Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model Pembelajaran Advance Organizer

Model pembelajaran advance organizer adalah suatu metode pembelajaran bermakna yang digunakan untuk menguatkan struktur kognitif siswa dimana proses belajar yang dilakukan dengan cara memberikan peta-peta jalan kognitif yang mengaitkan informasi baru dengan pada konsep-konsep relevan sehingga siswa dapat mengingat dan menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki.

Model Pembelajaran Advance Organizer

Model pembelajaran advance organizer diperkenalkan pertama kali oleh David Ausubel pada tahun 1971. Menurut Ausubel materi baru yang akan diberikan oleh guru akan lebih efektif bila dia mengetahui struktur kognitif siswanya. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Dengan kata lain, struktur kognitif merupakan jenis pengetahuan tertentu yang ada dalam pikiran. Struktur kognitif yang ada dalam diri seseorang merupakan faktor utama yang menentukan apakah materi baru akan bermanfaat atau tidak dan bagaimana pengetahuan yang baru ini dapat diperoleh dan dipertahankan dengan baik.

Advance organizer bertujuan untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi baru dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan juga membantu pengajar membedakan materi baru dan materi yang dipelajari sebelumnya. Advance organizer digunakan untuk mengarahkan para siswa pada informasi/materi yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan sehingga dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran advance organizer dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Dahar (2011), advance organizer adalah konsep belajar bermakna dimana suatu proses belajar yang dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. 
  • Menurut Harsanto (2007), advance organizer adalah model pembelajaran yang digunakan untuk menguatkan struktur kognitif siswa sehingga tercipta kebermaknaan dalam belajar yang bertujuan untuk memberi siswa informasi yang mereka butuhkan untuk mempelajari pelajaran atau membantu mereka dalam mengingat dan menerapkan pengetahuan yang telah mereka miliki. 
  • Menurut Haryono (2001), advance organizer adalah peta-peta jalan kognitif dalam diri siswa, sehingga siswa dapat mengenali pengetahuan awal mereka sendiri dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari.

Aspek-aspek Advance Organizer 

Menurut Harsanto (2007), proses pembelajaran menggunakan model advance organizer memiliki beberapa aspek yang mendukung strategi di dalamnya, yaitu: 

  1. Mengaktifkan siswa. Kegiatan pembelajaran Advance Organizer harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan, dan guru sebagai fasilitatornya. Artinya, selama proses pembelajaran, guru berfungsi sebagai penyedia atau pembimbing untuk mempermudah kegiatan pembelajaran. Dengan begitu suatu materi yang dipelajari siswa bukan sesuatu yang dicekcokkan, tetapi sesuatu yang dicari, dipahami, kemudian dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. 
  2. Memvariasikan pengelolaan kelas. Untuk menciptakan proses pembelajaran di kelas dengan siswa yang aktif, asyik dan senang, serta hasilnya memuaskan, guru harus menciptakan variasi dalam pengelolaan kelas. 
  3. Meningkatkan interaksi belajar. Kalau selama ini proses pembelajaran hanya searah, yakni dari guru ke siswanya, sehingga guru selalu mendominasi proses pembelajaran, akibatnya suasana belajar menjadi kaku, monoton dan membosankan. Untuk itu, perlu diupayakan suasana belajar yang lebih hidup, yaitu dengan cara menumbuhkan interaksi antar siswa melalui kegiatan diskusi, tanya jawab, bermain peran, game dan sejenisnya.

Bentuk-Bentuk Advance Organizer 

Menurut Aziz (2009), model pembelajaran advance organizer terdiri dari dua bentuk, yaitu sebagai berikut:

a. Expository advance organizer 

Advance organzer komporatif digunakan jika materi baru yang mirip dengan pengetahuan yang telah ada. Advance Organzer komporatif ini dirancang untuk membedakan antara konsep baru dan konsep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan kesamaan antar keduanya. Bentuk ini dirancang jika akan menjelaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa bagian yang saling berhubungan. Bentuk ini bertujuan untuk membantu memperluas pemahaman konsep bagi siswa. Contohnya; jika kita ingin menjelaskan tentang sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan terlebih dahulu dijelaskan tentang struktur bentuk bilangan pecahan.

b. Comparative advance organizer 

Advance organzer ekspositori akan digunakan jika materi tidak familier bagi siswa. Advance organzer ekspositori ini dipresentasikan perancah intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan informasi baru yang mereka temui. Bentuk ini dirancang untuk mengintegrasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah siswa miliki dalam struktur kognitifnya. Bentuk ini bertujuan mempertajam dan memperluas pemahaman konsep. Contohnya; konsep bentuk operasi hitung pada bilangan bulat berhubungan dengan pecahan, untuk itu jika kita ingin menjelaskan konsep bentuk operasi hitung pada bilangan bulat melalui pemahaman terhadap perbandingan antar pemahaman konsep struktur operasi hitung pada bilangan bulat (konsep lama) dengan struktur pecahan (konsep baru) maka siswa akan mengintegrasikan konsep baru tersebut.

Langkah-langkah Pembelajaran Advance Organizer 

Menurut Suprijono (2016) dan Harsanto (2007), langkah-langkah atau tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model advance organizer adalah sebagai berikut:

1. Penyajian advance organizer

Tahap ini terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, menyajikan organizer yang disajikan sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali sebelum materi diberikan yang bertujuan untuk mengintegrasikan, menghubungkan dan membedakan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya, membangun struktur kognitif siswa dengan mengarahkan siswa untuk merespon organizer yang telah disajikan guru yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan sehingga menjadi stimulus dalam menerima materi pembelajaran yang akan dilakukan.

2. Penyajian bahan pelajaran 

Tahap ini guru membuat organisasi secara tegas, dan urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit, memelihara suasana agar penuh perhatian dan menyajikan bahan. Fase kedua ini dapat dikembangkan dalam bentuk diskusi, ekspositori, atau siswa memperhatikan gambar-gambar, melakukan percobaan atau membaca teks, yang masing-masing diarahkan pada tujuan pengajaran pada langkah-langkah pertama, pengembangan sistem hierarki dalam KBM. Langkah ini merupakan ciri khas dari model pembelajaran ini dimana pembahasan pengalaman belajar dilakukan dengan cara menandai dan merumuskan hal-hal yang terjadi dan menyebarkan penemuan-penemuan kepada semua siswa. Hal inilah yang membedakan dari belajar mengalami (experiental learning) yang berpusat pada pengalaman belajar yang diarahkan oleh siswa.

3. Penguatan struktur kognitif 

Tahap terakhir bertujuan untuk menempatkan materi pelajaran baru ke dalam struktur kognitif siswa. Pada fase ini disarankan agar guru mencoba untuk menggabungkan informasi baru ke dalam susunan pelajaran yang sudah direncanakan untuk pelajaran permulaan dengan mengingatkan siswa bagaimana setiap rincian khusus yang berhubungan dengan gambar besar. Siswa juga ditanya untuk melihat apakah mereka telah mengerti pelajaran yang disampaikan guru. Akhirnya siswa diberi kesempatan untuk memperluas pengertian mereka melebihi isi pelajaran yang disampaikan guru. Terdapat beberapa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menguatkan struktur kognitif siswa, yaitu; 1) menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif, 2) meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima), 3) meningkatkan pendekatan kritis tentang bahan pokok, dan mengklarifikasikan dengan cara memberi tambahan informasi baru atas atau mengaplikasikan gagasan ke dalam situasi baru atau contoh lain.

Kelebihan dan Kekurangan Advance Organizer 

Setiap model pembelajaran umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran advance organizer. Menurut Suprijono (2016), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran advance organizer adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Kelebihan atau keunggulan advance organizer, yaitu: 

  1. Siswa dapat berinteraksi dengan memecahkan masalah untuk menemukan konsep-konsep yang dikembangkan. 
  2. Membangkitkan perolehan materi akademis dan keterampilan sosial siswa. 
  3. Mendorong peserta didik mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan (siswa semakin aktif).
  4. Melatih peserta didik meningkatkan keterampilannya melalui diskusi kelompok. 
  5. Meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik baik secara individu maupun kelompok.

b. Kekurangan 

Kekurangan atau kelemahan advance organizer, yaitu: 

  1. Metode ini memakan banyak waktu. 
  2. Tidak setiap guru mempunyai semangat dan kemampuan mengajar dengan metode ini. 
  3. Kelas harus kecil karena metode ini memerlukan perhatian guru terhadap masing-masing siswa.

Daftar Pustaka

  • Dahar, R.W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
  • Haryono. 2001. Model Pembelajaran Interaktif. Surabaya: UNESA.
  • Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.
  • Aziz, Abdul. 2009. Model Advance Organizer dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Ta’allum, Vol.19, No.1.
  • Suprijono. Agus. 2016. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model Pembelajaran Advance Organizer. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2021/05/model-pembelajaran-advance-organizer.html