Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Body Image (Pengertian, Aspek, Indikator, Jenis dan Gangguan)

Body image atau citra tubuh adalah gambaran mental yang terbentuk terhadap karakteristik fisik dan fungsional tubuh, seperti ukuran, bentuk, berat maupun estetika tubuh berdasarkan persepsi, evaluasi dan penilaian terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan serta pendapat orang lain terhadap dirinya.

Body Image (Pengertian, Aspek, Indikator, Jenis dan Gangguan)

Body image merupakan sebuah gambaran, pikiran, ide, persepsi dan sikap seseorang terhadap bentuk tubuh yang mengarah kepada penampilan fisik, dengan disertai keyakinan dan penilaian positif dan negatif akan penampilannya di hadapan orang lain dan bagi orang lain. Sebenarnya, apa yang dipikirkan dan rasakan, belum tentu mempresentasikan keadaan yang saat ini, namun lebih merupakan hasil penilaian diri yang bersifat subjektif.

Pembentukan body image merupakan hasil dari timbal balik antara peristiwa di lingkungan sekitar kognitif, afektif proses fisik dan perilaku individu. Gambaran tubuh terdiri dari hubungan pribadi individu dengan tubuhnya sendiri yang mencakup persepsi pikiran, perasaan, dan tindakan yang berhubungan dengan penampilan fisik yang dikonseptualisasikan terdiri dari empat yaitu persepsi, kognisi, afeksi, dan perilaku.

Berikut definisi dan pengertian body image atau citra tubuh dari beberapa sumber buku:

  • Menurut Carsini (2002), body image adalah gambaran mental yang terbentuk tentang tubuh seseorang secara keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap terhadap karakteristik tersebut.
  • Menurut Widiatmojo (2006), body image adalah persepsi mengenai daya tarik fisik, persepsi mengenai ukuran dan berat tubuh, serta persepsi mengenai kepuasan terhadap aspek-aspek fisik tubuh. 
  • Menurut Smolak dan Thompson (2009), body image adalah gambaran yang dimiliki seseorang mengenai tubuhnya dalam bentuk kepuasan dan ketidakpuasan yang merupakan hasil dari pengalaman subjektif individu. 
  • Menurut Thompson (2000), body image adalah evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat tubuh ataupun aspek tubuh lainnya yang mengarah pada penampilan fisik seseorang. 
  • Menurut Rombe (2014), body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana orang tersebut akan memersepsikan dan memberikan penilaian terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, serta bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. 
  • Menurut Naimah (2008), body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya dari segi ukuran, bentuk maupun estetika berdasarkan evaluasi individual dan pengalaman efektif terhadap atribut fisiknya.

Aspek-aspek Body Image 

Menurut Cash (2012), terdapat beberapa aspek yang mendasari pengukuran body image pada seorang individu, yaitu sebagai berikut: 

  1. Evaluasi penampilan (appearance evaluation). Aspek ini merupakan kemampuan individu dalam mengukur kepuasan-ketidakpuasan relatif individu dengan penampilan keseluruhan serta menilai perasaan keseluruhan dan evaluasi penampilan, misalnya "Saya suka penampilan tubuh saya" atau "Tubuh saya menarik secara seksual". 
  2. Orientasi penampilan (appearance orientation). Aspek orientasi penampilan adalah bagaimana individu menilai seberapa penting penampilannya terhadap orang lain, perhatiannya terhadap penampilan, dan usaha untuk memperbaiki serta meningkatkan penampilannya. Orientasi penampilan juga disebut sebagai investasi perilaku-kognitif individu dalam penampilan. Usaha yang biasa diinvestasikan melalui pakaian, rambut, diet, dan praktik perawatan sehari-hari serta meningkatnya popularitas bedah plastik. 
  3. Kepuasan terhadap bagian tubuh (body areas satisfaction). Aspek ini menggambarkan individu menilai kepuasan terhadap berat badan dan mengukur kepuasan terhadap aspek-aspek tertentu atau area spesifik dari tubuhnya. Adapun aspek-aspek tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan penampilan secara keseluruhan. 
  4. Kecemasan untuk menjadi gemuk (overweight preoccupation). Menggambarkan kecemasan dan kekhawatiran individu terhadap kegemukan atau menjadi gemuk. Hal ini membuat individu waspada akan berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makannya. 
  5. Pengkategorian tubuh (self classified weight). Menggambarkan bagaimana individu memersepsi dan menilai berat badannya dengan rentang penilaian berat badan yang sangat kurus sampai dengan yang sangat gemuk.

Sedangkan menurut Thompson (2000), aspek-aspek yang mendasari pembentukan body image adalah sebagai berikut: 

  1. Aspek persepsi terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan secara keseluruhan. Bentuk tubuh merupakan suatu simbol dari diri seorang individu, karena dalam hal tersebut individu dinilai oleh orang lain dan dinilai oleh dirinya sendiri. Selanjutnya bentuk tubuh serta penampilan baik dan buruk dapat mendatangkan perasaan senang atau tidak senang terhadap bentuk tubuhnya sendiri. 
  2. Aspek perbandingan dengan orang lain. Adanya penilaian sesuatu yang lebih baik atau lebih buruk dari yang lain, sehingga menimbulkan suatu prasangka bagi dirinya ke orang lain, hal-hal yang menjadi perbandingan individu ialah ketika harus menilai penampilan dirinya dengan penampilan fisik orang lain. 
  3. Aspek sosial budaya (reaksi terhadap orang lain). Seseorang dapat menilai reaksi terhadap orang lain apabila dinilai orang itu menarik secara fisik, maka gambaran orang itu akan menuju hal-hal yang baik untuk menilai dirinya.

Indikator Pengukuran Body Image 

Menurut Cash dan Pruzinsky (2002), terdapat beberapa indikator dalam pengukuran tingkat body image pada seseorang, yaitu sebagai berikut:

a. Persepsi 

Indikator ini menjelaskan mengenai bagaimana individu memiliki, ukuran, bentuk, dan berat tubuhnya yang ideal. Pemahaman mengenai persepsi pada konsep body image termasuk mengukur estimasi bagian-bagian tubuh secara keseluruhan.

b. Afeksi 

Indikator ini menjelaskan mengenai perasaan yang dialami individu terkait dengan kondisi tubuhnya. Perasaan tersebut terkait dengan kondisi penampilan dan bentuk tubuh individu. Afeksi menunjukkan bagaimana perasaan seseorang terhadap penampilan tubuhnya.

c. Kognitif 

Komponen kognitif menjelaskan mengenai penampilan tubuhnya. Komponen ini menunjukkan sikap yang lebih jauh dari sekedar merasakan, individu pada tahap ini mulai merencanakan apa yang harus dia lakukan untuk mencapai bentuk dan bentuk penampilan yang ideal.

d. Perilaku 

Perilaku tetap termasuk dalam konsep body image. Dalam pengukuran yang dilakukan terhadap perilaku pada body image memiliki keterkaitan dengan berat badan, sehingga item yang muncul terkait dengan upaya-upaya dalam menjaga barat badan seperti melakukan puasa, diet, dan bahkan penggunaan obat penurunan.

Jenis-jenis Penilaian Body Image 

Menurut Irianita (2007), bentuk penilaian terhadap body image dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Body image positif 

Orang yang memiliki body image positif akan cenderung merasa puas terhadap kondisi tubuhnya, memiliki harga diri yang tinggi, penerimaan jati diri yang tinggi, rasa percaya diri akan kepedulian terhadap kondisi badan dan kesehatannya sendiri, serta adanya kepercayaan diri ketika menjalani hubungan dengan orang lain. Persepsi yang tepat dan benar terhadap bentuk tubuh diri sendiri, menghargai bentuk alamiah merasa gembira dan menerima tubuh sebagai sesuatu yang unik menolak memikirkan hal-hal yang tidak masuk akal (seperti: khawatir terhadap makanan, berat badan, dan kalori), merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuh yang dimiliki.

b. Body image negatif 

Orang yang memiliki body image yang negatif akan cenderung merasa tidak puas atau malu terhadap kondisi tubuhnya sehingga tidak jarang menimbulkan depresi, memiliki harga diri yang rendah atau bahkan merasa dirinya tidak berharga. Mengalami distorsi persepsi terhadap bentuk tubuh sendiri, meyakini bahwa orang lain lebih menarik, merasa ukuran atau bentuk tubuh adalah pertanda dari kegagalan personal merasa malu, merasa cemas terhadap tubuh, merasa tidak nyaman dan merasa aneh dengan tubuh yang dimiliki.

Gangguan Body Image 

Gangguan body image merupakan pemikiran dan perasaan negatif seseorang mengenai tubuhnya. Menurut Cash dan Pruzinsky (2002), gangguan body image dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:

a. Body image distortion 

Apabila komponen yang terganggu adalah komponen persepsi maka gangguan body image yang dialami adalah distorsi body image. Apabila individu mengalami distorsi body image maka ia tidak mampu memperkirakan (mengestimasi) ukuran tubuhnya secara tepat.

b. Body image disatisfaction 

Ketidakpuasaan body image dapat dilihat dari bagaimana individu menilai tubuhnya. Bila individu menilai penampilan tidak sesuai dengan standar pribadinya, maka ia akan menilai rendah tubuhnya. Body image adalah komponen yang penting dalam hidup manusia karena apabila terdapat gangguan pada body image dapat mengakibatkan banyak hal, seperti rendahnya self esteem, gangguan pola makan (disordered eating), diet yang tidak sehat, depresi dan juga anxiety.

Faktor yang Mempengaruhi Body Image 

Faktor-faktor yang dianggap dapat mempengaruhi body image pada diri seseorang antara lain adalah sebagai berikut: 

  1. Persepsi. Persepsi berhubungan dengan ketepatan seseorang dalam memersepsi atau memperkirakan ukuran tubuhnya. Perasaan puas atau tidaknya seseorang dalam menilai bagian tubuh tertentu berhubungan dengan komponen ini. 
  2. Tahap perkembangan. Perkembangan adalah pengalaman di masa kecil dan remaja terhadap hal-hal yang berkaitan dengan body imagenya saat ini, khususnya saat pertama kali menstruasi serta perkembangan seksual sekunder yang terkait dengan kejadian penting terhadap body image.
  3. Sosiokultural. Masyarakat akan menilai apa yang baik dan tidak baik tidak terkecuali dalam hal kecantikan. Trend yang berlaku di masyarakat berpengaruh terhadap body image seseorang. Trend tentang bentuk tubuh ideal dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap tubuhnya.
  4. Media massa. Media massa berperan sangat besar dalam menyebarkan informasi mengenai standar tubuh yang ideal. Media tidak hanya memberikan informasi mengenai bentuk tubuh ideal tapi juga memberitahukan cara mencapainya melalui artikel mengenai diet dan olahraga. 
  5. Tren yang berlaku di masyarakat. Tren yang sedang berlaku di masyarakat sangat mempengaruhi body image seseorang. Tren tentang bentuk tubuh ideal dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap tubuhnya. Adanya tuntutan untuk selalu tampil menarik dan mempunyai bentuk tubuh ideal dapat mempengaruhi wanita untuk mencapai bentuk tubuh ideal. 
  6. Orang tua. Orang tua dapat mempengaruhi perkembangan body image anak antara lain dengan cara memilih dan mengomentari pakaian dan penampilan anak, atau menganjurkan anak untuk berpenampilan dengan cara tertentu dan menghindari makanan tertentu. 
  7. Teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, panduan moral, tempat bereksperimen, dan seting untuk mendapatkan otonomi serta independensi dari orang tua. 
  8. Jenis kelamin. Jenis kelamin dianggap berkontribusi secara signifikan dalam citra tubuh ideal. Hal ini di dukung dengan, laki-laki secara konsisten melaporkan kepuasan akan citra tubuh yang lebih besar dibandingkan perempuan. Perempuan memiliki evaluasi akan citra tubuh yang negatif dan di pengaruhi dengan bagaimana cara perempuan tersebut melihat dirinya.
  9. Agama. Agama memiliki pemahaman mengenai citra tubuh berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam agama. Agama memiliki pengaruh yang besar akan masyarakat dalam memandang dan memaknai citra tubuhnya berdasarkan ketentuan yang ada dan diajarkan dalam agama itu sendiri. 

Daftar Pustaka

  • Carsini, Ray. 2002. The Dictionary of Psychology. USA: Brunner-Rout ledge.
  • Widiatmojo, B. 2006. Peranan Citra Tubuh terhadap Seksual dalam Perkawinan. Jurnal Paramedia, Vol.7, No.4.
  • Smolak, Linda & Thompson. 2009. Body Image, Eating Disorders, and Obesity in Youth. Washington: American Psychological Asociation.
  • Thompson, J.K. 2000. Body Image, Eating Disorder, and Obesity an Integrative Guide for Asesment and Treatment. Washington: American Psychological Association.
  • Rombe, S. 2014. Hubungan Body Image dan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri di SMA Negeri 5 Samarinda. eJournal Psikologi.
  • Naimah, T. 2008. Pengaruh Komparasi Sosial pada Public Figure di Media Massa terhadap Body Image Remaja di Kecamatan Patikraja. Jurnal Psikologi Penelitian Humaniora, V.9, No.2.
  • Cash, T.F. 2012. Encyclopedia of Body Image and Human Appearance. California: Elsevier.
  • Cash T.F., & Pruzinsky, T. 2002. Body Image: A Handbook of Theory, Researchand Clinical Practice. New York: Guilford Press.
  • Irianita, J.W. 2007. Body Image Mahasiswa yang Menggunakan Tato. Malang: Universitas Brawijaya.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Body Image (Pengertian, Aspek, Indikator, Jenis dan Gangguan). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2021/03/body-image.html