Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Vitamin A (Fungsi, Manfaat, Kebutuhan, Akibat Kekurangan dan Sumber)

Vitamin A adalah kristal alkohol berwarna kuning, larut dalam lemak atau pelarut lemak. Vitamin A merupakan kelompok nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk mempertahankan integritas metabolik normal. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi (Soejarwo, 2002).

Vitamin A (Fungsi, Manfaat, Kebutuhan, Akibat Kekurangan dan Sumber)

Vitamin A merupakan istilah retinol senyawa aktif biologis dan karotenoid provitamin (prekusor-nya). Karotenoid provitamin A yang paling umum adalah ?-karotin, ?-karotin dan a-karotin serta ?-kriptoksantin. Vitamin A merupakan nama generik, yang menyatakan semua retinoid dan prekusor Provitamin A atau karotenoid mempunyai aktivitas biologis sebagai retinol (Webster dkk, 2002).

Vitamin A adalah nutrien essensial yang tidak dapat disintesa oleh tubuh, sehingga untuk mencukupi kebutuhan vitamin A diperlukan asupan makanan yang mengandung vitamin A. Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekursor (provitamin) vitamin A. Beta-karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif . Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida) dan asam retinoat (bentuk asam).

Vitamin A merupakan zat penting untuk mensintesis pigmen sel-sel retina yang fotosintesis dan diferensiasi normal struktur epitel penghasil lendir. Vitamin A merupakan komponen penting dari retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan. Kekurangan yang parah menyebabkan rabun senja, serosis, dan keratinisasi konjungtiva dan kornea yang pada akhirnya menimbulkan ulkus serta nekrosis kornea (Arisman, 2004).

Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Untuk memperolehnya harus diambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan lainnya. Vitamin A juga dapat diperoleh melalui bahan makanan hewani seperti hati, kuning telur dan juga ASI. Kemudian juga dapat diperoleh melalui kapsul vitamin A dosis tinggi (Depkes RI, 1995).

Fungsi dan Manfaat Vitamin A 

Vitamin A berfungsi untuk sistem penglihatan yang normal, pertumbuhan serta perkembangan. Selain berperan dalam imunitas, vitamin A juga berperan dalam mempertahankan integritas epitel saluran pencernaan dan pernapasan. Selain itu, vitamin A juga membantu pembentukan jaringan tubuh dan tulang, meningkatkan penglihatan dan ketajaman mata, memelihara kesehatan kulit dan rambut, meningkatkan kekebalan tubuh, memproteksi jantung, anti kanker dan katarak, pertumbuhan dan reproduksi. Anak-anak yang cukup mendapat vitamin A bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak (Depkes RI, 1995).

Menurut Adriani (2012), beberapa fungsi dan manfaat Vitamin A bagi kesehatan tubuh, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Vitamin A untuk Penglihatan 

Vitamin A berperan penting dalam tubuh khususnya berperan dalam penglihatan. Kebutuhan Vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan, bila seseorang dari cahaya terang diluar kemudian memasuki ruangan yang redup akan cahaya, maka mata akan membutuhkan waktu yang lama untuk melihat . kecepatan mata untuk terbiasa setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan Vitamin A yang ada didalam darah untuk membentuk rodopsin. Tanda pertama kekurangan Vitamin A adalah rabun senja. Suplementasi Vitamin A dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila itu disebabkan oleh kekurangan Vitamin A.

b. Vitamin A untuk Diferensial Sel 

Vitamin A juga berfungsi untuk diferensiasi sel dan menjaga stabilitas sel. Vitamin A berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang juga berpengaruh dalam sintesis protein. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel untuk pembentukan email dalam pertumbuhan gigi. Kekurangan Vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan menjadi tidak normal. Pada anak yang kekurangan Vitamin A akan terjadi kegagalan dalam pertumbuhan.

c. Vitamin A untuk Pertumbuhan 

Asam retinoat merupakan salah satu komponen dari Vitamin A yang mempengaruhi hormon untuk mengatur serta mengontrol pertumbuhan. Pada anak anak balita yang mengalami xeroftalmia akan lebih pendek. Gangguan penurunan pertumbuhan akan sesuai dengan tingkatan defisiensi Vitamin A. Asupan Vitamin A yang rendah pada anak anak balita mempengaruhi rendahnya sekresi growth hormone, dan sekresi growth hormone akan kembali meningkat dengan suplementasi Vitamin A yang diberikan selama tiga bulan.

d. Vitamin A untuk Imunitas 

Vitamin A yang berperan sebagai cell-mediated dan antibody-mediated responses seperti aktivitas, pertumbuhan macrophage, natural killer cell, dan diferensiasi BLhymphocytes. Vitamin A juga berperan dalam imunitas non spesifik seperti memelihara jaringan epitel, dan produksi mukus yang semua itu sebagai penghalang masuknya bakteri patogen. Peran vitamin A dalam kekebalan tubuh berhubungan dengan fungsi VitaminA dalam menjaga stabilitas membran mukosa. Mukosa melindungi permukaan dalam tubuh seperti saluran cerna dan saluran pernapasan dari mikroorganisme serta partikel lain yang berbahaya. Retinol juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral).

Kebutuhan dan Akibat Kekurangan Vitamin A 

Kebutuhan atau asupan vitamin A yang direkomendasikan oleh AKG 2013 untuk usia 7-9 tahun sebanyak 500 µg, dan bagi pria maupun wanita usia 10-18 tahun sebanyak 600 µg. Sedangkan kebutuhan wanita menyusui berumur 19 tahun keatas dianjurkan mengkonsumsi 1.300 µg vitamin A per hari. Menurut Almatsier (2001), angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin

Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko terjadinya diare, malaria yang diakibatkan oleh Plasmodium falciparum, campak, penyakit saluran pernapasan, dan infeksi kronis pada telinga. Konsumsi vitamin A dalam jumlah besar selama periode waktu tertentu dapat menimbulkan gejala toksik, berupa kerusakan hati, abnormalitas tulang dan nyeri sendi, alopesia, sakit kepala dan muntah serta deskuamasi kulit. Hal ini bisa terjadi dikarenakan sifat dari vitamin A yang larut lemak dan dapat disimpan di hati.

Kekurangan (defisiensi) vitamin A terutama terdapat pada anak-anak dan balita. Tanda-tanda kurang vitamin A terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin A merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita kekurangan energi protein (KEP), penyakit hati, alfa, betalipoproteinemia, atau gangguan absorbsi karena kekurangan empedu.

Menurut Almatsier (2001), kekurangan Vitamin A dapat mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan sebagai berikut: 
  1. Buta Senja. Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktalkopi), yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar / senja, seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang. Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadar vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin A tidak cukup diperoleh retina mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin. 
  2. Perubahan pada Mata. Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda atrofi kelenjar air mata, keratinisasi konjungtiva (selaput yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan bola mata), pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan pecahnya kornea. Mata terkena infeksi dan perdarahan. 
  3. Infeksi. Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah terserang infeksi. 
  4. Perubahan pada Kulit. Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami keratinisasi yang dinamakan hyperkeratosis folikular. Mula-mula terkena lengan dan paha kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh. Asam retinoat sering diusapkan kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit. 
  5. Gangguan Pertumbuhan. Gangguan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak. 
  6. Lain-lain. Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang menyebabkan kekurangan nafsu makan dan anemia.

Sumber Vitamin A 

Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Untuk memperolehnya harus di ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan lainnya. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk proses penyembuhan.

Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-buahan yang berwarna jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak dan jeruk. Tabel di bawah ini adalah nilai Vitamin A di berbagai bahan makanan berdasarkan satuan Retinol Ekivalen (RE) (µg/100) (Almatsier, 2001).

Kandungan Vitamin A di Berbagai Makanan

Daftar Pustaka

  • Soejarwo. 2002. Konsumsi Vitamin A Dosis Tinggi. Online: edu.google.com.
  • Webster, Gandy & Joan. 2014. Gizi dan Dietetika. Jakarta: EGC.
  • Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
  • Depkes RI. 1995. Pedoman Kerja Tenaga Gizi Puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
  • Adriani, M. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
  • Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Vitamin A (Fungsi, Manfaat, Kebutuhan, Akibat Kekurangan dan Sumber). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2020/06/vitamin-a-fungsi-manfaat-kebutuhan-akibat-kekurangan-dan-sumber.html