Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Supplier, Pemasok atau Vendor (Pengertian, Kriteria dan Metode Pemilihan)

Supplier, vendor atau pemasok adalah suatu individu, kelompok, organisasi atau perusahaan yang menyediakan kebutuhan sumber daya bagi perusahaan seperti bahan baku, jasa atau tenaga kerja dalam memproduksi barang atau jasa tertentu dalam mendukung keberhasilan suatu usaha atau bisnis.

Supplier, Pemasok atau Vendor (Pengertian, Kriteria dan Metode Pemilihan)

Supplier menjadi salah satu elemen utama dalam sistem pemasaran modern. Supplier membentuk hubungan penting dalam keseluruhan sistem penghantar nilai perusahaan. Keberadaan supplier merupakan salah satu kunci bagi keberlangsungan sebuah usaha apabila ingin meningkatkan nilai usaha tersebut.

Supplier merupakan salah satu rantai yang paling kritis atau penting bagi keuntungan dan kelangsungan hidup sebagian besar perusahaan. Supplier menjadi pihak yang memasok bahan mentah (raw material) bagi pabrik. Dalam memenuhi kebutuhan pabrik terkadang perusahaan memiliki lebih dari satu supplier dan hal tersebut akan menimbulkan konflik sehingga perusahaan harus selektif dalam memilih supplier dan bisa menjalin kerjasama dengan para supplier.

Supplier secara intensif sangat mendukung proses operasi perusahaan, biasanya dalam bentuk bahan baku yang belum jadi, sehingga kualitas dari supplier dapat dilihat dari produk akhir yang nantinya akan dijual oleh perusahaan untuk pelanggan. Harga yang diberikan oleh supplier memiliki dampak pada biaya produksi dan akan berdampak pada harga yang akan diberikan kepada pelanggan.

Berikut definisi dan pengertian supplier dari beberapa sumber buku:
  1. Menurut Fauzi (2004), supplier adalah suatu perusahaan atau individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. 
  2. Menurut Solihin (2012), supplier adalah organisasi yang menyediakan input bagi perusahaan seperti bahan baku, jasa, dan tenaga kerja. 
  3. Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010), supplier adalah sekelompok organisasi atau individu yang memiliki kepentingan terhadap keberhasilan suatu produsen dibandingkan bisnis lainnya.

Kriteria Pemilihan Supplier 

Menurut Pujawan dan Mahendrawati (2010), pemilihan supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apabila supplier tersebut akan memasok item yang krisis atau akan digunakan dalam jangka panjang sebagai supplier penting. Kriteria yang digunakan harus mencerminkan strategi supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok.

Menurut Fauzi (2004), terdapat beberapa kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih supplier, yaitu sebagai berikut:
  1. Harga penawaran, yaitu harga yang ditawarkan oleh pemasok dalam melakukan transaksi dengan perusahaan. 
  2. Mutu pemasok, yaitu kualitas kondisi perusahaan pemasok. 
  3. Keandalan dalam ketepatan, yaitu keandalan sebuah pemasok dalam ketepatan baik ketepatan barang yang diproduksi maupun keandalan dalam servis yang diberikan oleh perusahaan yang menjadi distributornya.
  4. Kemampuan koordinasi informasi, yaitu kemampuan perusahaan pemasok dalam menangani komunikasi dengan perusahaan yang bekerja sama dalam pemberian informasi terkini sehingga baik pemasok atau distributor tidak dirugikan. 
  5. Ketersediaan produk, yaitu kondisi dimana fleksibilitas ketersediaan tipe produk atau jumlah produk yang ada dalam antisipasi jika terjadi perubahan dari permintaan pelanggannya.
Supplier menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa oleh industri atau perusahaan. Organisasi dalam suatu industri bersaing antar yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan input seperti bahan baku dan modal. Apabila supplier mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedangkan industri tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan supply maka posisi tawar industri menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar supply menjadi kuat. Terdapat beberapa aspek yang menjadi pendukung dalam pemilihan supplier adalah:
  1. Jumlah supplier utama. Supplier didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi dibandingkan industri dimana para supplier menjual produknya. 
  2. Ketersediaan substitusi. Supplier tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri. 
  3. Produk kelompok supplier terdiferensiasi atau supplier telah penciptaan swiching cost. 
  4. Ancaman integrasi dari supplier. Kelomppok supplier memperlihatkan ancaman yang meyakinkan untuk melakukan forward integration. 
  5. Biaya beralih pada supplier. Biaya peralihan yang harus dikeluarkan cukup tinggi apabila berganti supplier.

Dimensi Kekuataan Supplier 

Menurut Rahayu (2008), terdapat beberapa dimensi yang digunakan untuk mengukur kekuatan supplier atau pemasok, yaitu jumlah pemasok, kemampuan pemasok mengendalikan bahan baku, hubungan pemasok dengan perusahaan dan tingkat kepentingan bahan baku yang dipasok. Adapun penjelasannnya adalah sebagai berikut:
  1. Jumlah pemasok bahan baku. Jumlah pemasok merupakan salah satu yang menjadi ukuran perusahaan apakah memiliki pemasok yang kuat. Indikator: Pentingnya jumlah pemasok bagi perusahaan. 
  2. Kemampuan pemasok dalam mengendalikan bahan baku. Menjadi tugas utama pemasok dalam mengendalikan bahan baku yang dipasoknya untuk perusahaan. Indikator: Kemampuan mengendalikan jumlah bahan baku dan kemampuan mengendalikan harga bahan baku yang dipasok. 
  3. Hubungan pemasok dengan perusahaan. Terdapat hubungan saling ketergantungan antara pemasok dan perusahaan. Indikator: Hubungan dengan pemasok. 
  4. Tingkat kepentingan bahan baku yang dipasok. Salah satu ketergantungan perusahaan pada pemasok adalah pentingnya produk pemasok bagi perusahaan dan sulitnya mencari sumber lain sebagai pengganti. Indikator: Kepentingan bahan baku yang dipasok.

Metode Pengurutan dan Pemilihan Supplier 

Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010), proses pemilihan/penentuan supplier atau pemasok, perusahaan harus melakukan proses perangkingan untuk menentukan mana pemasok yang akan dipilih atau pemasok manakah yang akan dijadikan pemasok utama dan mana pemasok yang akan dijadikan pemasok cadangan.

Pengurutan dan pemilihan supplier atau pemasok merupakan kegiatan strategis, terutama apabila supplier tersebut akan memasok item yang kritis dan/atau akan digunakan dalam jangka panjang sebagai supplier penting. Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalam pemilihan supplier. Kriteria yang digunakan tentunya harus mencerminkan strategy supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok. Terdapat dua puluh satu kriteria untuk pemilihan dan evaluasi supplier, seperti pada tabel di bawah ini:

Terdapat beberapa metode dalam pengurutan dan pemilihan supplier, yaitu:

a. Analytical Network Process (ANP) 

Menurut Sembiring (2008), analytical Network Process (ANP) adalah suatu motode pemecahan suatu masalah yang tidak terstruktur dan adanya ketergatungan hubungan antara dan adanya ketergantungan hubungan antar elemennya. Konsep ANP dikembangkan dari teori AHP yang didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara beberapa komponen, sehingga AHP merupakan bentuk khusus dalam ANP. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode ANP adalah sebagai berikut:
  1. Mendefinisikan masalah dan menentukan kriteria solusi yang diinginkan.
  2. Menentukan pembobotan komponen dari sudut pandang manajerial. 
  3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi atau pengaruh setiap elemen atas setiap kriteria. Perbandingan dilakukan berdasarkan penilaian dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen. 
  4. Setelah mengumpulkan semua data perbandingan berpasangan dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya serta nilai satu di sepanjang diagonal utama, prioritas masing-masing kriteria dicari dan konsistensi diuji. 
  5. Menentukan eigen vector dari matriks yang telah dibuat pada langkah ketiga.
  6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk semua kriteria.
  7. Membuat unweighted supermatriks dengan cara memasukkan semua eigen vector yang telah dihitung pada langkah 5 ke dalam sebuah supermatriks. 
  8. Membuat weighted supermatriks dengan cara melakukan perkalian setiap isi unweighted supermatriks terhadap matriks perbandingan kriteria (cluster matrix). 
  9. Membuat limiting supermatriks dengan cara memangkatkan supermatriks secara terus menerus hingga angka disetiap kolom dalam satu baris sama besar. 
  10. Ambil nilai dari alternatif yang dibandingkan setelah dilakukan limiting supermatriks. Memeriksa konsistensi, rasio konsistensi tersebut harus 10 persen atau kurang. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data keputusan harus diperbaiki.

b. Analytical Hieararchy Process (AHP) 

Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010), metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan struktur suatu hierarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut:
  1. Tentukan kriteria-kriteria pemilihan. 
  2. Tentukan bobot masing-masing kriteria. 
  3. Identifikasi alternatif (pemasok) yang akan dievaluasi.
  4. Evaluasi masing-masing alternatif dengan kriteria di atas.
  5. Hitung nilai berbobot masing-masing pemasok. 
  6. Urutkan pemasok berdasarkan nilai berbobot tersebut.

c. Pemeringkatan Faktor (factor-rating metodh) 

Menurut Haizer dan Barry (2015), metode pemeringkatan faktor (factor-rating metodh) adalah sebuah metode yang sering digunakan karena meliputi beragam faktor yang dapat diikutsertakan secara objektif, mulai dari pendidikan hingga keterampilan tenaga kerja. Metode ini merupakan teknik yang paling tepat dan akurat untuk memilih dan merangking pemasok yang benar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode pemeringkatan faktor adalah sebagai berikut:
  1. Membuat daftar faktor yang berhubungan, yang disebut sebagai faktor penunjang keberhasilan (critical success factors - CSF). 
  2. Memberikan sebuah bobot untuk setiap faktor untuk menggambarkan kepentingan relatif tujuan perusahaan.
  3. Membuat sebuah skala untuk setiap faktor (sebagai contoh 1 hingga 10, atau 1 hingga 100 poin).
  4. Meminta penilaian manajemen untuk setiap faktor (kriteria-kriteria), dengan menggunakan skala pada langkah 3. 
  5. Kalikan nilai dengan bobot untuk setiap faktor dan jumlahkan nilai total untuk setiap faktor (kriteria-kriteria). 
  6. Membuat rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal, yang juga mempertimbangkan hasil dari pendekatan wawancara.

Daftar Pustaka

  • Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.
  • Pujawan, I.N., dan Mahendrawathi. 2010. Supply Chain Management. Surabaya: GunaWidya.
  • Rahayu, Agus. 2008. Strategi Pemasaran Model untuk Keunggulan. Bandung: Rizqi Press.
  • Sembiring, Sentosa. 2008. Hukum Dagang. Bandung: Citra Aditya Bakti.
  • Heizer, Jay dan Barry, Render. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta: Salemba Empat.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Supplier, Pemasok atau Vendor (Pengertian, Kriteria dan Metode Pemilihan). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2020/03/supplier-pemasok-atau-vendor-pengertian-kriteria-dan-metode-pemilihan.html