke barang lain sebagai penggantiannya. Untuk barang yang tidak memiliki barang pengganti, permintaan atas barang tersebut barang yang tidak memiliki barang pengganti, permintaan atas barang tersebut bersifat tidak elastis. Karena konsumen sukar memperoleh barang pengganti apabila harga barang tersebut naik permintaan tidak banyak berkurang. 
  2. Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut. Besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, maka permintaan barang tersebut akan semakin elastis.
  3. Jangka waktu pengamatan atas permintaan. Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, permintaan atas barang tersebut semakin elastis. Jangka waktu yang singkat permintaan tidak bersifat elastis karena perubahan pasar belum diketahui oleh konsumen. Dalam jangka waktu lebih lama konsumen akan mencari barang alternatif untuk menggantikan barang yang mengalami kenaikan.

Elastisitas Penawaran

Menurut Alfianto (2009), elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) merupakan ukuran yang menggambarkan sampai dimana kuantitas yang ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran menunjukkan persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen. Elastisitas penawaran adalah tingkat tanggapan (respons) terhadap perubahan harga. Jika harga bergerak naik, biasanya penawaran akan meningkat. Jika tidak meningkat, penawaran itu tidak elastis. Penawaran dikatakan elastis jika kenaikan harga juga diikuti kenaikan produksi.

Elastisitas penawaran mengukur sensitivitas dari penawaran produk oleh produsen terhadap perubahan harga produk itu di pasar dengan mengasumsikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran produk dianggap konstan dan didefinisikan sebagai rasio persentase perubahan kuantitas produk yang ditawarkan terhadap persentase perubahan harga produk itu di pasar.

Makin besar angka elastisitas makin besar elastisitas penawaran, artinya perubahan harga yang relatif kecil mengakibatkan perubahan jumlah yang ditawarkan relatif besar. Elastisitas harga atau harga yang ditawarkan adalah nol bila kurva penawaran merupakan garis vertikal (harga tidak berpengaruh pada jumlah yang ditawarkan), tak terhingga bila kurva penawaran berbentuk horizontal yang berarti bahwa jumlah yang ditawarkan tidak terbatas pada harga tertentu.

Jenis-jenis elastisitas penawaran antara lain adalah sebagai berikut:
Jenis-jenis Kurva Elastisitas Penawaran
  1. Penawaran Elastis sempurna ( E = ~ ). Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai koefisiennya tidak terhingga. Barang-barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain. Contoh: VCD, buku gambar, dan lain-lain.
  2. Penawaran Elastis (E > 1). Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar. Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih besar dari persentase perubahan harga atau apabila nilai koofisiennya > 1. Contoh: barang yang memiliki sifat penawaran elastis adalah barang-barang produksi pabrik yang tidak bergantung pada masa panen dan musim. Contohnya adalah produk mie instan yang dapat diproduksi tanpa bergantung pada musim. 
  3. Penawaran Elastis uniter (E = 1). Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan jumlah penawaran. Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika persentase perubahan harga sama dengan persentase perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya = 1. Penawaran bisa terjadi pada berbagai macam barang yang terjadi pada saat tertentu saja (secara kebetulan). Contoh: cabe, tomat, dan barang sejenisnya yang bisa dipanen atau dijual meski belum siap panen dan disimpan dalam waktu tertentu. Jika terjadi kenaikan harga, maka produsen akan menyegerakan panen walaupun produk tersebut belum siap panen. 
  4. Penawaran Inelastis (E < 1). Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga atau jika nilai koofisiennya < 1. Barang-barang hasil pertanian memiliki sifat penawaran inelastis karena produk pertanian dibatasi oleh masa panen dan musim. Contoh: buah durian dimana penawaran untuk produk tersebut sangat bergantung musim panennya. 
  5. Penawaran inelastis sempurna (E = 0). Penawaran inelastis sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak dapat mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0. Barang yang sifat penawarannya inelastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak bisa ditambah walau harga mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada barang yang kapasitas produksinya sudah optimum.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu sifat perubahan biaya produksi dan jangka waktu analisis. Adapun penjelasan faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah sebagai berikut:

a. Sifat Perubahan Biaya Produksi

Penawaran suatu komoditas merupakan penawaran yang tidak elastis bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya tambahan yang sangat tinggi. Pada umumnya hal ini disebabkan oleh:
  1. Kapasitas produksi telah mencapai tingkat yang tinggi sehingga untuk menambah produksi harus dilakukan investasi baru. 
  2. Faktor-faktor produksi yang diberlakukan untuk meningkatkan produksi sangat sulit untuk diperoleh. Sebaliknya penawaran suatu komoditas merupakan penawaran yang elastis bila tambahan penawaran dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya tambahan yang rendah.

b. Jangka Waktu Analisis

Dalam menganalisis pengaruh waktu terhadap elastisitas penawaran dapat dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu:
  1. Masa amat singkat. Dalam masa yang amat singkat, para penjual tidak dapat menambah penawarannya sehingga dengan demikian penawarannya bersifat tidak elastis sempurna. 
  2. Jangka Pendek. Dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan menggunakan kapasitas yang tersedia.
  3. Jangka Panjang. Dalam jangka panjang, produksi dan jumlah komoditas yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah, oleh karenanya penawaran lebih bersifat elastis.

Daftar Pustaka

  • Arsyad, Lincolin. 1991. Ikhtisar teori dan Soal Jawab Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.
  • Manurung, Mandala dan Rahardja, Pratama. 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta: FEUI.
  • Nugroho, J. Setiadi. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.
  • Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Alfianto, Hendry. 2009. Analisis Penawaran Bawang Merah Di Kabupaten Karanganyar.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2020/02/elastisitas-permintaan-dan-penawaran.html