Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model Pembelajaran Treffinger

Model pembelajaran treffinger adalah suatu strategi pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas secara langsung melalui pemecahan masalah dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar kemudian mengumpulkan berbagai gagasan-gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk diimplementasikan secara nyata.

Model Pembelajaran Treffinger

Model pembelajaran treffinger dikenalkan oleh Donald J. Treffinger pada tahun 1980, yaitu seorang presiden di Center of Creatife Learning, Incsarasota, Floridina. Model pembelajaran treffinger termasuk jenis model Osborn-parne yang dikenal dengan model creative problem solving. Model pembelajaran treffinger adalah upaya dalam mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif peserta didik untuk mencari arah-arah penyelesaian yang akan ditempuh untuk memecahkan permasalahan

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran treffinger dari beberapa sumber buku: 
  • Menurut Munandar (2009), model pembelajaran treffinger adalah salah satu model yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. 
  • Menurut Shoimin (2016), model pembelajaran treffinger adalah suatu strategi pembelajaran yang dikembangkan dari model belajar kreatif yang bersifat develop mental dan mengutamakan segi proses. 
  • Menurut Huda (2013), model pembelajaran treffinger adalah model yang berupaya untuk mengajak siswa berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dengan memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk diimplementasikan secara nyata.

Langkah-langkah Pembelajaran Treffinger 

Menurut Huda (2013), terdapat tiga komponen penting dalam model pembelajaran treffinger, yaitu:

a. Understanding Challenge (memahami tantangan) 

  1. Menentukan tujuan, yaitu guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. 
  2. Menggali data, guru mendemonstrasikan atau menyajikan fenomena alam yang dapat mengundang keingintahuan peserta didik.
  3. Merumuskan masalah, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan.

b. Generating Ideas (membangkitkan gagasan) 

Pada tahapan Generating Ideas, guru memberikan waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan dan juga membimbing peserta didik untuk menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji.

c. Preparing for Action (mempersiapkan tindakan) 

  1. Mengembangkan solusi, dalam tahapan ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 
  2. Membangun penerimaan, yaitu guru mengecek solusi yang telah diperoleh peserta didik dan memberikan permasalahan yang baru namun lebih kompleks agar peserta didik dapat menerapkan solusi yang telah diperoleh.

Menurut Shoimin (2016), langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan model pembelajaran treffinger adalah sebagai berikut:

a. Tahap I: Basic tool 

Tahap I merupakan landasan atau dasar belajar kreatif berkembang. Tahap ini disebut juga teknik kreativitas yang meliputi keterampilan berpikir divergen dan teknik kreatif. Aktivitas pada tahap ini meliputi: kesediaan untuk menjawab, keterbukaan terhadap pengalaman, kesediaan menerima kesamaan, kepekaan terhadap masalah dan tantangan, rasa ingin tahu, keberanian mengambil resiko, kesadaran, dan kepercayaan kepada diri sendiri. Tahap I merupakan landasan atau dasar belajar kreatif berkembang. Adapun kegiatan pembelajaran pada tahap I adalah sebagai berikut: 
  1. Guru memberikan suatu masalah terbuka dengan jawaban lebih dari satu penyelesaian. 
  2. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan gagasan atau idenya.

b. Tahap II: Practice with process 

Practice with process adalah menerapkan keterampilan yang telah dipelajari pada tahap I dalam situasi praktis. Tahap II ini meliputi penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (evaluasi). Pada tahap ini siswa diarahkan untuk terbuka terhadap perasaan dan berbagai konflik yang pernah dialaminya. Kegiatan pembelajaran pada tahap II adalah sebagai berikut: 
  1. Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan memberikan contoh analog.
  2. Guru meminta siswa membuat contoh dalam kehidupan sehari-hari.

c. Tahap III: Working with real problems 

Working with real problems adalah menerapkan keterampilan yang dipelajari pada dua tahap pertama terhadap tantangan pada dunia nyata. Siswa tidak hanya belajar keterampilan berpikir kreatif, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka. Kegiatan pembelajaran pada tahap III adalah sebagai berikut: 
  1. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 
  2. Guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Treffinger 

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran treffinger adalah sebagai berikut.

a. Kelebihan Pembelajaran Treffinger 

Menurut Huda (2013), kelebihan atau keunggulan model pembelajaran treffinger, yaitu: 
  1. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. 
  2. Membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran. 
  3. Mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik karena disajikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
  4. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dan percobaan untuk memecahkan suatu permasalahan.
  5. Membuat peserta didik dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya ke dalam situasi baru.
  6. Mengasumsikan bahwa kreatifitas adalah proses dan hasil belajar. 
  7. Dilaksanakan pada semua peserta didik dalam berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan. 
  8. Melibatkan secara bertahap kemampuan berfikir divergen dan konvergen dalam proses pemecahan masalah serta memiliki tahapan pengembangan yang sistematik, dengan beragam metode dan teknik untuk setiap tahap yang dapat diterapkan secara fleksibel.

b. Kelemahan Pembelajaran Treffinger 

Menurut Shoimin (2016), kelemahan atau kekurangan model pembelajaran treffinger, yaitu: 
  1. Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan peserta didik dalam menghadapi masalah.
  2. Ketidaksiapan peserta didik untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan.
  3. Model ini mungkin tidak cocok diterapkan untuk di kelas taman kanak-kanak atau kelas awal sekolah dasar. 
  4. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan peserta didik melakukan tahap-tahap di atas.

Daftar Pustaka

  • Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Shoimin, Aris. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikkulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruuz Media.
  • Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model Pembelajaran Treffinger. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2020/07/model-pembelajaran-treffinger.html