Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah strategi belajar yang melibatkan beberapa peserta didik dalam kelompok (3 sampai 5 orang), kemudian pembelajaran dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (Think), hasil berpikir dikomunikasikan dengan berbicara dan membagi ide dengan teman (Talk), dan ditutup dengan menyimpulkan hasil laporan observasi melalui tulisan.
Strategi belajar Think Talk Write (TTW) merupakan model pembelajaran dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Berpikir yaitu siswa mampu untuk menyimak, mengetahui, menanggapi dan menyelesaikan lembar observasi yang berhubungan dengan materi setelah itu siswa mampu untuk mengkomunikasikannya melalui presentasi atau diskusi dengan teman, kemudian menulis dengan membuat laporan secara individu dan kelompok.
Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker dan Lughin pada tahun 1996. Model Think Talk Write merupakan metode pembelajaran berbasis komunikasi. Model pembelajaran ini berusaha membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum siswa diharapkan untuk menuliskan ide-ide tersebut.
Pengertian Strategi Think Talk Write (TTW)
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dari beberapa sumber buku:
- Menurut Ansari dan Martinis (2012), strategi Think Talk Write (TTW) adalah strategi belajar yang melibatkan 3 sd 5 peserta didik, dalam kelompok ini peserta didik diminta membaca dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
- Menurut Ngalimun (2016), strategi Think Talk Write (TTW) adalah strategi yang pembelajarannya dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan hasil presentasi.
- Menurut Suyatno (2009), strategi Think Talk Write (TTW) adalah pembelajaran yang dimulai dengan berfikir, hasil berfikir dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.
- Menurut Amalia (2008), strategi Think Talk Write (TTW) adalah pembelajaran yang dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir dan berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis dalam hal ini melalui observasi.
Aspek-aspek Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Menurut Ansari dan Martinis (2012), aspek-aspek utama yang terdapat dalam model pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah sebagai berikut:
a. Think (berpikir)
Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks atau berisi cerita kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan. Kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa sendiri, membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang dituliskan. Selain itu, belajar rutin membuat/menulis setelah membaca, dapat merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama, dan setelah membaca permasalahan. Membuat catatan dapat mempertinggi pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis.
b. Talk (berbicara, dialog atau berdiskusi)
Siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Siswa menyampaikan ide yang diperoleh pada tahap think yaitu dengan membahas hal-hal yang diketahui dan tidak diketahuinya selama proses pengamatan. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi yang terjadi pada tahap talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran siswa. melalui tahap talk ini peserta didik diberi kesempatan untuk mampu menyalurkan idenya dan mampu bertanya dengan teman diskusinya tentang sesuatu yang belum diketahui sehingga dalam tahap ini ide-ide akan terbentuk dan kualitas berpikir peserta didik akan meningkat.
c. Write (Menulis)
Menulis (write) yaitu menuliskan hasil diskusi atau dialog pada lembar kerja yang disediakan. Aktivitas menulis berarti mengonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu peserta didik dalam membuat hubungan dan memungkinkan pendidik melihat pengembangan konsep peserta didik. Selain itu aktivitas menulis ini bagi pendidik dapat memantau kesalahan peserta didik.
Langkah-langkah Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Menurut Ansari dan Martinis (2012), langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah sebagai berikut:
- Pendidik membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas peserta didik yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya.
- Peserta didik membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual untuk dibawa ke forum diskusi (think).
- Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan (talk). Pendidik berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
- Peserta didik mengonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).
Sedangkan menurut Huda (2013), tahapan dalam proses belajar menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) adalah sebagai berikut:
- Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual (think), untuk dibawa ke forum diskusi.
- Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan (Talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide matematika dalam diskusi.
- Siswa mengonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman dan komunikasi matematika dalam bentuk tulisan (write).
- Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu, dipilih satu atau beberapa orang siswa sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.
Adapun menurut Siswanto dan Ariani (2016), langkah-langkah model pembelajaran Think Talk Write (TTW) menggunakan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah sebagai berikut:
- Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Jika diperlukan berikan sedikit petunjuk.
- Siswa membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu tentang apa yang mereka ketahui dalam masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada siswa. Setelah itu siswa berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini agar siswa dapat membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada bacaan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri.
- Siswa berdiskusi dengan teman kelompok untuk membahas isi catatan yang dibuatnya dan penyelesaian masalah dikerjakan secara individu (Talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide yang dihasilkan dalam diskusi. Metode TTW akan efektif jika terdiri dari 2 sampai 6 siswa yang bekerja untuk menjelaskan, meringkas atau merefleksikan.
- Dari hasil diskusi, siswa secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasa sendiri. Pada tulisan itu siswa menghubungkan ide-ide yang telah diperolehnya melalui diskusi.
- Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.
- Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Selain itu, siswa diwajibkan untuk menerapkan materi yang diperoleh dalam cerita yang ditulis.
Kelebihan dan Kekurangan Think Talk Write (TTW)
Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan strategi belajar Think Talk Write (TTW).
a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah:
- Siswa aktif dalam belajar.
- Melatih daya ingat siswa tentang suatu konsep/informasi.
- Melatih daya pikir yang lebih baik siswa terhadap suatu masalah.
- Memberikan pengalaman belajar kepada siswa, karena siswa banyak berperan aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah:
- Membutuhkan persiapan matang dari guru untuk menggunakan model ini.
- Menuntut siswa untuk terus berpikir, berkomunikasi, dan menulis.
- Memerlukan banyak waktu.
- Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan model pembelajaran TTW.
Daftar Pustaka
- Ansari, Bansu I dan Martinis, Yamin. 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: GP Press Group.
- Ngalimun. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
- Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana.
- Amalia, I. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
- Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Siswanto, Wahyudi dan Ariani, Dewi. 2016. Model Pembelajaran Menulis Cerita. Bandung: Reflika Aditama.