Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model Pembelajaran Generatif

Model Pembelajaran generatif (generative learning) adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pengintegrasian atau menyatukan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang sudah dimiliki oleh siswa sehingga diharapkan terjadi proses adaptasi saat menghadapi stimulus baru yang diterima. Model pembelajaran generatif bertujuan untuk memperkenalkan konsep menghasilkan informasi baru terhadap apa yang mereka ketahui sebelumnya.

Model Pembelajaran Generatif

Model Pembelajaran generatif pertama kali diperkenalkan oleh Osborne dan Wittrock pada tahun 1985. Menurut Osborne dan Wittrock model pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada penyesuaian pengetahuan baru siswa dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Dasar dari model pembelajaran generatif adalah konstruktivisme dengan sintaks orientasi-motivasi, mengemukakan ide-konsep awal, tantangan dan restrukturisasi sajian konsep, aplikasi, rangkuman, evaluasi dan refleksi.

Pembelajaran generatif merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntun seorang guru agar dapat membimbing peserta didik dengan memperhatikan karakteristik kemampuan awal peserta didik. Keunggulan dari model pembelajaran generatif ini adalah lebih efisien dan efektif untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri bekerjasama dengan teman sekelompoknya untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran generatif dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Kish (2008), pembelajaran generatif adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. 
  • Menurut Shoimin (2014), pembelajaran generatif adalah model pembelajaran yang lebih mengutamakan pemahaman konsep-konsep dalam pembelajaran baik konsep pemahaman awal peserta didik maupun pengetahuan baru peserta didik tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik.
  • Menurut Baharudin (2010), pembelajaran generatif adalah model yang menekankan pada integrasi yang aktif antara materi atau pengetahuan baru yang diperoleh dengan skema. Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan peserta didik menjadi lebih melakukan proses adaptasi ketika menghadapi stimulus baru. 
  • Menurut Istarani dan Ridwan (2014), pembelajaran generatif adalah model pembelajaran yang menekankan pengintegrasian aktif materi baru dengan skema yang ada di benak siswa, sehingga siswa mengucapkan dengan kata-kata sendiri apa yang telah mereka dengar. 
  • Menurut Huda (2014), pembelajaran generatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang berusaha menyatukan gagasan-gagasan baru dengan skema pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik.


Elemen Dasar Pembelajaran Generatif 

Menurut Huda (2014), elemen dasar atau sintak dari model pembelajaran generatif yang dapat diterapkan di dalam kelas adalah sebagai berikut:

a. Mengingat (recall) 

Mengingat merupakan bagian aktivitas dalam model pembelajaran generative learning yang melibatkan siswa untuk menarik kembali informasi dari memori lama. Bertujuan untuk mempelajari informasi berdasarkan fakta. Teknik-teknik dalam mengingat (recall) mencakup repetisi/pengulangan, latihan/praktik, review dan memonik.

b. Menggabungkan (integration) 

Menggabungkan merupakan bagian aktivitas dalam model pembelajaran generative learning yang mengharuskan peserta didik untuk menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya. Integrasi bertujuan untuk mentransformasi informasi ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk diingat oleh perserta didik. Metode-metode yang biasa digunakan dalam integrasi yaitu: paraphrasing (meng-outline dengan bentuk naratif), summarizing (menceritakan kembali konten pelajaran agar dapat menginterpretasikan atau menjelaskan dengan baik), issue trees (memetakan isu-isu ke dalam pohon/jaringan ide-ide), generating questions (membuat contoh-contoh atau pertanyaan-pertanyaan tentang materi pelajaran), dan generating analogies (membuat analogi-analogi atau metafor-metafor yang dapat memudahkan proses integrasi).

c. Mengolah (organization) 

Mengolah merupakan bagian dari kegiatan dalam model pembelajaran generative learning yang melibatkan peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang baru dengan cara yang sistematis. Teknik-teknik yang digunakan dalam organisasi ide yaitu: analisis gagasan-gagasan kunci, outlining, kategorisasi, clustering, dan pemetaan konsep.

d. Merinci (elaboration) 

Merinci merupakan bagian dari kegiatan dalam model pembelajaran generative learning yang mengharuskan peserta didik untuk menghubungkan materi baru dengan informasi atau gagasan yang sudah dimiliki oleh peserta didik sebelumnya. Elaborasi bertujuan untuk menambah gagasan-gagasan ke dalam informasi yang baru. Metode-metode yang digunakan dalam elaborasi yaitu: membuat gambar mental atau diagram fisik, free writing, elaborasi kalimat, tampilan visual, slide, dan majalah dinding.


Proses Pembelajaran Generatif 

Menurut Shoimin (2014), proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran generatif adalah sebagai berikut:

a. Proses motivasi (the motivational processes) 

Proses motivasi ditentukan adanya minat (interest) dan atribusi (attribution). Menurut Wittrock, persepsi siswa terhadap dirinya berhasil atau gagal sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, sedangkan minat sangat bersifat pribadi dan berasal dari diri siswa sendiri. Pembelajaran yang dapat meningkatkan minat, ketekunan, dan motivasi adalah aktivitas yang bercirikan: 

  1. Pembelajaran yang mengatribusikan belajar sebagai hasil dan upaya individu memperbaiki konsep diri. 
  2. Menciptakan kepuasan dari keterlibatan dalam proses belajar memodifikasi persepsi siswa sebagai siswa aktif.
  3. Meningkatkan kendali, tanggung jawab, dan akuntabilitas siswa dalam proses belajar. 
  4. Menggunakan sistem penghargaan sebagai atribusi langsung terhadap upaya individu.

b. Proses belajar (the learning processes) 

Proses belajar seseorang dipengaruhi oleh rangsangan (aurosal) dan niat (intention). Faktor penting dalam proses belajar adalah perhatian, karena tanpa perhatian proses belajar tidak akan pernah terjadi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang membantu mendapatkan perhatian siswa tersebut adalah aktivitas yang: 

  1. Menyediakan latihan sebagai alat untuk memperhatikan dengan cara kontrol diri, perencanaan, dan pengorganisasian. 
  2. Mengemukakan tujuan intruksional yang jelas dan pertanyaan yang menantang. 
  3. Memberikan interpretasi akan pentingnya topik yang dibahas. 
  4. Menjelaskan relevansi topik-topik yang disajikan dengan menggunakan kasus-kasus yang mencerminkan permasalahan yang menantang. 
  5. Mengarahkan perhatian siswa agar menjadi pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

c. Proses penciptaan pengetahuan (the knowledge creation processes) 

Proses penciptaan pengetahuan dilandasi pada beberapa komponen ingatan (memory), yaitu hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya (preconceptions), kepercayaan atau sistem nilai (beliefs), konsep (concepts), keterampilan strategi kognitif (metacognition), dan pengalaman (experiences). Ingatan berfungsi untuk menerima, mengkode dan menyimpan informasi. Sementara itu diantara lima komponen ingatan tersebut, maka hubungan antar konsep diformulasikan dan kebermaknaan terbentuk sebagai pengetahuan seseorang. Hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya oleh seseorang sangat berpengaruh terhadap proses belajarnya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan yang diharapkan dari belajar bermakna adalah kemampuan siswa dalam koneksi. Oleh karena itu, disarankan agar aktivitas pembelajaran merupakan aktivitas: 

  1. Mencoba menghubungkan antara pengetahuan yang baru dengan pengalaman dan pengetahuan awal siswa. 
  2. Menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat dari proses belajar.

d. Proses generasi (the processes of generation) 

Pada dasarnya pada saat konstruksi, pengetahuan siswa menggenerasikan hubungan antara berbagai informasi yang mereka peroleh dari pengalaman kemudian mereorganisasi, mengelaborasi, dan merekonseptualisasi informasi untuk membentuk pengetahuan. Jadi hal yang terpenting dalam model pembelajaran generatif adalah pengetahuan awal yang dimiliki siswa yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.


Tahapan Pembelajaran Generatif 

Menurut Shoimin (2014) dan Wena (2012), tahapan proses pembelajaran menggunakan model atau strategi pembelajaran generatif adalah sebagai berikut:

a. Tahap Orientsi 

Dalam tahap orientasi peserta didik diberikan kesempatan untuk membangun kesan mengenai konsep yang sedang dipelajari dengan mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari. Tujuannya agar peserta didik termotivasi dalam mempelajari konsep tersebut.

b. Tahap Mengungkapkan Ide 

Tahap mengungkapkan ide merupakan tahap dimana peserta didik diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide atau gagasan mereka mengenai konsep yang telah dipelajari. Pada tahap ini peserta didik akan menyadari bahwa ada pendapat yang berbeda mengenai konsep tersebut.

c. Tahap Tantangan 

Tahap tantangan atau bisa disebut juga tahap pengenalan konsep. Pada tahap ini peserta didik berlatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan menghargai pendapat teman serta dapat mengemukakan keunggulan dari pendapat mereka tentang konsep yang dipelajari. Kemudian, guru mengusulkan peragaan demonstrasi untuk menguji kebenaran pendapat peserta didik. Pada tahap ini diharapkan peserta didik sudah mulai mengubah struktur pemahaman mereka (conceptual change).

d. Tahap Penerapan 

Tahap penerapan merupakan tahap dimana peserta didik diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar pada situasi baru yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini guru memberikan banyak latihan soal supaya peserta didik lebih memahami konsep (isi pembelajaran) secara lebih mendalam dan bermakna. Sehingga konsep yang telah dipelajari peserta didik akan masuk ke memori jangka panjang.

e. Tahap melihat kembali 

Tahap melihat kembali adalah tahap peserta didik diberi kesempatan untuk mengevaluasi kelemahan dari konsepnya yang lama. Peserta didik juga diharapkan dapat mengingat kembali apa saja yang mereka pelajari selama pembelajaran.


Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Generatif 

Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran generatif. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran generatif adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Pembelajaran Generatif 

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran generatif yaitu: 

  1. Menggali pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa, sebagai dasar perpaduan dengan pengetahuan baru. 
  2. Menumbuhkan kembali daya ingat siswa, dari yang sebelumnya telah tertanam dalam pikirannya.
  3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memadukan pemikirannya dengan pengetahuan baru.
  4. Antara kemampuan siswa dengan pengetahuan baru saling terkontaminasi yang bisa disingkronisasikan. 
  5. Membuat atau menemukan konsep baru dalam bidang pengetahuan.

b. Kekurangan Pembelajaran Generatif 

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran generatif yaitu: 

  1. Siswa yang tidak memiliki ide atau gagasan dalam pemikirannya akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran ini. 
  2. Apa yang dipikirkan guru, belum tentu sesuai dengan apa yang ada dalam pemikiran siswa.
  3. Harus banyak membaca sehingga dapat memadukan pengetahuan yang ada dalam benak (pikiran) dengan pengetahuan baru yang diajarkan.
  4. Memadukan pengetahuan yang ada dengan yang baru merupakan pekerjaan yang membutuhkan analisa tinggi.

Daftar Pustaka

  • Kish, M.H.Z. 2008. Generative Learning Model To Teach Adult Learners Digital. Imagery International Journal of Online Pedagogy and Course Design.
  • Istarani, dan Ridwan, M. 2014. 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan: Media Persada.
  • Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradogmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: ArRuzz Media.
  • Baharudin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
  • Wena, Made. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model Pembelajaran Generatif. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2020/08/model-pembelajaran-generatif.html