Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sepeda (Sejarah, Bagian, Prinsip Kerja, Jenis-jenis dan Manfaat)

Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakan kaki untuk menjalankannya. Sepeda merupakan salah satu alat transportasi yang paling penting di dunia, karena selain ramah lingkungan, sepeda juga menjadi tonggak munculnya kendaraan-kendaraan lainya (Kurnia, 2015).

Sepeda pertama kali dikenal di Perancis dengan nama Velocipede pada awal abad ke 18. Konstruksi sepeda pertama yang dipatenkan dilakukan oleh Baron Karls Drais von Sauerbronn dari Jerman pada Tahun 1818. Model sepeda yang dikembangkan masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki sepeda ciptaan Baron sebagai dandy horse.

Dandy Horse
Dandy Horse

Pada tahun 1839, Kirkpatrick MacMillan seorang pandai besi dari Skotlandia mengenalkan alat pendorong sepeda berupa engkol yang digunakan melalui gerakan turun-naik kaki serupa dengan mengayuh pedal sepeda pada saat ini. Perbedaan engkol yang dibuat yaitu menghubungkan engkol dengan tongkat kemudi (setang sederhana). Pada tahun 1865, seorang berkebangsaan Perancis yaitu Pierre Lallement mengenalkan lingkaran besi di sekeliling roda yang sekarang disebut dengan velg.

Sepeda Kirkpatrick MacMillan
Sepeda Kirkpatrick MacMillan

Penyempurnaan teknologi sepeda selanjutnya seperti penemuan teknologi pembuatan baja berlubang yang akhirnya digunakan sebagai pengganti rangka sepeda sehingga menjadi lebih ringan seperti saat ini. Kemudian teknologi ban angin yang dikenalkan oleh John Dunlop pada tahun 1888 yang mengubah ban menjadi lebih nyaman digunakan. Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, suspensi dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda seperti saat ini.

Awal penggunaan sepeda di Indonesia adalah pada masa kolonial Belanda. Orang Belanda membawa sepeda buatan Eropa sebagai alat transportasi pada masa pendudukan mereka di Indonesia. Pada 1980-an, popularitas sepeda di Indonesia mulai didominasi oleh sepeda modern, seperti sepeda gunung (Mountain Bike), sepeda perkotaan (Commuting Bike), sepeda anak dan belakangan sepeda lipat (Folding Bike).

Bagian-bagian dan Prinsip Kerja Sepeda 

Bagian utama dari sepeda adalah Handlebar, Headset, Stem, V-brakes, Rim, Hub, Spokes, Forks, Crank, Bottom Bracket, Chain, Seat post, Saddle, Rear Mechanic, Wheel, Down Tube, Tyre, Inner Tube Valve, Schrader, Freewheel/Cassette, Brake/Gear cables, Pedal, dan Top Tube.

Stang sepeda yang berfungsi untuk mengarahkan sepeda (handlebar), tiang penahan bagian stang sepeda (headset), penghubung tiang garpu depan ke stang sepeda (stem), rem konvensional dengan karet (v-brakes), velg roda(rim), gear bagian tengah roda yang menyambung ke badan sepeda dan garpu depan (hub), jari jari sepeda (spokes), garpu depan (forks), gigi depan terhubung ke pedal sepeda (crank), silinder untuk penahan gigi depan (bottom bracket), rantai sepeda (chain), tiang penahan saddle (seat post), tempat duduk sepeda (saddle), alat pemindah gigi (rear mechanic), roda sepeda termasuk bagian hub (wheel), batang penyangga sepeda (down tube), ban luar (tyre), ban dalam (inner tube valve), pentil ban sepeda (schrader), gigi belakang sepeda (freewheel/cassette), tali rem sepeda (brake/gear cables), penggerak gear (pedal), batang sepeda bagian atas (top tube).

Roda sepeda (yang belakang) dihubungkan dengan rantai ke gear yang digerakkan oleh pedal. Gear ini lebih kecil dari pada roda, tapi kecepatan linier roda pasti lebih besar dari pada kecepatan linier gear, sehingga untuk menggerakkan roda yang besar diperlukan usaha mengayuh yang kecil saja. Prinsip bergeraknya sepeda adalah gerak rotasi roda terhadap porosnya di lintasan (jalan) akan menyebabkan gerak translasi juga (melaju di jalan).

Jenis-jenis Sepeda 

Desain sepeda selalu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan selalu terkait dengan bentuk, tampilan, bahan, teknologi dan kegunaan. Menurut Wiyancoko (2010), secara umum sepeda dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Sepeda Anak (Kids Bike) 

Sepeda Anak (Kids Bike)

Dibanding sepeda dewasa, desain sepeda anak lebih mungkin tampil dalam berbagai varian, namun walau bisa diolah secara bebas, sepeda anak tetap harus didesain sesuai dengan proporsi, jangkauan badan, keamanan dan kenyamanan bersepeda bagi anak-anak.

b. Sepeda Gunung (Mountain Bike) 

Sepeda Gunung (Mountain Bike)

Sepeda ini digunakan untuk menjelajahi medan luar-jalan (offroad), di area perbukitan, dan alam bebas. Karena spesifikasi rangka yang tahan banting dan kelengkapan komponennya, dibanding jenis sepeda jalan raya, MTB jenis tertentu bisa menjadi lebih berat. Namun, karena kepraktisannya untuk bisa digunakan di lingkungan perkotaan beraspal halus kadang pula jalan alam, menjadi jenis sepeda yang paling populer.

c. Sepeda Jalan Raya (Road Bike) 

Sepeda Jalan Raya (Road Bike)

Orang awam sering menyebut sepeda balap. Sepeda ini cocok untuk pesepeda yang membutuhkan kecepatan tinggi di jalan rata. Cirinya adalah setang melengkung yang membuat posisi pesepeda membungkuk untuk pergerakan yang aerodinamis.

d. Sepeda Perkotaan (Commuting Bike) 

Sepeda Perkotaan (Commuting Bike)

Sepeda ini ditujukan untuk kebutuhan kegiatan dalam kota, misalnya berkeliling didalam kota. Beberapa subjenis tertentu melayani segmen gaya hidup perkotaan tertentu (misalnya jenis zenith, cruiser dan sebagainya), sedangkan lainnya dimaksudkan untuk membawa barang atau berbelanja sehingga perlu dilengkapi keranjang.

e. Sepeda Hibrid (Hybrid Bike) 

Sepeda Hibrid (Hybrid Bike)

Hybrid artinya penggabungan ciri antara satu jenis dengan lainnya yang sifat pemanduannya sengaja dikaburkan. Artinya ketika digabungkan hasil yang ada susah dikenali kembali unsur sebelumnya. Sepeda hybrid merupakan penggabungan sepeda jalan raya, dan sepeda gunung, atau antara sepeda perkotaan dan sepeda gunung karena garpunya bersuspensi.

Fungsi dan Manfaat Sepeda 

Menurut Kurnia (2015), bersepeda membuat tubuh melakukan aktivitas fisik dan berolahraga sehingga membuat tubuh menjadi lebih segar dan sehat. Adapun beberapa fungsi sepeda antara lain adalah sebagai berikut: 
  1. Transportasi. Sepeda menjadi alat transportasi utama pada abad 18, seiring perkembangan teknologi kini sepeda hanya digunakan sebagai alat transportasi sekunder. 
  2. Olahraga dan perlombaan (balap sepeda). Selain digunakan sebagai alat transportasi sepeda juga digunakan untuk kegiatan rekreasi atau olahraga, banyak penggemar bersepeda yang melakukan kegiatan tersebut di berbagai macam medan dengan tujuan berolahraga. Olahraga bersepeda profesional dinamakan balap sepeda. Balap sepeda merupakan kompetisi yang masuk dalam salah satu cabang olahraga dalam olimpiade. Salah satu perlombaan balap sepeda yang terkenal di dunia adalah Tour de France. 
  3. Atraksi. Sepeda yang sering digunakan untuk atraksi antara lain : sepeda roda satu dan BMX. Sepeda roda satu biasanya digunakan untuk sirkus atau pertunjukan lainnya, sedangkan sepeda BMX sering digunakan untuk free style yang biasa ditemui di tempat-tempat umum seperti di jalan atau di taman.
Bersepeda merupakan salah satu jenis olahraga yang menarik dan dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang status usia dan jenis kelamin. Selain sebagai alat untuk rekreasi, bersepeda membuat tubuh bergerak aktif, tubuh yang aktif adalah salah satu syarat penting untuk menjaga kualitas kesehatan. Bersepeda sendiri, jika dilakukan minimal 2,5 jam seminggu secara rutin memiliki dampak positif bagi kesehatan tubuh. Menurut Mulyana dan Giriwijoyo (2012), manfaat bersepeda adalah sebagai berikut: 

a. Manfaat bagi kesehatan 

Terdapat beberapa manfaat dari aktivitas bersepeda sebagai alat untuk mempromosikan kesehatan. bersepeda memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, antara lain yaitu sebagai berikut: 
  1. Bersepeda baik untuk jantung. Olahraga bersepeda erat hubungannya dengan peningkatan kebugaran kardiovaskular atau kesehatan pembuluh dara dan jantung, serta penurunan resiko penyakit jantung coroner.
  2. Bersepeda baik untuk otot-otot. Mengendarai sepeda sangat baik untuk mengencangkan dan membangun otot terutama di bagian bawah tubuh seperti betis, paha dan bagian belakang. 
  3. Menjaga ukuran pinggang tetap ideal. Pembakaran kalori dapat terjadi saat bersepeda ketika menggowes lebih cepat daripada biasanya, bersepeda tidak hanya efektif dalam membantu menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan metabolisme tubuh. 
  4. Baik untuk kesehatan mental. Bersepeda telah dikaitkan dengan peningkatan kesehatan mental. 
  5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bersepeda dapat memperkuat kekebalan tubuh, sekaligus menjadi alat proteksi terhadap jenis penyakit kanker tertentu.

b. Manfaat bagi lingkungan 

Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, bersepeda juga sangat bermanfaat bagi lingkungan, antara lain yaitu: 
  1. Sepeda tidak memerlukan lahan parkir yang luas. 
  2. Tidak mencemari lingkungan. 
  3. Dapat dipakai oleh semua usia. 
  4. Memberikan kesempatan berinteraksi yang lebih leluasa, baik dengan sesama pemakai jalan, maupun dengan warga masyarakat di sekitarnya.

Daftar Pustaka

  • Kurnia, Rohmat. 2015. Mountain Bikes Serba-serbi Sepeda Gunung. Bandung: Satu Nusa.
  • Wiyancoko, Dudy. 2010. Desain Sepeda Indonesia. Jakarta: Kepustakan Populer Gramedia.
  • Giriwijoyo, S, dan Sidik, D.Z. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Sepeda (Sejarah, Bagian, Prinsip Kerja, Jenis-jenis dan Manfaat). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2020/08/sepeda.html