Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau berpikir tingkat yang lebih tinggi adalah kemampuan, proses atau cara berpikir individu pada tingkat yang lebih tinggi dengan cara mengambil informasi baru, menyimpan dalam memori yang saling terkait, kemudian mengatur ulang dan memperluas informasi untuk mencapai tujuan atau menemukan kemungkinan jawaban dalam situasi membingungkan.
Higher order thinking skills merupakan pemikiran tingkat tinggi melalui proses menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Higher order thinking skills bukan berupa menghafalkan fakta, mengemukakan fakta, atau menerapkan peraturan, rumus, dan prosedur, namun lebih berupa kemampuan menganalisis, evaluasi dan kreasi, penalaran logis (logical reasoning), pengambilan keputusan (judgement), berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas dan berpikir kreatif.
Higher order thinking skills mencakup dua karakteristik utama yaitu kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif. Pemikiran tingkat tinggi menggabungkan keterlibatan mental dengan ide, objek, dan situasi secara logis, elaboratif menunjukkan orientasi ke arah pengetahuan yang kompleks.
Berikut definisi dan pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau berpikir tingkat tinggi dari beberapa sumber buku:
- Menurut Saputra (2016), higher order thinking skills adalah proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep meliputi kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan.
- Menurut Brookhart (2010), higher order thinking skills adalah kemampuan berpikir yang meliputi kemampuan analisis, evaluasi dan kreasi, penalaran logis (logical reasoning), pengambilan keputusan (judgement), berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas dan berpikir kreatif.
- Menurut Lewis dan Smith (1993), higher order thinking skills adalah pemikiran tingkat tinggi yang terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan menyimpan dalam memori yang saling terkait serta mengatur ulang dan memperluas informasi untuk mencapai tujuan atau menemukan kemungkinan jawaban dalam situasi membingungkan.
- Menurut Nugroho (2018), higher order thinking skills adalah cara berpikir yang lebih tinggi daripada menghafalkan fakta, mengemukakan fakta, atau menerapkan peraturan, rumus, dan prosedur. Berpikir dengan level tertinggi yang terdiri dari menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Dimensi Higher Order Thinking Skills
Taksonomi Bloom pada ranah kognitif merupakan dasar bagi keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan istilah Higher Order Thingking Skills (HOTS). Dimensi proses kognitif dalam Taksonomi Bloom digambarkan seperti di bawah ini.
Gamber di atas menjelaskan kemampuan berpikir dari tingkat rendah sampai tinggi. Dimensi proses kognitif yang termasuk dalam kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) adalah kemampuan menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate) dan mencipta/mengkreasi (create). Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), penjelasan masing-masing kemampuan berpikir tingkat tinggi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis (Analyze)
Kemampuan menganalisis adalah kemampuan yang menjabarkan atau menganalisis sesuatu yang kompleks menjadi hal/bagian yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Kemampuan menganalisis merupakan kemampuan terendah di antara kemampuan lain yang termasuk dalam higher order thinking skills. Kata kerja yang termasuk dalam kemampuan analisis ialah membedakan (differentiating), mengorganisasikan (organizing), dan mengaitkan (attributing).
b. Mengevaluasi (evaluate)
Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan untuk membuat keputusan (judgement) tentang sesuatu berdasarkan kriteria/standar yang telah ditetapkan. Kata kerja operasional yang termasuk dalam kemampuan mengevaluasi adalah menilai, membandingkan, mengkritik, menyimpulkan, membedakan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan.
c. Mencipta/Mengkreasi (create)
Kemampuan mencipta/mengkreasi mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan untuk menghasilkan suatu produk baru. Kemampuan mengkreasi yaitu mengkreasikan ide atau gagasan sendiri. Kata kerja yang termasuk dalam kemampuan mengkreasi adalah menghasilkan, merencanakan, dan memproduksi.
Jenis-jenis Higher Order Thinking Skills
Higher order thinking skills merupakan kemampuan berpikir yang di dalamnya termasuk berpikir kritis, logis, reflektif, metakognisi dan kreatif. Menurut Hamidah (2018), jenis-jenis keterampilan berpikir higher order thinking skills adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills)
Berpikir kritis mengandung makna suatu kegiatan mental yang dilakukan seseorang untuk dapat memberi pertimbangan dengan menggunakan ukuran tertentu. Kemampuan berpikir dalam level kritis adalah mampu menyampaikan sesuatu dengan berbagai pertimbangan dan alasan yang masuk akal yang mampu dilakukan oleh pribadi yang cakap. Keterampilan berpikir kritis sangat penting di dalam aktivitas-aktivitas harian manusia dan hanya pribadi-pribadi yang cakap yang memiliki kemampuan untuk berkembang. Adapun bentuk-bentuk berpikir kritis antara lain yaitu:
- Sikap penyelidikan yang melibatkan kemampuan untuk mengenali keberadaan dan penerimaan kebutuhan umum untuk bukti dalam apa yang ditegaskan untuk menjadi kenyataan.
- Pengetahuan tentang alam dari kesimpulan yang valid, abstraksi dan generalisasi dimana bobot akurasi berbagai jenis bukti ditentukan secara logis.
- Keterampilan dalam menggunakan dan menerapkan di atas sikap dan pengetahuan.
b. Keterampilan berpikir kreatif (creative thinking skills)
Keterampilan berpikir kreatif adalah keterampilan yang mencakup hal atau ide baru yang dimiliki dan mampu dikembangkan untuk mencapai tujuan. Berpikir kreatif adalah berpikir yang mengarah pada pemerolehan wawasan baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu. Selain itu berpikir kreatif juga mengandung pengertian keterampilan mengembangkan atau menemukan ide atau gagasan asli, estetis dan konstruktif, yang berhubungan dengan pandangan dan konsep serta menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir.
c. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving skills)
Keterampilan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan pemikiran kritis, logis, dan sistematis. Pemecahan masalah merupakan upaya untuk mengatasi rintangan yang menghambat jalan menuju solusi. Pemecahan masalah sebagai proses penerapan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke situasi baru dan yang tidak biasa (atau tidak terduga). Keterampilan dasar dalam memecahkan masalah meliputi beberapa hal, di antaranya keterampilan menganalisis masalah, keterampilan mengaitkan konsep yang relevan dengan masalah, dan keterampilan merencanakan alternatif penyelesaian yang tepat.
Indikator Higher Order Thinking Skills
Menurut Lewy, Zulkardi, dan Aisyah (2009), indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi yang meliputi tiga deskriptor dari setiap kemampuan yaitu kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Adapun indikator tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis
- Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya.
- Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
- Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.
b. Mengevaluasi
- Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
- Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian.
- Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Mengkreasi
- Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu.
- Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.
- Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.