Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH)
Daftar Isi
Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) merupakan suatu rancangan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan kegiatan yang menyenangkan, dimana kelas didesain untuk bermain sambil belajar dengan cara guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, kemudian yang berhasil menjawab pertanyaan akan berteriak horay atau yel-yel mereka. Melalui model pembelajaran CRH siswa diharapkan dapat menjadi lebih kompak dalam menyelesaikan masalah, namun dengan suasana yang menyenangkan atau tidak tegang. Sehingga siswa dapat meraih hasil dengan nilai yang tinggi.
Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari secara mudah. Pembelajaran Course Review Horay menekankan aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator, dan pembimbing pada proses pembelajaran.
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran Course Review Horay (CRH) dari beberapa sumber buku:
- Menurut Huda (2013), course review horay adalah metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak "hore!" atau yel-yel lainnya yang disukai.
- Menurut Hamid (2013), course review horay adalah strategi pembelajaran yang menyenangkan karena siswa diajak untuk bermain sambil belajar dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa secara implisit diajak untuk mempelajari suatu materi pembelajaran namun dengan cara bermain sehingga siswa tidak merasa tertekan untuk menghafal rentetan konsep yang harus dikuasainya.
- Menurut Shoimin (2016), course review horay adalah suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui pembelajaran course review horay diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil.
- Menurut Aqib (2013), course review horay adalah suatu metode pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab secara individu dengan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab dengan benar dapat berteriak "horay".
Tujuan Pembelajaran dengan Metode CRH
Pembelajaran menggunakan metode course review horay memiliki struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar kelompok.Tujuan pembelajaran menggunakan metode course review horay adalah untuk merangsang siswa untuk ikut partisipasi dan aktif dalam proses pembelajaran di kelas, perhatian siswa dalam proses belajar mengajar juga sangat penting karena sangat menentukan pemahaman materi yang disampaikan oleh guru, model pembelajaran bervariatif juga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, ketika keduanya sudah dimiliki oleh siswa maka akan tercapainya tujuan pembelajaran, kemudian yang tidak kalah penting lagi ketika guru akan melaksanakan atau melakukan model pembelajaran siswa harus mengetahui langkah-langkah model pembelajaran tersebut.
Menurut Mudjiono dan Dimyati (2006), tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah sebagai berikut:
- Mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Model ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan cara menyelesaikan soal-soal. Pada pembelajaran Course Review Horay, aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing.
- Melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran melalui model ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam keals dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
- Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah. Tidak bisa dipungkiri adakalanya terdapat siswa yang tidak atau kurang menyenangi suatu mata pelajaran. Sehingga, konsekuensinya bidang studi yang dipegang seseorang menjadi tidak disenangi. Bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai di kelas tanpa memperdulikan tingkah laku siswa atau anak didiknya. Ini adalah jalan pengajaran yang sangat membosankan. Dalam hal ini guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa.
- Meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik.
- Siswa dapat aktif dalam belajar.
- Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang dan perbedaan latar belakang dan perbedaan cara pandang penyelesaian masalah.
- Mengetahui langkah-langkah yang akan digunakan guru ketika menggunakan model pembelajaran Course Review Horay.
Aspek-aspek Pembelajaran dengan Metode CRH
Menurut Jajah (1996), terdapat beberapa aspek yang berkembang pada saat menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH), yaitu sebagai berikut:- Motorik, dalam model tersebut adanya perkembangan motorik yang terjadi pada siswa melalui ekspresi dan respon dari siswa. Dengan mencoba untuk menjawab pertanyaan atau kuis dari guru. Dan adanya gerakan yang membuat siswa merasa lebih rileks melakukan mengangkat tangan dan berteriak seperti "Horay".
- Kognitif, dapat mengevaluasi materi yang telah diberikan guru terhadap siswa, membuat siswa lebih berpikir dan konsentrasi serta menyimak pertanyaan yang diberikan. Pengetahuan siswa lebih berkembang untuk mencari tahu tentang hal-hal yang bersangkutan dengan materi tersebut.
- Bahasa, dalam model ini siswa masih menggunakan bahasa yang belum terlalu formal dan masih menggunakan gaya bahasa sehari-sehari layaknya berbicara dengan teman sebaya.
- Afektif, suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga menjadikan suasana kelas lebih akrab. Rasa gembira dan percaya diri secara tidak langsung akan terlihat dalam diri siswa. Penerapan model ini juga dapat mempererat kedekatan antar siswa maupun dengan guru, karena komunikasi yang terjadi saat penerapan model ini merupakan komunikasi dua arah. Dimana guru memberikan pertanyaan, dan siswa memberikan umpan balik dengan berteriak "horay".
Langkah-langkah Model Pembelajaran CRH
Menurut Hamid (2013) dan Aqib (2014), langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah sebagai berikut:a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Pada kegiatan awal yaitu tahap orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu memahami mengenai energi panas dan energi bunyi. Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa telah disampaikan oleh guru sejak kegiatan awal pembelajaran supaya siswa memahami arah kegiatan pembelajarannya.b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi energi panas dan energi bunyi pada kegiatan inti yaitu tahap ekplorasi. Pada siklus I guru menyajikan materi menggunakan media power point sebagai bekal awal penanaman konsep dan teori untuk siswa. Pada siklus II guru menyajikan materi dengan video pembelajaran tentang energi panas dan energi bunyi, tujuannya yaitu untuk menarik perhatian siswa dan menghindari kejenuhan siswa. Pada siklus III guru menggunakan percobaan sederhana mengenai energi panas dan energi bunyi yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan secara berkelompok.c. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
Setelah guru menyajikan materi, di akhir kegiatan inti pada tahap eksplorasi guru memberikan kesempatan kepada siswa tanya jawab. Kegiatan ini dilakukan untuk menegaskan kembali pengetahuan dan konsep yang telah dimiliki siswa dan meluruskan jika ada kekeliruan konsep tentang energi panas dan energi bunyi pada siswa.d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
Pada kegiatan inti tahap elaborasi untuk memperdalam lagi pemahaman konsep siswa, siswa dibuat secara berkelompok. Namun pada siklus II dan III pengelompokkan siswa dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai karena sebagai perbaikan hasil dari refleksi siklus I. Kelas dibagi ke dalam tujuh kelompok dengan anggota masing-masing kelompok yaitu lima siswa. Masing-masing kelompok diminta untuk membuat kotak dengan pola tertentu. Ada perbedaan kotak pada masing-maising siklus, pada siklus I siswa diminta untuk membuat kotak dengan pola 9, siklus II dengan pola 16, dan pada siklus III dengan pola 25. Setelah masing-masing kelompok membuat kotak dengan pola tertentu, guru meminta untuk memberikan nomor sejumlah kotak pada masing-masing kotak secara acak.e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diiisi tanda silang (x)
Guru lalu membacakan soal yang telah dipersiapkan sebelumnya secara acak. Setelah guru membacakan soal tentang energi panas dan energi bunyi, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menentukan jawaban yang paling tepat. Ketika semua kelompok selesai menjawab kemudian guru membacakan jawabannya dengan pembahasan seperlunya. Bagi kelompok yang berhasil menjawab dengan benar maka harus memberi tanda benar (v) kotak tersebut dan jika salah diisi tanda silang (x).f. Siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertikal, horizontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya
Setelah guru membacakan beberapa soal kemudian jawaban benar kelompok siswa telah membentuk pola vertikal, horizontal atau diagonal maka kelompok tersebut harus berteriak horay atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Dalam implementasinya di siklus I siswa teriak horay pada siklus II pertemuan satu dicoba untuk menyanyikan yel-yel kelompoknya namun kurang berhasil sehingga selama tindakan berlangsung hampir semuanya menggunakan teriakan horay.g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
Nilai masing-masing kelompok dihitung dari berapa banyak kelompok tersebut berteriak horay yaitu dibuktikan dengan jumlah jawaban benar yang telah kelompok siswa beri garis secara vertikal, horizontal atau diagonal. Pada masing-masing pertemuan diperoleh dua kelompok terbaik yang memenangkan permainan Course Review Horay (CRH).h. Penutup
Pada kegiatan penutup yaitu tahap akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat rangkuman atas materi pelajaran energi panas dan energi bunyi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi kepada masing-masing siswa untuk menguji pemahaman konsep energi panas dan energi bunyi siswa secara individu dan setelah selesai soal dikumpulkan kembali kepada guru.Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CRH
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah sebagai berikut.a. Kelebihan Course Review Horay (CRH)
Menurut Supijono (2010), kelebihan atau keunggulan model Course Review Horay (CRH) dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:- Pembelajaran lebih menarik. Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran CRH siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena banyak diselingi dengan games ataupun simulasi lainnya.
- Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran. Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan guru.
- Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.
- Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan. Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah.Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran course review horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak Sekolah Dasar yang notabene masih ingin bermain-main.
- Adanya komunikasi dua arah. Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inovatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa.
b. Kekurangan Course Review Horay (CRH)
Menurut Supijono (2010), kekurangan atau kelemahan model Course Review Horay (CRH) dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:- Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan. Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif.
- Adanya peluang untuk berlaku curang. Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatikan per-kelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar.
Daftar Pustaka
- Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
- Jajah, Umar. 1996. Aspek Perkembangan dan Pengujian Pendidikan. Jakarta: Balitbang.
- Aris, Shoimin. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurukulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
- Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PrenadaMedia Group.
- Hamid, Darmadi. 2013. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
- Aqib, Zainal. 2014. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
- Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Media.