Peta Konsep (Pengertian, Manfaat, Jenis dan Cara Pembuatan)
Daftar Isi
Peta konsep dikembangkan oleh Novak dan tim pada tahun 1972 pada program penelitian yang dilaksanakan di Cornell. Peta konsep dibuat untuk mencari dan memahami perubahan pemahaman dalam ilmu pengetahuan anak-anak. Peta konsep digunakan untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, sehingga dengan bantuan peta konsep dapat menumbuhkan proses belajar yang lebih bermakna.
Peta konsep menggunakan pengingat visual sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Peta konsep dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan dengan mudah jauh lebih mudah daripada pencatatan secara tradisional (Sugiyanto, 2013).
Berikut definisi dan pengertian peta konsep dari beberapa sumber buku:
- Menurut Muhimmati (2014), peta konsep adalah alat untuk mewakili adanya hubungan yang bermakna antara suatu konsep hingga membentuk suatu proposisi. Proposisi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis yang diberi kata penghubung sehingga memiliki suatu pengertian.
- Menurut Trianto (2013), peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.
- Menurut Sujana (2009), peta konsep adalah hubungan yang bermakna antara satu konsep dengan konsep lainnya yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit tertentu.
- Menurut Dahar (2006), peta konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan hubungan beberapa konsep yang merupakan suatu gambaran dua dimensi dari suatu bidang studi, dalam arti luas peta konsep adalah peta atau jaringan yang membuat konsep-konsep lengkap dengan hubungannya.
- Menurut Buzan (2010), peta konsep adalah suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Selain menggambarkan konsep-konsep yang penting peta konsep juga menghubungkan antara konsep-konsep yang ada.
Ciri-ciri Peta Konsep
Menurut Dahar (2006), ciri-ciri peta konsep adalah sebagai berikut:- Pemetaan konsep yaitu suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang. Dengan menggunakan peta konsep siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
- Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari suatu bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan yang proporsional antar konsep.
- Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini berarti ada konsep lain yang lebih inklusif.
- Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, maka terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.
Fungsi dan Manfaat Peta Konsep
Peta konsep berfungsi untuk membuat jelas gagasan pokok bagi guru dan murid yang sedang memusatkan perhatian pada tugas pelajaran yang spesifik. Peta konsep bertujuan membuat struktur pemahaman dari fakta-fakta yang dihubungkan dengan pengetahuan berikutnya, dan untuk belajar bagaimana mengorganisasi sesuatu mulai dari informasi, fakta dan konsep ke dalam suatu konteks pemahaman, sehingga terbentuk pemahaman yang baik.Menurut Dahar (2006), beberapa manfaat yang diperoleh dengan menggunakan peta konsep, antara lain adalah sebagai berikut:
- Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. Guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki siswa waktu pelajaran baru akan dimulai, sedangkan para siswa diharapkan dapat menunjukan dimana mereka berada atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi pelajaran baru itu. Dengan menggunakan peta konsep, guru dapat melaksanakan apa yang telah dikemukakan, sehingga para siswa diharapkan akan terjadi belajar bermakna.
- Mempelajari cara belajar. Dengan melatih mereka membuat peta konsep untuk mengambil sari dari apa yang mereka baca, baik buku teks maupun bacaan-bacaan lain, berarti kita meminta mereka untuk membaca buku itu dengan seksama mereka tidak lagi dikatakan tidak berpikir.
- Mengungkapkan miskonsepsi. Dari peta konsep yang dibuat oleh para siswa, ada kalanya ditemukan miskonsepsi yang terjadi dari dikaitkannya dua konsep atau lebih yang membentuk proposisinya yang salah Karena miskonsepsi itu terbukti dapat bertahan dan mengganggu belajar seterusnya, miskonsepsi itu sedapat mungkin ditiadakan melalui proses perubahan kosneptual.
- Alat evaluasi. Dalam menilai peta konsep yang dibuat oleh para siswa secara ringkas dikemukakan empat kriteria penilaian, yaitu: 1) kesahihan proposisi; 2) adanya hierarki; 3) adanya ikatan silang; 4) adanya contoh-contoh seperti yang telah dikemukakan.
Jenis-jenis Peta Konsep
Menurut Trianto (2013), terdapat beberapa jenis peta konsep, yaitu sebagai berikut:a. Pohon jaringan (network tree)
Peta konsep pohon jaringan merupakan peta konsep yang ide-ide pokok suatu konsep dibuat dalam sebuah persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan dan dihubungkan dengan garis-garis penghubung, dan garis-garis penghubung tersebut menunjukkan hubungan antara ide-ide tersebut.Pada saat mengkontruksi peta konsep pohon jaringan (network tree), tulislah topik itu dan daftarlah konsep-konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu. Periksalah daftar dan mulai menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu.
Peta konsep berbentuk pohon jaringan (network tree) sangat cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal sebagai berikut: 1) Menunjukkan sebab akibat; 2) Suatu hierarki; 3) Prosedur yang bercabang dan; 4) Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. Contoh peta konsep berbentuk pohon jaringan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
b. Rantai kejadian (events chain)
Peta konsep rantai kejadian, merupakan peta konsep yang dapat digunakan untuk menunjukkan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam sebuah prosedur, atau suatu tahapan dalam suatu proses, seperti halnya dapat digunakan dalam melakukan suatu eksperimen.Langkah pembuatan peta konsep menggunakan rantai kejadian, pertama-tama temukan suatu kejadian yang mengawali rantai itu. Kejadian ini disebut kejadian awal. Kemudian, temukan kejadian berikutnya dalam rantai itu dan lanjutkan sampai mencapai suatu hasil.
Peta konsep rantai kejadian sangat cocok digunakan untuk memvisualisasikan langkah-langkah dalam suatu prosedur tertentu, memberikan tahapan-tahapan dalam suatu proses, dan urutan suatu kejadian. Contoh peta konsep rantai kejadian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
c. Peta konsep siklus (cycle concept map)
Peta konsep siklus adalah peta konsep yang didalamnya memuat rangkaian kejadian yang tidak menghasilkan suatu hasil atau final. Kejadian terakhir pada rantai tersebut menghubungkan kembali pada kejadian awal, sehingga siklus berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang. Contoh peta konsep siklus dapat dilihat pada gambar di bawah ini.d. Peta konsep laba-laba (spider concept map)
Peta konsep laba-laba merupakan peta konsep yang biasanya digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat, ide-ide berasal dari suatu ide yang sentral, sehingga dapat memperoleh beberapa ide yang bercampur aduk. Banyak ide-ide yang tumbuh dan berkaitan dengan ide sentral, namun belum tentu ide-ide tersebut berhubungan antara ide satu dengan yang lain. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan konsep yang tidak menurut hierarki, kategori yang tidak paralel dan hasil curah pendapat. Contoh peta konsep laba-laba dapat dilihat pada gambar di bawah ini.Cara Membuat Peta Konsep
Menurut Sujana (2009), pembuatan peta konsep dilakukan dengan cara membuat suatu sajian visual atau diagram tentang bagaimana suatu ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Dalam membuat peta konsep, konsep-konsep yang ada di dalamnya harus diurutkan secara hirarkis, mulai dari konsep paling inklusif ke konsep yang lebih khusus. Dengan kata lain, konsep yang paling inklusif berada pada bagian paling atas, sedangkan konsep paling khusus berada pada bagian paling bawah.Menurut Trianto (2013), langkah-langkah dalam membuat peta konsep adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
- Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
- Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta konsep.
- Mengelompokkan ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
- Mengidentifikasi semua konsep yang akan dipetakan.
- Menyatakan makna dari masing-masing konsep.
- Meletakkan konsep-konsep tersebut dalam peta sesuai hubungannya mulai dari yang paling umum ke yang paling khusus.
- Membuat garis-garis penghubung dan melukiskan hubungan pada garis penghubung tersebut.
- Kesahihan proposisi, yaitu hubungan antara dua konsep yang diindikasikan oleh garis hubungan dan kata hubung.
- Adanya hierarki, yaitu peta konsep yang digambarkan dari konsep yang paling umum diletakkan paling atas dan konsep yang khusus diletakkan dibawah.
- Adanya ikatan silang, yaitu peta yang menunjukkan hubungan yang berarti antara satu segmen dari hierarki konsep dan segmen yang lain.
- Adanya contoh-contoh, yaitu obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam tingkatan konsep.
Daftar Pustaka
- Sugiyanto. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
- Muhimmati, Ifa. 2014. Penerapan Tugas Peta Konsep dalam Project Based Learning (PJBL) untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM di Mata Kuliah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran. Jurnal Saintifika, Vo.16, No.2. Jember: Universitas Jember.
- Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.
- Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Buzan, Tony. 2010. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Dahar, R.W. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
- Budi, Kartika. 1990. Essensi dalam Pembelajaran Peta Konsep. Yogyakarta: Cipta Mandiri.