Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Viral Marketing (Pengertian, Aspek, Karakteristik, Komponen dan Kelebihan)

Viral marketing adalah suatu teknik atau strategi pemasaran dari mulut ke mulut menggunakan media elektronik atau media sosial yang dibuat dengan tujuan menyebarkan informasi dan opini melalui proses komunikasi berantai dan memperbanyak diri seperti virus sehingga mampu menjangkau jaringan yang luas dan memberi dampak yang lebih besar terhadap promosi sebuah produk atau jasa.

Viral Marketing (Pengertian, Aspek, Karakteristik, Komponen dan Kelebihan)

Istilah viral marketing dikenalkan pada bulan Desember 1996 oleh Jeffrey F. Rayport dalam artikel yang berjudul The Virus of Marketing. Melalui tulisan tersebut dijelaskan bagaimana jika virus digunakan sebagai sebuah program pemasaran, karena pesan pemasaran akan tersebar dengan hanya menggunakan waktu yang sangat sedikit, anggaran yang tidak perlu terlalu banyak dan dampak yang ditimbulkan sangat luas (Natasya, 2014).

Viral marketing merupakan teknik membuat seseorang secara sukarela menyampaikan pesan pemasaran ke sesamanya. Penyebaran informasi dapat dilakukan dengan email, pesan teks, grup chat, maupun postingan di sosial media seperti Facebook dan Twitter. Viral marketing bisa disebut pemasaran melalui mulut ke mulut versi internet dimana konsumen yang satu merekomendasikan ke konsumen lainnya dengan melihat atau mendengar informasi melalui media elektronik atau internet.

Berikut definisi dan pengertian viral marketing dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Glennardo (2018), viral marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan memanfaatkan kemajuan media elektronik untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai oleh marketer. 
  • Menurut Hamdani dan Mawardi (2018), viral marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan memanfaatkan jaringan sosial untuk mencapai suatu tujuan pemasaran tertentu yang dilakukan melalui proses komunikasi yang secara berantai memperbanyak diri.
  • Menurut Turban (2018), viral marketing adalah strategi pemasaran dari mulut ke mulut menggunakan media elektronik dimana konsumen atau perusahaan menyebarkan informasi dan opini kepada orang lain mengenai sebuah produk atau jasa. 
  • Menurut Kotler dan Armstrong (2012), viral marketing adalah pemasaran dari mulut ke mulut melalui versi internet, dengan melibatkan pembuatan pesan email atau acara pemasaran lainnya yang menular bahwa pelanggan akan ingin menyampaikannya kepada teman mereka. 
  • Menurut Wilson (2000), viral marketing adalah sebuah strategi yang merangsang orang untuk menyampaikan pesan pemasaran kepada orang lain secara personal dan menyeluruh dan pesan tersebut berdampak besar. 
  • Menurut Helianthusonfri (2016), viral marketing adalah promosi (pemasaran) yang dibuat dengan tujuan menyebar, seperti virus, mampu menjangkau jaringan yang luas dan memberi dampak yang luas.

Aspek-aspek Viral Marketing 

Menurut Wilson (2000), terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian dalam aplikasi viral marketing, yaitu: 

  1. Memberikan produk dan layanan. Kebanyakan program viral marketing menawarkan produk atau jasa yang berharga untuk menarik perhatian.
  2. Mudah transfer ke orang lain. Sebuah pesan viral marketing harus mudah untuk mentransfer dan mereplikasi melalui download email, website, grafis, atau perangkat lunak.
  3. Skalabilitas dari kecil ke yang sangat besar. Untuk menyebar seperti api, metode transmisi harus cepat terukur dari kecil ke yang sangat besar.
  4. Eksploitasi motivasi dan perilaku. Rencana pemasaran Pintar viral memanfaatkan motivasi manusia biasa. 
  5. Manfaatkan sumber lain. Rencana pemasaran viral yang paling kreatif menggunakan sumber lain untuk mendapatkan kata keluar. 
  6. Memanfaatkan jaringan komunikasi yang ada. Jaringan seseorang yang lebih luas dapat terdiri dari skor, ratusan atau ribuan orang, tergantung pada posisinya.

Pemasaran dari mulut ke mulut dapat terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja. Namun semua pembicaraan tersebut selalu akan ada nada sumbernya, ada yang memperkuat sehingga komunikasi dapat menyebar dengan cepat. Pemasar dapat berperan sebagai sumber. Selain itu pemasar juga dapat menjadi pemacu tersebarnya komunikasi dari mulut ke mulut tersebut.

Menurut Sutisna (2001), dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan mengenai produk atau jasa yang dapat digunakan sebagai aspek dasar pelaksanaan viral marketing adalah sebagai berikut: 

  1. Keterlibatan dengan Produk. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi viral marketing. 
  2. Pengetahuan Produk. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk (keunggulan, cita rasa, kualitas suasana tempat) dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini viral marketing dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu.
  3. Membicarakan Produk. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk. 
  4. Mengurangi Ketidakpastian. Viral marketing merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidak pastian karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, jelas dan adanya kesan menarik, sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek dan pada akhirnya akan meningkatkan keputusan pembelian.

Karakteristik Viral marketing 

Menurut Andini dkk (2014), viral marketing dapat dibagi menjadi dua struktur dasar, yaitu: 

  1. Active viral marketing. Active Viral marketing diasosiasikan dengan konsep tradisional word-of mouth karena pemakai biasanya terlibat secara personal pada proses menjaring konsumen baru. 
  2. Frictionless viral marketing. Frictionless Viral marketing berbeda dengan active viral marketing karena tidak mensyaratkan partisipasi aktif dari konsumen untuk mengiklankan atau menyebarkan informasi suatu produk. Produk akan secara otomatis mengirimkan pesan promosi pada alamat yang dituju. Jadi dorongan awal untuk viral didahului perusahaan pembuat produk sendiri.

Berdasarkan derajat keterlibatan konsumen dalam proses pemasaran, strategi viral marketing dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Low Intergration Strategy. Dalam strategi ini keterlibatan konsumen sangat sedikit. Penyebaran promosi hanya melalui email. Contoh rekomendasinya juga terbatas pada tombol kirim ke teman dalam suatu homepage. 
  2. High Intergration Strategy. Perbedaan dalam strategi ini adalah adanya keterlibatan konsumen secara langsung dalam membidik konsumen baru.

Menurut Surniandari (2017), kriteria dasar yang harus dipenuhi untuk membuat strategi viral marketing dapat berjalan dengan baik dan sesuai sasaran adalah sebagai berikut: 

  1. Media dan orang yang bertindak untuk menyampaikan pesan yang sedang dikampanyekan. Orang ini harus mempunyai jaringan sosial yang cukup luas dan dipercaya dan media yang mudah diakses oleh semua orang. 
  2. Pesan atau ajakan yang akan dikampanyekan yang mudah diingat dan menggugah orang untuk membuat orang untuk mengikutinya. 
  3. Lingkungan yang mendukung dan waktu yang tepat untuk melancarkan program viral marketing.

Komponen Viral Marketing 

Menurut Nurlaela dkk (2013), terdapat beberapa komponen dalam viral marketing yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut:

a. Konsumen 

Konsumen saling terhubung satu dengan lainnya dalam suatu jaringan hubungan interpersonal. Anggota keluarga dan kerabat saling berinteraksi secara teratur. Kontak juga terjadi dengan rekan kerja secara reguler pula. Interaksi-interaksi ini mempunyai suatu pola. Terdapat dua komponen yang membentuk pola interaksi ini, yaitu frekuensi dan interaksi. Frekuensi adalah seberapa sering interaksi itu terjadi antar konsumen. Sedangkan kekuatan menunjukan level keterikatan dalam interaksi tersebut. Level keterikatan ini bisa terlihat dari keakraban, ke-intiman, dan sebagainya. Makin akrab pembicaraan antar konsumen, makin erat hubungan di antara mereka.Melalui ikatan-ikatan inilah, informasi mengenai produk, layanan, dan bisnis mengalir dalam suatu jaringan konsumen.Dengan demikian, terjadilah pemasaran dari mulut ke mulut.

b. Buzz 

Sebenarnya, konsumen bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Untuk dapat berhasil maka diperlukan topik yang hangat, menarik, dan unik untuk dibicarakan dengan konsumen lain. Tanpa topik yang menarik ini, pemasaran tidak akan memperbanyak diri dengan sendirinya. Topik yang menarik seperti gosip, berita terkini terbukti membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela. Bahan/topik pembicaraan ini dikenal dengan istilah Buzz. Para pemasar harus menemukan bahan pembicaraan yang menarik bagi para konsumen.yang menarik seperti gosip, berita terkini terbukti membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela. Bahan atau topik pembicaraan ini dikenal dengan istilah Buzz. Para pemasar harus menemukan bahan pembicaraan yang menarik bagi para konsumen.

c. Kondisi yang mendukung 

Terdapat dua faktor psikologi pendukung yang membuat konsumen terdorong untuk membicarakan suatu produk secara positif, yaitu: 

  1. Peer Pressure. Peer Pressure adalah pengaruh dari kelompok sebaya, sejenis (peer group) agar seseorang mengubah perilaku, kebiasaan dan nilai dirinya agar dapat diterima dalam kelompok tersebut. Peer preesure memberikan tekanan pada seseorang untuk mengikuti kelompoknya, baik dia sebenarnya menginginkannya atau tidak. Peer pressure membuat orang melakukan sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan. 
  2. Prestise. Prestise atau kebanggaan pada dasarnya merupakan kebutuhan semua orang. Semua orang ingin dipandang dan dihormati oleh orang sekitarnya. Orang melakukan berbagai cara untuk membuat dirinya lebih terpandang, mulai dari membeli barang - barang mewah, tampil di muka umum, berderma dan salah satunya dengan menunjukan pengetahuan dan kepandaian yang dimilikinya.

Kelebihan Viral Marketing 

Menurut Farih dkk (2019), terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan strategi viral marketing untuk proses pemasaran produk atau jasa, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Internet telah menyatukan jutaan orang didunia cukup hanya dengan menekan tombol. 
  2. Cepatnya penyebaran informasi melalui internet tidak bisa dibandingkan dengan sarana informasi lainnya. Pengaruh eksponet internet sangat unik. Hanya dalam hitungan detik, sebuah pesan dapat dibaca oleh banyak orang diseluruh dunia. 
  3. Kekuatan viral marketing membuat biaya yang dikeluarkan untuk menyebarkan informasi itu sangat kecil. 
  4. Viral marketing memberikan kredibilitas instan pada perusahaan atau produk dan pengguna jasa internet yang paling ramah melalui pengiriman pesan. 
  5. Viral marketing bisa diukur, melacak dan menganalisa keefektifan kampanye yang sudah dilakukan.

Daftar Pustaka

  • Glennardo, Yoshua. 2018. Pengaruh Celebrity Endorser Slank terhadap Minat Berdonasi Masyarakat pada Organisasi Non-Profit Profauna.  Jurnal ARSIMONIA, Vol.5, No.1, APRIL 2018.
  • Helianthusonfri, J., dan Java Creativity. 2012. Buku Pintar Facebook dan Twitter Marketing. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  • Helianthusonfri, J. 2016. YouTube Marketing. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  • Turban. 2018. Electronic Commerce 2018: A Managerial and Social Networks Perspective. Switzerland: Springer.
  • Kotler, P., dan Armstrong, G. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
  • Wilson, K.J. 2000. Managing the Industrial Salesforce of the 1990s. Journal of Marketing Management.
  • Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Nurlela, T.S., dan Wilujeng, S.SP. 2013. Pengaruh Viral Marketing terhadap Keputusan Pembelian Pada PT. X. Bandung: Universitas Widyatama.
  • Hamdani, M.Y., dan Mawardi, M.K. 2018. Pengaruh Viral Marketing terhadap Kepercayaan Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.60, No.1, Juli 2018.
  • Andini, N.P., dkk. 2014. Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan Pelanggan dan Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Angkatan 2013 yang Melakukan Pembelian Online Melalui Media Sosial Instagram). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.11, No.1, Juni 2014.
  • Surniandari, Artika. 2017. Viral Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Produk Sariz. Jurnal Widya Cipta, Vol.1, No.1, Maret 2017.
  • Farih, A., Jauhari, A., dan Widodo, E. 2019. Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Terhadap Pengambilan Keputusan Kursus Bahasa Inggris Pare Dengan Viral Marketing Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.4, No.1, Januari 2019.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Viral Marketing (Pengertian, Aspek, Karakteristik, Komponen dan Kelebihan). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2020/09/viral-marketing.html