Kemampuan dan Perkembangan Belajar Kognitif
Kemampuan atau perkembangan belajar kognitif adalah kemampuan individu yang berhubungan dengan aktivitas mental seperti persepsi, pikiran, ingatan, pemahaman dan pertimbangan yang digunakan dalam pengolahan suatu informasi, mendapatkan pengetahuan, beradaptasi terhadap lingkungannya, pemecahan suatu masalah dan merencanakan masa depan.
Istilah kognitif berasal dari bahasa Inggris, yaitu cognitive atau cognition yang artinya mengerti atau pengertian. Untuk selanjutnya istilah kognitif dihubungkan dengan satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
Kognitif merupakan proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik manusia. Kemampuan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar.
Pengertian Kemampuan Belajar Kognitif
Berikut definisi dan pengertian kemampuan atau perkembangan kognitif dari beberapa sumber buku:
- Menurut Susanto (2011), kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
- Menurut Syah (2009), kognitif adalah perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.
- Menurut Sujiono (2013), kognitif adalah kemampuan yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah, memudahkan dalam melakukan tindakan, memperluas kemampuan, dan melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya.
- Menurut Khadijah (2016), kognitif adalah kemampuan belajar atau berpikir atau kecerdasan yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta keterampilan menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana.
- Menurut Desmita (2006), kognitif adalah aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.
Aspek-aspek Perkembangan Belajar Kognitif
Proses belajar yang melibatkan kognitif meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Daryanto (2010), Aspek belajar kognitif terbagi menjadi enam jenjang yang disusun secara hierarki piramidal berdasarkan taksonomi Bloom , yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini merupakan proses berpikir yang paling rendah. Kemampuan mengetahui juga dapat diartikan kemampuan mengenai fakta, konsep, prinsip, dan skill.
Dalam kegiatan belajar perkembangan kemampuan kognitif level dapat ditunjukkan melalui; mengemukakan arti, memberi nama, memuat daftar, menentukan lokasi tempat, dan mendeskripsikan sesuatu, menceritakan sesuatu yang terjadi, dan menguraikan sesuatu yang terjadi. Kata kerja operasional untuk pencapaian indikator ranah kognitif pengetahuan meliputi; mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, menandai, memilih, memberi kode, menghafal, menyatakan, dan menulis.
b. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan demikian, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai aspek. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari hafalan atau ingatan. Kemampuan memahami juga dapat diartikan kemampuan mengerti tentang hubungan antar-faktor, antar-prinsip, antar data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan.
Wujud kegiatan belajar perkembangan kemampuan kognitif level dapat ditunjukkan melalui mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, membedakan, membandingkan, menginterpretasikan data, mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, menjelaskan gagasan pokok, dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri. Kata kerja operasional untuk pencapaian indikator ranah kognitif pemahaman meliputi; mengubah, mempertahankan, membedakan, memperkirakan, menjelaskan, menyatakan secara luas, menyimpulkan, memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri, meramalkan, membandingkan, menghitung, menguraikan, menyimpulkan, mencontohkan, membedakan, menjabarkan.
c. Penerapan (Application)
Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi dari pemahaman.
Kemampuan mengaplikasikan sesuatu juga dapat diartikan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan belajar perkembangan kemampuan kognitif level dapat ditunjukkan melalui; menghitung, melakukan percobaan, membuat model, dan merancang strategi penyelesaian masalah. Kata kerja operasional untuk pencapaian indikator ranah kognitif penerapan meliputi; mengubah, menugaskan, mengurutkan, menentukan, mengalkulasi, mengklasifikasi, membangun, menilai, menggunakan, mengadaptasi, memproses, memecahkan dan menyusun.
d. Analisis (Analysis)
Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Analisis merupakan proses berpikir yang setingkat lebih tinggi dari penerapan atau aplikasi. Kemampuan menganalisis juga dapat diartikan menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, dan penyelesaian atau gagasan serta menunjukkan hubungan antar-bagian itu.
Dalam pembelajaran perkembangan kemampuan kognitif level dapat ditunjukkan melalui; mengidentifikasikan faktor penyebab, merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi, membuat grafik, dan mengkaji ulang. Kata kerja operasional untuk pencapaian indikator ranah kognitif analisis meliputi; menganalisis, mengaudit, memecahkan, mendeteksi, mengkorelasikan, menyimpulkan, mengaitkan, mengukur, mentransfer, dan melatih.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Berpikir sintesis merupakan proses berpikir yang setingkat lebih tinggi dari berpikir analisis.
Kemampuan melakukan sintesis juga dapat diartikan menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau konsep, meramu atau merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu yang baru.
Dalam kegiatan pembelajaran perkembangan kemampuan kognitif level dapat ditunjukkan melalui: membuat desain, menemukan penyelesaian atau solusi masalah, memprediksi, merancang model produk tertentu, dan menciptakan produk tertentu. Kata kerja operasional untuk pencapaian indikator ranah kognitif sintesis meliputi: mengumpulkan, mengategorikan, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, merencanakan, membentuk, merumuskan, menampilkan, memproduksi, menggabungkan, menggeneralisasikan, dan merangkum.
f. Penilaian (Evaluation)
Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. Misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria tertentu. Kemampuan melakukan evaluasi juga dapat diartikan mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik buruk, bermanfaat dan tidak bermanfaat.
Dalam pelajaran perkembangan kemampuan kognitif level dapat ditunjukkan melalui: mempertahankan pendapat, beradu argumentasi, memilih solusi terbaik, menyusun kriteria penilaian, menyarankan perubahan, menulis laporan, membahas suatu kasus, dan menyarankan strategi baru. Kata kerja operasional untuk pencapaian indikator ranah kognitif evaluasi meliputi; mengkritik, menimbang, memutuskan, memisahkan, memutuskan, memisahkan, mempertahankan, memperjelas, membuktikan, memvalidasi, memilih, dan memproyeksikan.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Belajar Kognitif
Menurut Susanto (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan belajar kognitif anak adalah sebagai berikut:
- Faktor Hereditas/Keturunan. Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah membawa potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak lahir. Ahli psikolog Loehlin, Lindzer dan Spuhler berpendapat bahwa taraf intelegensi 75%-80% merupakan faktor keturunan.
- Faktor Lingkungan. John Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori tabula rasa. Taraf intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
- Faktor Kematangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal ini berhubungan dengan usia kronologis. Fisik maupun psikis dikatakan matang apabila telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
- Faktor Pembentukan. Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Ada dua pembentukan yaitu pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Manusia meningkatkan intelegensi untuk bertahan hidup dan penyesuaian diri.
- Faktor Minat dan Bakat. Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Seseorang yang memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya.
- Faktor Kebebasan. Keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan bebas memilih masalah sesuai kebutuhan.
Daftar Pustaka
- Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
- Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Khadijah. 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: IKAPI.
- Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.